x

Pusat Serangan Timnas U-23: Evan Dimas, David Maulana, Lilipaly?

Jumat, 17 Agustus 2018 16:37 WIB
Editor: Gerry Crisandy
Febri Haryadi, Stefano Lilipaly, dan Beto Goncalves melakukan selebrasi. Herry Ibrahim

FOOTBALL265.COM - Timnas Indonesia U-23 akan segera menjalani laga penting melawan Laos pada Jumat (17/08/18) di penyisihan Grup A Asian Games 2018. Hasil pertandingan ini akan begitu berpengaruh pada kemungkinan Tim Garuda Muda untuk lolos ke fase gugur.

Di pertandingan pertama, anak-anak asuh pelatih Luis Milla mampu tampil garang dengan menundukkan Taiwan, empat gol tanpa balas. Di pertandingan kedua, sayangnya, Indonesia gagal memetik poin, kalah tipis 1-2 dari Palestina.

Hasil-hasil membuat Indonesia berada di peringkat ketiga klasemen Grup A dengan tiga poin, berada di bawah Palestina dan Hongkong. Lawan berikutnya, Laos, di sisi lain, merupakan juru kunci, gagal mengoleksi satu poin pun dari dua laga sebelumnya.

Baca Juga

Ditambah dengan status tuan rumah, Indonesia jelas diunggulkan. Bagaimanapun, hingga kemenangan berhasil digenggam, Indonesia tak boleh berpuas diri. Kekalahan dari Palestina seharusnya membuat Indonesia sadar bahwa ini adalah kompetisi skala Asia, di mana terdapat lawan-lawan kuat menanti di depan.

Luis Milla, sebagai figur yang bertanggung jawab soal skema permainan dan taktik yang digunakan, memiliki pekerjaan-pekerjaan rumah besar di depan mata. Salah satunya terkait posisi gelandang serang, yang akan menjadi tumpuan dalam serangan.

Terdapat tiga nama yang akan membuat Milla harus memutar otak dalam menentukan skema Timnas U-23: Evan Dimas, Septian David Maulana dan Stefano Lilipaly. Ketiga pemain lini tengah ini memiliki kapasitas untuk menjadi pusat permainan dan motor serangan.

Pertanyaannya, pada siapa peran sentral tersebut akan disematkan?


1. Evan Dimas

Evan Dimas, pemain Timnas U-23 di Asian Games 2018.

Pemain yang namanya melejit setelah kesuksesannya bersama Timnas U-19 di tahun 2013 ini merupakan tipe pemain yang tak banyak ditemukan di Indonesia.

Evan mampu mengatur tempo serangan, menjadi distributor dalam transisi dari bertahan ke menyerang, dan memiliki visi yang mumpuni.

Berbeda dengan Septian dan Lilipaly, Evan cenderung bermain sebagai gelandang tengah (CM) ketimbang gelandang serang tengah (CAM).

Evan tidak memiliki kekuatan fisik atau kecepatan seperti yang dimiliki Hargianto maupun Zulfiandi, tapi operan-operan mematikan yang menjadi senjatanya, membuatnya menjadi salah satu pilihan utama Milla.

Di pertandingan pertama, Evan dimainkan sebagai starter di tengah lapangan, bersama Lilipaly dan Zulfiandi.

Kehadiran Evan membuat Lilipaly dapat berfokus pada sepertiga lapangan Taiwan dan menemukan ruang-ruang kosong di area pertahanan lawan. Hasilnya, Lilipaly mencetak dua gol di pertandingan tersebut.

Sayangnya, di pertandingan kedua melawan Palestina, Evan tidak diturunkan oleh Milla, yang membuat sebuah perubahan taktik berani.


2. Septian David Maulana

Pemain Indonesia U-23, Septian David Maulana berusaha melarikan diri dari kejaran pemain Palestina.

Pemain yang saat ini berada di bawah kontrak bersama Mitra Kukar ini merupakan gelandang serang andalan Luis Milla di Timnas U-23, sebelum kedatangan Lilipaly ke dalam tim, seperti di ajang SEA Games 2017 lalu, misalnya.

Septian bahkan tercatat sebagai top skor Timnas U-23 selama berada di bawah kepimpinan Luis Milla, dengan tujuh gol, termasuk tiga gol di SEA Game 2017. Septian memang kerap dimainkan sebagai gelandang serang yang bertugas sebagai penyerang lubang, di belakang pemain seperti Ilham Udin Armaiyn.

Memiliki posisi dan gaya bermain yang begitu mirip dengan Lilipaly, Septian mulai menjadi pilihan kedua. Dipastikan, Septian akan menanti kesempatan untuk kembali merebut posisinya di kesebelasan utama.

Sayangnya, ia gagal memanfaatkan kesempatan tersebut di laga melawan Palestina.

Milla memutuskan untuk menempatkan Septian sebagai gelandang serang dan bermain di belakang Lilipaly yang diplot sebagai false nine. Laga baru berjalan 38 menit, Septian kembali ditarik keluar, digantikan oleh Ilham Udin Armaiyn.

"Septian David diganti karena sistem tidak berjalan sesuai rencana. Saya pun melihat kami didominasi oleh Palestina," klaim Luis Milla usai pertandingan, terkait keputusannya tersebut.

"Anak-anak juga kesulitan ketika menghadapi tekanan ketat lawan, jadi saya menambah satu penyerang lagi untuk menambah kecepatan," tambahnya.

Dimasukkannya Ilham membuat Lilipaly kembali ke posisinya sebagai gelandang serang. Milla menganggap duet Lilipaly dan Septian -- dua pemain haus gol, gagal.


3. Stefano Lilipaly

Stefano Lilipaly akan melakukan selebrasi dan disusul oleh Saddil Ramdani. Herry Ibrahim

Memiliki ketajaman dan mata yang mampu menemukan ruang-ruang kosong di daerah pertahanan lawan, Lilipaly merupakan tumpuan Luis Milla di dua pertandingan penyisihan Grup A Asian Games 2018.

Di pertandingan pertama, pemain Bali United ini mampu memborong dua gol (dan satu assist). Kemampuannya di mulut gawang membuat Milla bereksperimen di laga kedua, menempatkan Lilipaly sebagai false nine.

Seperti yang telah disebutkan, tak sampai babak pertama selesai, Lilipaly kembali ditugaskan sebagai gelandang serang, bermain di belakang Ilham, karena strategi awal tidak berjalan lancar.

Di pertandingan melawan Palestina tersebut, Lilipaly kesulitan untuk turut serta dalam permainan. Satu-satunya peluang emas yang dimilikinya adalah ketika ia berhasil membentur tiang gawang, itu pun ketika ia berada di posisi offside.

Lebih bermain menunggu di belakang, mencoba memancing pemain-pemain Palestina keluar dari areanya untuk melakukan serangan balasan, Indonesia justru kesulitan untuk memaksimalkan potensi Lilipaly.

Opsi bagi Luis Milla

Pelatih Luis Milla kini harus membuat sebuah pertimbangan untuk menggunakan tiga pemain bintangnya ini. Melawan Laos, menggunkaan Evan Dimas dan salah satu antara Septian atau Lilipaly, misalnya, sebab Indonesia diperkirakan akan menguasai penguasaan bola.

Untuk lawan-lawan berat di mana Indonesia harus lebih banyak bertahan seperti melawan Hong Kong di laga terakhir Grup A, memainkan Zulfiandi dan Hargianto, yang menawarkan keseimbangan di lini tengah, dan salah satu dari tiga gelandang bertipe menyerang yang disebutkan, mungkin menjadi pilihan yang lebih tepat.

Ketiga pemain ini, bagaimanapun, akan memiliki perannya masing-masing di jadwal padat yang akan memaksa Milla untuk melakukan rotasi pemain.

Indonesia U-23Evan DimasStefano LilipalyLuis MillaSeptian David Maulana

Berita Terkini