x

Juara AFF U-16 2018, 3 Bukti Kejeniusan Pelatih Fakhri Husaini

Sabtu, 11 Agustus 2018 23:07 WIB
Editor: Gerry Crisandy

FOOTBALL265.COM - Seluruh stadion bergemuruh, teriakan perayaan menggema di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada Sabtu (11/08/18) malam. Di hadapan ribuan pasang mata di stadion dan jutaan lainnya dari layar kaca, Timnas Indonesia U-16 berhasil meraih gelar juara.

Para pemain Thailand maupun seluruh tim yang berada di sisi lapangan mungkin kecewa dengan hasil pertandingan -- tapi bisa dipastikan mereka juga juga takjub dengan keadaan di seluruh stadion. 

Ini adalah Piala AFF U-16 2018, turnamen untuk kategori usia yang pertandingan-pertandingannya biasanya disaksikan oleh tak lebih dari satu seksi dari tribun, bahkan kurang dari itu.

Baca Juga

Terdapat satu figur penting yang menjadi faktor kunci dalam keberhasilan Indonesia meraih gelar juara. Bukan di atas lapangan, melainkan di sisi lapangan. Ia adalah Fakhri Husaini, sang arsitek, sang peracik, nahkoda, pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini.

Fakhri adalah seorang pelatih yang mengutamakan taktik -- dan trofi Piala AFF U-16 2018 adalah buah dari kejeniusannya.


1. Seleksi Pemain dari Aspek Taktik

Skuat Indonesia U-16 di laga final Piala AFF U-16 antara Indonesia vs Thailand.

Pada September 2017 lalu, Fakhri Husaini memulangkan tiga pemain dari Timnas U-16 asuhannya. Mantan pelatih Tim PON Kalimantan Timur tersebut mengaku bahwa hal tersebut didasari pada kebutuhan tim.

"Ada beberapa tipikal pemain yang diinginkan oleh saya. Pertama pemain yang bagus dalam aspek fisik, kedua aspek teknik, ketiga aspek mental dan terakhir, yang paling penting, yakni aspek taktik," urai Fakhri setelah mengumumkan daftar skuat yang berisi 23 pemain.

Ia juga menambahkan bahwa ia menyukai pemain yang menguasai taktik.

"Jarang ada pemain yang menguasai keempat aspek itu, padahal keempatnya sama penting. Namun pada timnas periode ini, saya mencari pemain baru yang sudah bagus dalam aspek taktik."

Tiga pemain yang dipulangkannya adalah Althaf Indie, Havidzh Fauzan dan Rafiq Ramdani.

Dua nama pertama merupakan nama lama yang telah membela Timnas U-16 di Piala AFF sebelumnya, tapi Fakhri tak sungkan untuk mengeliminasi keduanya.

Fakhri tidak sekadar membutuhkan pemain yang mampu bermain sepakbola dengan kakinya, tapi juga dengan kepalanya -- pemain-pemain yang mampu mengaplikasikan coretan di papan taktik sang pelatih, ke atas rerumputan hijau.


2. Tak Segan Ubah Strategi di Tengah Laga

Selebrasi pemain Indonesia U-16 setelah mencetak gol pertama ke gawang Thailand di final Piala AFF U-16.

Di menit ke-16 di babak pertama, Fakhri menarik keluar Amanar dan memasukkan Fajar Fathur. Enam menit berselang, Fajar mencetak gol pembuka pertandingan.

Melakukan pergantian pemain di babak pertama, di menit-menit awal pertandingan, bukan sebuah pemandangan yang sering terlihat dalam sepakbola. Para pelatih biasanya menunggu babak kedua untuk menggunakan jatah pergantian pemain, tapi tidak dengan Fakhri.

Dalam memilih sebelas pemain yang diturunkan, pelatih harus memprediksi bagaimana lawan akan bermain -- dan prediksi tidak selalu 100% benar. Ketika Fakhri menemukan ketidakcocokan dalam starting line-up, ia tak menunda-nunda untuk mengambil kesempatan pertama untuk mengubahnya.

Saat melawan Timor Leste di fase grup, Fakhri juga melakukan hal yang serupa. Saat itu Garuda Asia mendominasi laga, tapi tidak dapat mengubahnya menjadi gol. Sang pelatih pun melakukan dua pergantian pemain sekaligus sebelum babak pertama berakhir.

Hasilnya, Indonesia berhasil menutup pertandingan dengan dua gol dari Bagus Kahfi dan satu gol dari Sutan Zico.

"Pada babak kedua, kami melakukan beberapa pergantian peman dan taktik. Tak ada lagi bola-bola atas. Kami mengalirkan bola lebih banyak dan melakukan banyak peluang yang bisa dibuat jadi gol," tutur Fakhri usai pertandingan, dikutip dari laman PSSI.

Seperti pelatih-pelatih lainnya, Fakhri memiliki rencana jelang laga. Yang membedakan, ia beradaptasi dan mau mengubahnya saat dibutuhkan.


3. Bukan Sekadar 'Keberuntungan Adu Penalti'

Selebrasi Fakhri Husaini setelah Indonesia menjuarai Piala AFF U-16.

Gelar juara AFF U-16 2018 harus dipastikan melalui babak adu penalti. Meskipun peluangnya terlihat seperti 50% berbanding 50%, sebenarnya Indonesia memiliki keunggulan bahkan sebelum laga dimulai.

Fakhri telah mempersiapkan anak-anak asuhnya untuk situasi adu penalti.

"Persiapan kami hari yang membedakan adalah adanya latihan tambahan persiapaan jika pertandingan harus ditentukan pemenanganya lewat adu penalti," ungkap Fakhri jelang laga final, Jumat (10/08/18).

"Tadi kami sempat fokuskan latihan di situ (penalti). Lainnya kami tetap persiapan dengan latihan normal," tambahnya.

Keputusannya untuk mengonsentrasikan latihan pada adu penalti pun terbayarkan dengan gelar juara pertama untuk Timnas Indonesia U-16 -- gelar juara yang menjadi bukti dari kejeniusan seorang Fakhri Husaini.

Indonesia U-16Fakhri HusainiAFF Championship U-16Piala AFF U-16Piala AFF U-16 2018

Berita Terkini