x

Sudah Saatnya Papua Tak Hanya Bertumpu pada Persipura Jayapura Saja

Senin, 8 April 2019 08:16 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Matheus Elmerio Giovanni
Persipura Jayapura dan map Papua

FOOTBALL265.COM - Papua. Sebuah pulau di wilayah Indonesia timur yang memiliki jutaan keindahan di dalamnya. Aneka macam surga berkumpul di Papua baik itu flora, fauna, hingga alam sekitarnya.

Papua bukan hanya tentang bagaimana alam memanjakan jiwa dan raga saja yang menjadi sorotan dunia. Tetapi juga akan salah satu olahraga yang begitu populer di alam semesta, yakni sepak bola.

Sepak bola di tanah Papua bukannya hal baru. Olahraga yang biasanya dimainkan 11 orang melawan 11 pemain lainnya ini telah lama menginjakkan kaki di Papua, tepatnya pada 1925 silam.

Baca Juga

Bicara tentang sepak bola Papua tak lepas dengan yang namanya klub raksasa dari Indonesia timur, yakni Persipura Jayapura. Klub yang berdiri 1963 ini mampu menjadi produk penghasil pemain berbakat bagi industri sepak bola nasional.

Skuat Persipura usai menjalani sesi latihan akhir.

Mulai dari Dominggus Waweyai, Henky Heipon, Rully Nere, Aples Tecuari, Elie Aiboy, Boaz Solossa, Osvaldo Haay, hingga Todd Rivaldo Ferre adalah talenta milik Papua yang bersinar sampai ke level Timnas Indonesia.

Rasanya julukan Mutiara Hitam memang sangat pantas disematkan untuk Persipura Jayapura. Sebab banyak mutiara atau berlian terpendam dari bumi penghasil emas itu lahir ke permukaan.

Baca Juga

"Papua akan selalu menjadi gudang dari talenta sepak bola nasional," aku pelatih asal Brasil Fabio Oliveira saat berbincang dengan INDOSPORT terkait pemain Papua di Timnas Indonesia, Minggu (04/11/18) lalu.


1. Terpusat Pada Persipura

Logo Persipura Jayapura.

Meski begitu saat ini hanya Persipura Jayapura saja yang bersinar dalam mengarungi ketatnya kompetisi sepak bola teratas Liga Indonesia. Total ada 10 trofi juara yang mereka raih selama ini.

Liga Indonesia (2005, 2009, 2011, dan 2013), Indonesia Soccer Championship A (2016), Perserikatan Divisi 1 (1979, 1993), Indonesia Community Shield (2009), Indonesia Inter Island Cup (2011), dan Piala Presiden Soeharto (1976) mampu dibawa ke Papua.

Baca Juga

Puncaknya adalah Persipura mampu melaju ke babak perempatfinal Piala AFC 2011 usai kalah 1-3 dari wakil Iraq, Erbil. Saat itu Persipura dilatih oleh Jacksen F. Tiago yang juga mengandalkan talenta asli Papua.

Keberhasilan Persipura ini juga tak lepas dari para pemain muda asli Papua yang digembleng dari level junior. Mereka diajari teknik hingga sistem bermain untuk menjadi pesaing bagi para pemain di tim utama.

Skuat Persipura Jayapura di Liga 1 2018.

Anak-anak Papua pun selalu tampil dengan semangat yang tinggi ketika bertanding. Kecepatan serta kultur permainan samba Brasil yang dimiliki pun bisa menjadi senjata mematikan untuk lawan.

Atas keberhasilan tersebut banyak investor yang ingin menjadi sponsor bagi Persipura. Lantaran prestasi yang Mutiara Hitam raih selama berkiprah di liga teratas sepak bola Indonesia.


2. Kiprah Tim Papua Lainnya

Klub-klub asal Papua yang berkiprah di berbagai kasta kompetisi Liga Indonesia.

Sedangkan di sisi lain ternyata klub-klub sepak bola asal Papua ada yang tak bernasib mulus atau beruntung seperti Persipura Jayapura di kompetisi sepak bola Indonesia.

Sudah banyak klub-klub asal Papua yang telah tembus ke kasta teratas tetapi ujung-ujungnya kembali degradasi. Salah satu contoh paling terlihat adalah Perseru Serui.

Perseru Serui hampir saja degradasi ke Liga 2 2019 tetapi finis di peringkat 14 dengan 42 poin. Bahkan kabar terbaru hampir saja Perseru mundur dari Liga 1 2019 usai terkendala finansial.

Baca Juga

Sekarang Perseru telah diakuisisi oleh pengusaha Marco Gracia Paulo dan berubah nama menjadi Badak Lampung FC. Namun Badak Lampung FC tetap mengontrak pemain Papua seperti Janet Kamare, Frengky Kogoya, hingga Melcior Majefat.

Kemudian ada Persiram Raja Ampat yang juga sempat menghiasi Liga teratas Indonesia. Namun apa daya, mereka harus gulung tikar dan mengucapkan sayonara usai diambil alih menjadi PS TNI (kini TIRA-Persikabo).

Skuat Perseru Serui.

Sebelumnya ada rumor Persiwa Wamena yang mengikuti jejak Persiram Raja Ampat. Persiwa yang sempat bermain di Liga 2, dan harus degradasi ke Liga 3, telah merger dengan klub Cirebon bernama Bina Putra FC.

Tetapi kabar tersebut ditepis oleh manajemen Persiwa. Melalui manajer Persiwa Burgo Pane menjelaskan kalau kabar tersebut tidak benar apalagi telah diakuisisi.

Baca Juga

Padahal prestasi tertinggi Persiwa Wamena pernah menjadi runner up Liga Indonesia musim 2008/2009. Akan tetapi kini nasibnya terseok-seok di Liga 3.

Selanjutnya ada Persidafon Dafonsoro dan Perseman Manokwari yang sempat berkiprah di Liga Indonesia tertinggi. Namun pada akhirnya nama mereka tenggelam lagi dan hanya menyisakan Persipura saja.

Skuat Persiwa Wamena di Liga 2 2018.

Sedangkan di Liga 2 harapan Papua ada di PSBS Biak dan Persewar Waropen. Sementara itu di Liga 3 ada pula Perseka Kaimana yang berjuang untuk tembus ke kasta kedua musim depan.

Sehingga talenta-talenta lainnya dari Papua tak terendus oleh publik. Padahal secara permainan anak-anak Papua yang tak bermain untuk Persipura sama baiknya jika mendapat kesempatan untuk diasah.


3. Berusaha Mandiri

Serupa Perseru Serui, 3 Klub Papua ini telah sayonara duluan dari Liga teratas Indonesia.

Bayangkan saja, Persipura Jayapura akan menjadi satu-satunya klub dari Papua yang berlaga di kompetisi Liga 1 Indonesia pada musim depan (2019) usai Perseru berubah menjadi Badak Lampung FC.

Klub-klub Papua tadi mau tak mau harus berusaha keras agar bisa mandiri dalam meraih prestasi serta mencetak pemain kelahiran Papua berbakat di dunia sepak bola nasional, seperti Persipura.

Mereka harus mampu meyakinkan investor untuk menjadi penyokong dana kebutuhan operasional klub dalam satu musim. Tentunya pihak manajemen harus pintar dalam mengamankan sang investor.

Baca Juga

Terlebih lagi para klub asal Papua mesti bisa mengembangkan dana subsidi yang diberikan oleh operator kompetisi. Sebab tak selamanya mereka bisa hidup dari dana tersebut.

"Klub profesional seharusnya bisa membiayai diri sendiri. Dana kontribusi ini hanya suplemen, bukan makanan utama. Di saat klub sudah mampu, pasti perlahan kami reduce dana kontribusi," papar eks COO PT LIB Tigor Shalomboboy, Selasa (20/03/18) lalu.

Skuat Persidafon Dafonsoro.

Selain itu masyarakat hingga pemerintah setempat yang peduli dengan sepak bola juga harus ikut membantu membangkitkan lagi klub-klub asal Indonesia timur supaya bisa berkancah di kasta teratas.

Memang hal ini membutuhkan waktu yang cukup panjang, mengingat biaya operasional klub sepak bola di Indonesia begitu mahal. Apalagi klub-klub asal Papua, yang notabenenya tempat untuk bertanding harus menempuh perjalanan panjang.

Baca Juga

Klub-klub Papua juga harus terhindar dari cengkraman politik serta mafia sepak bola agar mampu mengelak dari hal-hal yang merugikan klub di masa yang akan datang.

"Klub akan sulit dalam mencari sumber keuangan lain, sebagai (contoh) misal Persidafon (waktu itu) sulit mencari investor baru karena terjebak dalam politik. Ketuanya juga seorang pemimpin partai politik di Papua,” jelas mantan striker Persipura Ricard Fere, Sabtu (29/12/12) silam.

Dengan bekerja keras menuju klub profesional dan mengandalkan serta memproduksi talenta lokal, klub Papua tentu akan menjadi tim yang disegani di kasta teratas sepak bola nasional, seperti halnya Persipura.


4. Produksi Pemain ke Timnas

Formasi Timnas Indonesia jika diisi oleh pemain-pemain Papua.

Klub-klub Papua memiliki potensi untuk menggali lebih banyak mutiara di dalamnya. Sebab anak-anak Papua sudah tak bisa dipisahkan dengan yang namanya sepak bola.

Berkiblat pada sepak bola Brasil, pemain Papua mempunyai kemampuan alami yang dimiliki tiap wilayah masing-masing. Ada yang mengandalkan kecepatan, gocekan, tendangan keras, hingga lain-lainnya.

Diharapkan nantinya akan muncul regenerasi Boaz Solossa dan Todd Rivaldo Ferre yang baru di masa depan. Jika klub-klub asal Papua lainnya bisa bermain di Liga 1 Indonesia dan bertahan lama.

Baca Juga

Dengan banyaknya pemain Papua, tentu saja berujung dengan persaingan ketat dalam membela Timnas Indonesia. Apalagi pemain Papua tak bisa dilepaskan begitu saja dengan kiprah Timnas Indonesia.

Mengingat saat ini para talenta Papua sempat terpinggirkan dalam membela Timnas Indonesia. Puncaknya adalah saat Skuat Garuda bermain di kompetisi sepak bola internasional Piala AFF 2018.

Marinus Wanewar berusaha mengambil bola dari Todd Ferre

Dalam 23 nama yang dipanggil tak ada satupun perwakilan dari Papua. Bahkan sosok Boaz Solossa (kapten Persipura) yang memiliki segudang pengalaman bersama Timnas Indonesia juga tak dipanggil.

Tentu saja hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Jika berkaca pada sejarah, sejumlah gelar yang diraih Timnas Indonesia juga tak lepas dari andil para pemain Papua.

Baca Juga

Oleh karenanya, Papua tak harus selalu mengandalkan Persipura Jayapura untuk mencetak pemain lokal menjadi bintang. Persipura harus mendapat bantuan dari klub Papua lainnya.

Dengan begitu tradisi pemain Papua membela Timnas Indonesia tak terputus lagi seperti beberapa waktu lalu. Tentunya dukungan kompetisi usia dini akan membantu proses menemukan mutiara terpendam dari Papua.

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia dan Berita Olahraga Lainnya Hanya di FOOTBALL265.COM.

Perseru SeruiPersiramPersipura JayapuraPapuaPersiwa WamenaRaja AmpatIn Depth SportsLiga IndonesiaPersidafon DafonsoroBola Indonesia

Berita Terkini