Tragedi Munich, Duka Manchester United dan Sepak Bola Dunia
FOOTBALL265.COM – Sepak bola bukan hanya perayaan, tetapi ada pula duka memilukan. Tragedi Munich 6 Februari 1958 (sering dikenal dengan Munich Air Disaster) menjadi salah satu luka bagi sepak bola dunia.
Manchester United pernah memiliki delapan talenta muda berbakat di bawah tangan hebat Sir Matt Busby. Kedelapan orang itu (Geoff Bent, Roger, Byrne, Eddie Colman, Duncan Edwards, Mark Jones, David Pegg, Tommy Taylor, dan Liam Whelan) dijuluki The Busby Babes.
The Busby Babes disebut legenda sebab berhasil mempersembahkan dua gelar Premier League Inggris musim 1955/56 dan 1956/57 di usia muda. Mereka rata-rata masih berumur 20 sampai 22 tahun dan berasal dari akademi Manchester United.
Namun demikian, sekali lagi bahwa sepak bola bukan hanya mengenai perayaan. Ada saat suporter Manchester United harus mengingat momen pilu dalam sejarah tim kesayangan mereka.
Sebuah jam bernama The Munich Clock terpasang di salah satu bagian Old Trafford. Jam tersebut memiliki makna khusus untuk mengingat tragedi yang merenggut nyawa delapan pemain, tiga staf Manchester United, dan sepuluh orang lainnya.
The Munich Disaster berawal dari sebuah pertandingan Piala Eropa 1957/58 (kini dikenal dengan Liga Champions). Manchester United menjalani semuanya dengan indah di Beograd, Yugoslavia, di bawah rintik salju yang dingin.
1. 6 Februari 1958 di Munich
Manchester United baru saja lolos dari babak perempatfinal Liga Champions usai menahan imbang tuan rumah Red Star Belgrade dengan skor 3-3 (agregat 5-4).
Mereka menjadi satu-satunya tim dari Inggris yang bermain di Liga Champions usai sebelumnya Federasi Sepak Bola Inggris (FA) melarang klub Premier League Inggris berlaga di kompetisi Eropa.
Setelah merayakan kemenangan tersebut, skuat Manchester United harus segera terbang ke Inggris untuk melakoni pertandingan liga. Mereka lantas menyewa pesawat Airspeed Ambassador milik British European Airways yang dipimpin oleh kapten James Thain.
Karena kehabisan bahan bakar, pesawat harus transit di Bandara Munich-Reim, Jerman Barat. Namun demikian, ternyata ini menjadi awal dari tragedi yang menimpa penggawa Manchester United.
Tanda-tanda pesawat gagal terbang sebenarnya telah tercium sebelum tragedi tersebut terjadi. Pesawat sempat mengalami penundaan lepas landas sebanyak dua kali akibat kerusakan mesin.
Meskipun begitu, Kapten James Thain bersikeras untuk menerbangkan pesawat yang hendak membawa rombongan Manchester United, walau telah diperingatkan oleh pihak menara pengawas.
Pesawat Airspeed Ambassador akhirnya gagal lepas landas. Salju tebal yang berada di ujung landasan menahan pesawat untuk mencapai kecepatan minimal terbang.
Pesawat menabrak pagar dan melewati ujung landasan sebelum sayap pesawat membentur rumah terdekat sehingga sobek.
2. Bangkit dari Tragedi
Kapten James Thain disalahkan dalam peristiwa tragedi Munich yang menewaskan rombongan Manchester United. Penyelidikan pihak bandara Jerman Baarat mengklaim bahwa James Thain telah gagal untuk menghilangkan es yang membeku pada sayap pesawat.
Akan tetapi, James Thain akhirnya bebas dari tuduhan dalam kasus tersebut pada 1968 atau sepuluh tahun setelah kecelakaan. Investigasi pihak Inggris menyatakan bahwa pesawat mengalami kecelakaan akibat kubangan lumpur dan salju di ujung landasan sebagai penyebabnya.
Selain kehilangan pemain, Manchester United juga kehilangan Sir Matt Busby yang harus menjalani perawatan. Ia lalu digantikan oleh Jimmy Murphy, asisten Sir Matt Busby, yang tidak ikut terbang ke Munich.
Jimmy Murphy menjadi pelatih sementara Manchester United. Ia mengemban tugas menangani Setan Merah, julukan Manchester United, selama Sir Matt Busby menjalani perawatan.
Setelah tragedi Munich, Jimmy Murphy berhasil mengantarkan Manchester United ke final Piala FA. Sayangnya, mereka kalah 0-2 dari Bolton. Di kompetisi Premier League Inggris, Jimmy Murphy hanya mampu membawa timnya meraih satu kemenangan dari 14 pertandingan dan finis di urutan ke-9.
Sementara itu, Manchester United harus tersingkir di Liga Champions. Mereka menyerah di tangan AC Milan di babak semifinal.
3. Lahirnya Kembali Busby Babes
Duka tidak selamanya berakhir dengan nestapa yang berkepanjangan. Ada momen untuk bangkit dari keterpurukan dan membangun kekuatan baru yang hebat.
Empat tahun setelah tragedi Munich 1958, Manchester United memulai kembali kejayaannya. Bobby Charlton yang masih hidup kala itu mendapatkan dua tandem berbakat dalam diri Dennis Law dan George Best.
Mereka disebut sebagai The Busby Babes generasi kedua. Meskipun tidak sehebat generasi pertama, mereka mampu menjuarai Piala FA 1962/63, Premier League Inggris 1964/65 dan 1966/1967, Charity Shield 1967, dan Liga Champions 1968.
Duka Tragedi Munich perlahan terkikis oleh prestasi demi prestasi. Kejayaan Sir Alex Ferguson menambah ringan beban kebangkitan yang harus diemban oleh Sir Matt Busby.
Korban Munich Air Disaster selamanya akan menjadi bunga bagi sepak bola Manchester, Inggris, dan dunia. Bunga-bunga yang harum itu terkenang dalam berbagai bentuk dan jiwa yang mengiringi perjalanan Manchester United kini hingga masa anak cucu kita nanti.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola dan Berita Olahraga Lainnya di FOOTBALL265.COM