3 Kasus Pengaturan Skor yang sempat menghebohkan Sepak Bola Indonesia
FOOTBALL265.COM - Beberapa hari ini di sepak bola Indonesia ramai dugaan kasus pengaturan skor yang melibatkan beberapa pemain klub sepak bola asal Jawa Barat, Persib Bandung.
Dikabarkan dalam dugaan tersebut setidaknya ada empat pemain Persib Bandung yang terlibat pengaturan skor saat laga vs PSMS Medan.
Meski dengan tegas dibantah oleh Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, gugaan yang belum terbukti kebenarannya itupun sampai membuat kondisi internal Persib Bandung memanas jelang akhir musim Liga 1 (kasta tertinggi bola Indonesia).
Perihal pengaturan skor di kancah sepak bola Indonesia sendiri memang bukan barang baru. Entah sudah beberapa banyak dugaan pengaturan skor sempat menyeruak ke permukaan, meski akhirnya tenggelam seiring tak adanya bukti yang bisa menguatkannya.
Namun diantara banyaknya dugaan pengaturan skor yang tenggelam, di sepak bola Indonesia sempat beberapa kali kasus pengaturan skor yang akhirnya bisa membuat pelakunya mendapatkan hukuman bahkan hingga di bawa ke kepolisian.
Kapan di mana saja kasus pengaturan skor itu terjadi, berikut portal berita olahraga INDOSPORT coba mengulas tiga di antaranya.
1. Johan Ibo (Divisi Utama 2015)
Pada 2015 lalu, saat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tengah gencar-gencarnya mendesak PSSI untuk membenahi tata kelola sepak bola Indonesia, sebuah kasus pengaturan skor mucul kepermukaan dan cukup menggegerkan.
Saat itu, Rabu (08/04/15) pemain Persiba Bantul, Johan Ibo digelandang ke Mapolrestabes Surabaya usai tertangkap tangan berusaha menyuap pemain Pusmania Borneo FC (PBFC).
Penangkapan bermula saat Ibo mendatangi hotel tempat pemain PBFC menginap di sekitar Jalan Gubernur Suryo, Surabaya. Kedatangan Ibo itu diduga membahas mengenai transaksi untuk memenangkan Persebaya Surabaya yang akan bertanding menghadapi PBFC.
Dugaan itu tercium berkat adanya bukti pesan elektronik (SMS) Ibo yang dikirim ke tiga pemain PBFC, pihak klub lalu memancing Ibo dan terus mengintai gerak-geriknya.
Datang bersama rekannya, Sila Bamba di lokasi pertemuan. Ibo pun digerebek pihak manajemen klub, meski sempat mengelak dan melakukan perlawanan hingga akhirnya sempat babak belur dihajar beberapa orang dari pihak PBFC.
Sila Bamba sendiri bisa melarikan diri saat kejadian, hingga kemudian hanya Ibo yang diamankan ke pihak kepolisian. Sayang kemudian pihak kepolisian melepaskan Ibo dengan alasan tidak punya perangkat undang-undang yang bisa menjerat pemain kelahiran Papua itu.
2. Sepak Bola Gajah Divisi Utama
Bicara sepak bola gajah, ingatan suporter sepak bola Indonesia sebagian besar akan mengarah ke laga Thailand vs Indonesia di Piala Tiger 1998. Namun jauh setelah kejadian tersebut, di Liga Indonesia juga sempat terjadi kasus yang serupa.
Yaitu pada pertandingan sepak bola babak delapan besar Divisi Utama (setara Liga 2 saat ini) antara PSS Sleman vs PSIS Semarang, Minggu (26/10/2014).
Pertandingan yang berlangsung di di Sasana Krida Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta itu berlangsung tidak wajar dengan skor akhir 3-2 untuk kemenangan PSS. Yang menjadi ketidakwajaran sendiri adalah bahwa kelima gol yang terjadi di laga tersebut semuanya merupakan gol bunuh diri.
Selain itu pemain-pemain di kedua kubu juga tampak tak bersemangat untuk melakukan serangan ke pertahanan lawan. Besar dugaan kedua kubu sengaja mengalah demi tak menjadi juara grup N babak 8 besar Divisi Utama 2014 itu. Karena jika itu terjadi, tim juara grup akan berhadapan dengan Borneo FC yang menjadi runner up grup P.
Sementara keengganan kedua klub tersbeut untuk tak bersua Borneo FC belum jelas betul apa musababnya. Namun yang pasti buntut kejadian itu, sekitar 20 nama orang langsung dijatuhkan hukuman oleh PSSI (induk tertinggi bola Indonesia).
Hukuman mulai dari 1 tahun percobaan, larangan berkecimpung disepak bola selama satu tahun, lima tahun hingga seumur hidup. Termasuk juga denda uang dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.
3. Suap Liga Indonesia VI (1999-2000)
Jauh di awal milenium baru, kasus suap sempat menghebohkan kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Menjadi heboh lantaran kasus itu mencuat berkat pengakuat orang yang melakuan suap itu sendiri.
Adalah manajer PSIS Semarang kala itu Simon Legiman yang mengaku telah menyuap wasit Muchlis jelang laga Arema Malang vs PSIS Semarang pada gelaran Liga Indonesia VI.
Simon saat itu buka suara lantaran berang dengan wasit Muchlis yang justru banyak membuat keputusan merugikan bagi PSIS Semarang hingga akhirnya kalah dengan skor 2-3, meski dirinya telah memberikan uang muka suap Rp 1 juta.
Namun dalam pengakuannya, Simon menyebut bahwa niat melakukan suap dilakukan bukan inisiatif dari dirinya. Namun karena adanya tawaran dari Muchlis yang mengaku siap membantu dengan imbalan sejumlah uang, yakni Rp 3 juta andai hasilnya imbang dan Rp 5 juta jika pertandingan berkahir dengan kemenangan PSIS.
Belakangan terungkap bahwa apa yang dilakukan Muchlis (membiarkan PSIS kalah) merupakan aksi balas dendamnya kepada kubu PSIS Semarang yang setahun sebelumnya sempat menjajnjikannya uang Rp 10 juta andai menjadi juara Liga Indonesia V.Namun usai benar menjadi juara, PSIS justru hanya memberikan uang Rp 750ribu kepada Muchlis.
Buntut terungkapnya kasus suap tersebut Simon pun dilarang berkecimpung di dunia sepak bola Indonesia seumur hidupnya. Smentara wasit Muchlis juga mendapatkan hukuman berat dari PSSI.
Terus Ikuti Update Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di FOOTBALL265.COM