Penting Diketahui! Serba-serbi Gol PSM Makassar di Kancah Asia
FOOTBALL265.COM - PSM Makassar segera merasakan atmosfer Piala AFC untuk kali pertama saat bertandang ke markas Home United, Rabu (27/1/19). Klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan mengunci slot di kompetisi antarklub kasta kedua Asia ini berkat prestasi menempati posisi runner-up Liga 1 2018.
Meski baru akan mencatat debut, kejuaraan antarklub Asia toh bukan hal yang benar-benar baru buat PSM. Mereka tercatat pernah lima kali berlaga di level kontinental sebelum Piala AFC, antara lain Piala Winners Asia (1997/98, 2001/02), Asian Club Championship (2000/01), dan Liga Champions Asia (2004, 2005).
Secara keseluruhan, PSM telah melakoni 25 pertandingan di tiga ajang tersebut. Pasukan Ramang juga terhitung lumayan produktif dalam urusan menjebol gawang lawan, yakni 35 kali (rata-rata 1,4 gol per laga).
INDOSPORT menelusuri catatan-catatan penting di balik gelontoran gol klub yang identik dengan seragam merah menyala itu di kejuaraan antarklub Asia. Berikut adalah serba-serbi gol PSM versi INDOSPORT.
1. Gol Pertama (1997)
Debut sebenarnya PSM di kompetisi Asia terjadi pada edisi 1997/98. Kala itu, Pasukan Ramang yang berpredikat runner-up Liga Dunhill 1995/96 berhak mewakili Indonesia di ajang Piala Winners Asia (sekarang Piala AFC).
Pertandingan perdana PSM adalah menghadapi raksasa Thailand, Royal Thai Air Force (RTAF) di Putaran Kedua Piala Winners Asia 1997/98. Mereka terlebih dulu menyambangi markas lawan sebelum melangsungkan pertemuan kedua di Stadion Mattoangin.
Tak disangka, PSM yang kala itu berstatus kuda hitam justru mampu mempermalukan RTAF di hadapan publiknya sendiri. Kubu tamu memetik kemenangan tipis 2-1 berkat sumbangsih gol Joseph Lewono dan Rahman Usman.
Nama yang disebut pertama pun terukir abadi dalam lembaran sejarah PSM. Lewono menorehkan gol sarat makna tersebut melalui tendangan bebas langsung dari jarak 25 meter.
2. Gol Terakhir (2005)
PSM terakhir kali berpartisipasi di kompetisi antarklub Asia pada edisi 2005 alias 14 tahun silam. Mereka bertarung di LCA menyusul kesuksesan bertengger di posisi runner-up Liga Bank Mandiri (LIBM) 2004 di bawah Persebaya Surabaya.
Kala itu, Ronald Fagundez dkk. tergabung di Grup F bareng Shandong Luneng Taishan (China), Yokohama Marinos (Jepang), dan BEC Tero Sasana (Thailand). Hasilnya cukup mengecewakan karena PSM hanya bisa mengantongi empat poin yang dihasilkan dari kemenangan plus imbang dengan BEC Tero.
Lawan BEC Tero pula lah PSM terakhir kali mencetak gol, tepatnya dalam perjumpaan kedua di Stadion Mattoangin. Mereka mendulang hasil imbang 2-2 dan gol penutup disumbangkan oleh gelandang legendaris Syamsul Chaeruddin pada menit ke-78.
3. Pemain Tertajam
Seperti telah disebutkan, PSM menciptakan 35 gol selama berlaga di kompetisi antarklub Asia. Lantas, siapakah pemain yang paling tajam sepanjang sejarah? Jawabannya tidak lain adalah legenda berjulukan Si Kurus, Kurniawan Dwi Yulianto.
Total Kurniawan mengemas tujuh gol untuk PSM di kompetisi antarklub Asia. Dia menggungguli nama-nama legendaris Juku Eja lain seperti Miro Baldo Bento (6 gol), Ronald Fagundez (4), dan Fouda Ntsama (3).
Ketajaman Kurniawan paling kentara dalam partisipasinya di Asian Club Championship 2000/01. Dia menyarangkan enam gol sekaligus menciptakan trisula maut nan produktif bersama Miro dan Ntsama di barisan depan PSM.
Trisula ini berjasa mengantarkan PSM ke perempat final turnamen. Inilah prestasi terbaik yang hingga kini belum bisa diulangi lagi oleh Juku Eja.
4. Pencetak Hattrick
Kurniawan barangkali menjadi pemain tertajam, tapi tandemnya, Miro Baldo Bento tak ketinggalan menciptakan rekor fantastis lain. Dia merupakan pemain PSM pertama dan satu-satunya hingga detik ini yang mampu mengukir hattrick dalam pertandingan level kontinental.
Momen langka itu terjadi ketika PSM menjamu wakil Thailand, RTAF, di Putaran Kedua Asian Club Championship 2000/01. Bertanding di hadapan sekitar 18.000 pendukung sendiri, Miro membawa timnya meraih kemenangan telak 6-1.
Sejarah mencatat hasil itu sebagai kemenangan terbesar PSM di level kontinental. Miro menggelontorkan tiga gol pada menit ke-35, 54, dan 70', melengkapi torehan Ntsama (3') dan Kurniawan (14'), serta gol bunuh diri pemain RTAF, Worawit Thawornwun (44').
Ikuti Terus Perkembangan Sepak bola Indonesia dan Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT