Pernah Jadi Korban Pengaturan Skor, Mantan Pelatih PSS Sleman Terpukul
FOOTBALL265.COM - Pada Oktober 2014 dunia sepak bola indonesia dikejutkan oleh kejadian 'sepak bola gajah' dalam pertandingan PSS Sleman vs PSIS Semarang di Sasana Krida Akademi Angkatan Udara (AAU). Salah satu skandal pengautran skor itu pun membuat eks pelatih PSS Sleman yang jadi korban mengaku sempat terpukul.
Disebut sebagai 'sepak bola gajah' lantaran dalam pertandingan yang berkesudahan 3-2 untuk kemenangan PSS Sleman itu, kelima gol yang tercipta semua berasal dari aksi bunuh diri dengan sengaja pemain kedua klub.
Setelah kejadian tersebut pemain-pemain dan pelatih kedua klub lantas mendapatkan hukuman yang beragam dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Termasuk pelatih PSS Sleman kala itu Herry Kiswanto yang mendapatkan hukuman larangan berkecimpung di sepak bola Indonesia dalam seumur hidupnya.
"Saat itu komdisnnya pak Hinca (Panjaitan) dan aneh saat itu sanksinnya PSIS dan Sleman degradasi ke Liga Nusantara," terang Herry dalam acara Mata Najwa yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta, rabu (28/11/18).
"Kita pulang. Namun satu minggu saya dan pemain dipanggil lagi. Putusannya, kita yang jadi korban dihukum dengan bukti yang tidak jelas, hingga sekarang," tambahnnya.
1. Herry Kiswanto, Dari Pahlawan jadi Pesakitan
Meski akhirnnya di era Ketua umum PSSI Edy Rahmayadi hukuman Herry Kiswanto diputihkan dan bisa kembali melatih di sepak bola Indonesia, mantan penggawa Timnas Indonesia itu mengaku sempat sangat terpukul usai dijatuhi hukuman tersebut. Bahkan sempat membuatnnya tak ingin menyaksikan sepak bola sama sekali.
"Saya sedih sekali, semenjak saya dihukum dan direhabilitasi saya sebenarnya sudah down, sudah terpukul. Karena saya sebenarnya tidak pernah melakukan hal-hal yang diibaratkan seperti itu," kata pria yang kini berusia 63 tahun tersebut.
"Saya sekeluarga juga sedih, saya malu. Saya pernah menaikkan bendera negara di SEA Games, tapi tiba-tiba mendapakan perlakuan seperti ini," ungkapnnya.
Satu hal yang akhirnnya membuat Herry mau kembali terjun ke dunia sepak bola, adalah dukungan dari sang istri. Sang istri memintannya berjuang untuk keluarga dan juga sebagai pembuktian ke dunia luar bahwa dirinnya memang sosok yang tak bersalah.
"Saya tergugah oleh istri saya. DIa bilang 'kalau kamu begitu terus, terpuruk, kita mau makan apa. Kamu harus buktikan, kamu tidak (bersalah)," jelas Herry.