Mengurai Makna Pemanggilan Bek Persib Achmad Jufriyanto ke Timnas Indonesia, Masih Layak?
FOOTBALL265.COM – Tidak ada yang menyangka pelatih Simon McMenemy memanggil kembali beberapa muka lama dalam 25 nama pemain Timnas Sepak Bola Indonesia.
Timnas Indonesia akan menjalani dua FIFA Match Day melawan tuan rumah Yordania (11/06/19) dan menjamu Vanuatu (15/06/19).
Setidaknya ada tiga muka lama yang dihadirkan ke Timnas Indonesia, yakni Irfan Bachdim, Ricardo Salampessy, dan Achmad Jufriyanto.
Bachdim pernah menjadi andalan Timnas Indonesia sebelum Piala AFF 2016. Namun sayangnya, ia mengalami cedera patah tulang fibula sehingga harus dicoret dari turnamen dwi tahunan tersebut.
Pemanggilan Ricardo dan Jufriyanto memang yang paling mengejutkan. Betapa tidak, kehadiran keduanya terlihat kontras dengan keberadaan bek muda seperti Hansamu Yama dan Yanto Basna.
Kembalinya Jufriyanto menjadi topik yang menarik untuk diulik. Bek berusia 32 tahun tersebut baru sembuh dari cedera engkel dan menjalani satu laga bersama Persib Bandung di Shopee Liga 1 2019.
Beberapa pihak menilai Jupe, sapaan akrab Jufriyanto, tidak layak masuk Timnas Indonesia. Nama-nama senior seperti Fachruddin Aryanto dan Victor Igbonefo atau bek muda potensial Arif Satria dan Ryuji Utomo mungkin lebih cocok berdiri di barisan benteng pertahanan Skuat Garuda.
Makna-makna pemanggilan Jufriyanto ke Timnas Indonesia hanya dapat diterka melalui skema di atas lapangan. Simon tentu punya pertimbangan untuk memanggil mantan pemain Kuala Lumpur FA tersebut.
Berikut portal berita olahraga INDOSPORT mengulas makna pemanggilan Achmad Jufriyanto ke Timnas Indonesia.
1. Jufriyanto Sesuai Skema Permainan Simon McMenemy
Simon McMenemy biasa memainkan dua skema berbeda di Timnas Indonesia. Mantan pelatih Bhayangkara FC itu pernah mencoba formasi 4-3-3 dan 3-4-3.
Pada laga uji coba melawan Myanmar, Simon menerapkan formasi 3-4-3. Tiga bek ditempati Yanto Basna, Manahati Lestusen, dan Hansamu Yama.
Dua winger dihuni Tinus Pae dan Ruben Sanadi yang aktif naik-turun, sementara Rizky Pellu dan Evan Dimas mengisi dua posisi gelandang sebagai poros serangan.
Tidak banyak yang mengamati bila Simon menempatkan Manahati di posisi bek tengah di antara Yanto Basna dan Hansamu dengan maksud tertentu.
Manahati tidak murni sebagai bek tengah. Ia punya tugas kompleks sebagai gelandang bertahan di kala bertahan. Saat dua winger turun membantu pertahanan, Manahati naik memutus serangan di sepertiga pertahanan.
Bek Tira Persikabo itu tidak jarang melakukan pressing langsung untuk secepat mungkin merebut bola dan mengalirkannya ke depan untuk melancarkan serangan balik.
Ketika build up serangan, posisi Manahati sedikit maju ke depan dan tidak lagi sejajar dengan Yanto Basna dan Hansamu. Ia ikut naik membangun serangan bersama Evan Dimas di lini tengah.
Setelah Manahati tidak dipanggil ke Timnas Indonesia, peran tersebut tampaknya akan diberikan kepada Achmad Jufriyanto. Ia dikenal sebagai pemain serba bisa yang mampu bermain di posisi bek tengah dan gelandang bertahan.
Meski masih membawa Arthur Bonai, Simon tampaknya ingin mencoba Jufriyanto yang kaya pengalaman layaknya Manahati.
Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, mengakui Jufriyanto punya pengalaman yang membuatnya yakin menurunkan bek berusia 32 tahun itu di laga perdana Liga 1 2019 melawan Persipura Jayapura.
"Saya memilih dia karena mempunyai pengalaman. Sebuah hal yang baik ketika ada pemain kembali dari cederanya sehingga sangat positif bagi kami," kata Robert.
Selain faktor pengalaman, Jufriyanto juga punya keunggulan di postur tubuh. Tinggi badannya yang ideal dapat diadu dengan pemain sepak bola Yordania yang memiliki postur tubuh di atas rata-rata.
Rasanya masuk akal apabila Simon tertarik memanggil Jufriyanto. Masalah usia tidak menjadi masalah sepanjang kualitas Jufriyanto masih diperlukan Simon dalam racikan terbaiknya di Timnas Indonesia.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola Indonesia dan Berita Olahraga Lainnya di FOOTBALL265.COM