Mengenal Apa yang Diperbolehkan dan Tidak dalam Selebrasi Gol
Tidak ada kebahagiaan yang lebih indah bagi pemain sepakbola daripada mencetak gol, terlebih gol tersebut untuk negaranya di ajang Piala Dunia.
Saat seorang pemain menggetarkan jala gawang lawan, seluruh isi stadion bergemuruh. Pemain-pemain di lapangan mengerumuni pencetak gol. Tetapi itu sudah biasa.
Selebrasi gol di lapangan hijau sangat beragam. Ada yang demikian menghibur seperti tarian-tarian tradisional yang kerap ditunjukkan tim-tim Afrika.
- Piala Dunia 2018: 3 Hal Mengerikan Bisa Terjadi di Timnas Argentina bila Gagal Lolos Grup
- Piala Dunia 2018: Keadilan Bisa Buat Iran Menang vs Portugal
- Piala Dunia 2018: Tepis Penalti Ronaldo, Kiper Iran Disorot Host Cantik Liga 1
- Piala Dunia 2018: Kroasia Cuek dengan Kritikan Argentina soal Pilihan Skuat Lawan Islandia
- Piala Dunia 2018: 5 Taktik yang Bisa Dicoba Timnas Argentina Nanti Malam
Ada yang bersujud seperti yang dilakukan Mohamed Salah. Tetapi ada juga yang menyuarakan pandangan politik terhadap suatu isu.
Lantas, bolehkah hal tersebut dilakukan? Berikut INDOSPORT mencoba menjabarkannya kepada pembaca setia.
1. Kasus Selebrasi Xhaka dan Shaqiri
Selebrasi gol yang dilakukan dua pemain Swiss Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri saat timnya menang 2-1 melawan Serbia beberapa hari lalu menuai kontroversi.
Kedua pemain Swiss dengan etnis Kosovo Albania ini meniru lambang elang berkepala dua yang ada di bendera Albania.
FIFA beranggapan bahwa selebrasi tersebut penuh muatan politik. Terlebih kedua pemain yang saat ini merumput di Liga Primer Inggris punya sejarah pahit harus terusir saat perang saudara menyusul pecahnya Yugoslavia di tahun 1990an.
Kosovo adalah provinsi di Serbia yang memisahkan diri. Sekalipun sudah memperoleh kemerdekaan pada 2008,Serbia tidak mengakui kemerdekaan Kosovo.
Keduanya membantah melakukan provokasi saat selebrasi. Itu hanya luapan emosional, begitu ujarnya. FIFA akhirnya tidak menjatuhkan sanksi larangan bermain, Xhaka dan Shaqiri harus membayar denda 7,632 pound (Rp 143 juta).
Sementara sang kapten Stephan Lichsteiner yang ikut dengan keduanya membayar denda sebesar 5,000 pound (sekitar Rp 94 juta).
2. Apa Saja Aturan FIFA Terkait Selebrasi Gol?
Merayakan gol boleh-boleh saja. Tetapi ada aturan yang jelas. Menurut FIFA, dilarang melakukan hal yang dapat memicu provokasi dan menyuarakan aspirasi politik. Baik dalam bentuk bahasa tubuh maupun tulisan yang tertera di kaus atau menunjukkan gambar.
Legenda Prancis Nicholas Anelka sempat dihukum karena melakukan selebrasi dengan gestur seperti penghormatan kepada Nazi saat bermain untuk West Bromwich Albion.
Anelka mengatakan dia melakukan itu untuk mendukung komedian Perancis kontroversial Dieudonne M'bala M'bala yang dituduh sebagai anti Yahudi. Akhirnya pihak klub memecat Anelka setelah dijatuhi larangan bermain di lima laga dan denda 80,000 pound (Rp1,5 milyar).
3. Lalu Apa Lagi yang Dilarang?
Tarian-tarian atau aksi yang terlalu lama juga dilarang. Tetapi hampir tidak ada tim yang dihukum karena selebrasi tari-tarian ini. Laga Kolombia melawan Polandia, misalnya. Selebrasi tarian para pemain Kolombia justru menuai pujian di media sosial.
FIFA juga melarang pemain melakukan selebrasi dengan menutup kepala dan wajah dengan kaos, membuka kaos, menggunakan masker, dan memanjat tiang atau mendekati tribun penoton (jika itu membahayakan keselamatan diri sendiri atau penonton).
Berikut jadwal lengkap siaran langsung Piala Dunia 2018 hari ini, Selasa (26/06/18):
Ikuti berita terbaru INDOSPORT dengan topik: PIALA DUNIA 2018 RUSIA