x

Mandul di Anniversary Cup, 3 Bukti Timnas Indonesia Darurat Striker Lokal

Selasa, 1 Mei 2018 15:57 WIB
Penulis: Rafif Rahedian | Editor: Isman Fadil
Kemelut di gawang Korea Utara gagal dimanfaatk oleh Spaso.

Lini serang Timnas Indonesia U-23 saat ini terbilang tidak begitu produktif. Pasalnya, hingga putaran kedua dalam ajang Anniversary Cup 2018 Tim Garuda Muda masih belum menciptakan gol.

Padahal pada pertandingan kontra Korea Utara pada Senin (30/04/18) kemarin, Indonesia kerap kali mengancam gawang lawan. Namun, sejumlah usaha tersebut tidak mampu dimaksimalkan dengan baik oleh lini serang Indonesia.

Permasalahan ini pun dibenarkan langsung oleh pelatih Luis Milla. Iamengakui bahwa dua striker yang dimiliki Indonesia saat ini, Lerby Eliandry dan Ilija Spasojevic sudah sangat baik, namun permasalahannya adalah mereka belum mampu menciptakan gol.

Berikut INDOSPORT merangkum beberapa alasan yang membuat lini serang Timnas Indonesia tumpul.

Baca Juga

1. 1. Daftar Top Skor Liga Indonesia Dijajah Pemain Asing

Fernando Rodriguez Ortega, David da Silva dan Ezechiel NDouassel.

Hampir seluruh tim Liga 1 2018 memilih untuk mempercayakan lini serangnya kepada para pemain asing. Hal itu dilakukan agar membuat klubnya lebih produktif sepanjang gelaran kompetisi Liga 1.

Keputusan itu pun berbuah manis bagi sebuah klub. Mengingat, salah satu pemain asing mereka terbilang subur di ajang ini. Bahkan, pencetak gol terbanyak Liga 1 musim ini didominasi oleh pemain asing.

Hal ini pun memberikan dampak buruk bagi kualitas penyerang-penyerang lokal. Tak heran jika sampai saat ini permasalahan Timnas Indonesia adalah penyelesaian akhir.


2. 2. Banyak Pemain Asing yang Berposisi Striker

Marko Simic berlatih.

Klub-klub Liga 1 musim ini berbondong-bondong untuk mendapatkan pemain asing berkualitas, meski harus menggelontorkan dana besar. Tak mau menerima rugi, klub-klub itu pun mencari pemain yang bisa mendongkrak produktivitas di lini serang.

Situasi ini pun menjadi sorotan tersendiri bagi mantan bek kiri Timnas Indonesia, Aji Santoso. Dirinya pun memberikan saran agar sejumlah klub berani memberikan kesempatan kepada para penyerang muda.

“Pelatih harus berani memberikan kesempatan kepada penyerang muda, karena memang sekarang jarang terlihat pemain seperti Kurniawan Dwi Yulianto dan Bambang Pamungkas," ujarnya, dikutip dari CNN.

"Ya, ini kan menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi kita semua. Tak hanya PSSI, tapi seluruh pelaku sepak bola Indonesia,” lanjutnya.


3. 3. Penyerang Lokal Minim Jam Terbang

Penyerang Arema FC, Rivaldy Bawuo.

Dari penjelasan yang sudah disebutkan sebelumnya, jelas membuktikan bahwa sejumlah klub masih belum berani memberikan menit bermain kepada penyerang lokal. Klub-klub itu tak mau mengambil risiko untuk memberikan tugas berat kepada pemain local.

Luis Milla pun juga mencium adanya kesalahan yang terjadi di kasta tertinggi sepakbola Indonesia ini. pelatih berkebangsaan Spanyol tersebut pun langsung memberikan kepada klub-klub Liga 1 untuk memberikan menit bermain yang ideal kepada penyerang lokal.

''Saya lihat di Indonesia banyak sekali pemain asing yang posisinya striker dan bek tengah. Akhirnya pemain muda akan bermasalah karena kurang bermain dan jam terbang, akhirnya mereka akan kurang percaya diri,'' kata Milla

Aji SantosoLuis MillaLiga IndonesiaLiga 1Anniversary Cup 2018

Berita Terkini