x

Mengenang Tumpak Sihite, Salah Satu Arsitek Terbaik dalam Sejarah Persipura

Jumat, 21 Juni 2019 06:22 WIB
Penulis: Sudjarwo | Editor: Rafif Rahedian

FOOTBALL265.COM - Legenda PSMS Medan dan salah satu pelatih yang berpengaruh bagi Persipura Jayapura, Tumpak Uli Sihite baru saja berpulang menghadap yang kuasa pada Kamis (20/06/19) di Jakarta.

Tumpak Sihite tak hanya meninggalkan banyak memori indah dalam persepakbolaan Indonesia, tapi juga akan selalu dikenang sebagai salah satu arsitek terbaik yang pernah ada dalam sejarah klub Persipura Jayapura.

Meski Persipura tak punya banyak cerita manis saat ditukangi oleh pelatih lokal, namun nama Tumpak Sihite sudah sepantasnya masuk dalam tinta emas sejarah klub berjuluk Mutiara Hitam itu.

Baca Juga

Ya, Tumpak sempat membuat nama Persipura begitu ditakuti di era 90-an di awal perhelatan Liga Indonesia. Berstatuskan tim kuda hitam, Persipura mampu melejit hingga babak semifinal di musim 1995/96.

Sejak saat itu, Persipura kembali menjelma sebagai sebuah kekuatan baru dari Indonesia Timur selain PSM Makassar di kancah persepakbolaan Tanah Air.

Guncang Senayan

Stadion GBK Tempo dulu.

Di tengah tren pemain asing di era Ligina II musim 1995/96 kala itu, Persipura justru dalam kondisi sebaliknya. Hanya mengandalkan produk-produk lokal seperti Carolino Ivakdalam, Eduard Ivakdalam, Alfred Repasi, Ronny Wabia dan almarhum Ritham Madubun.

Tumpak Sihite berhasil membawa anak asuhnya ke babak 8 besar, setelah finis di peringkat 5 wilayah timur. Bermain di babak tersebut, Persipura sukses menempati peringkat runner up dan berhak melaju ke babak semifinal untuk kali pertama dalam sejarah Liga Indonesia.

Tumpak juga berhasil mengorbitkan sejumlah nama talenta-talenta Papua di persepakbolaan Indonesia. Ia memunculkan kembali kemilau terang mutiara-mutiara hitam Papua.

Baca Juga

"Beliau sangat spesial di mata kami para pemain Persipura di era Ligina II, karena kami anak-anak Papua walaupun tanpa pemain asing bisa lolos ke babak semifinal di Senayan," ujar salah satu legenda Persipura, Carolino Ivakdalam.

Meski akhirnya gagal melangkah ke babak final setelah tumbang dari PSM Makassar dengan skor 3-4, namun permainan Persipura kala itu menampilkan gaya sepak bola atraktif dan menghibur publik Senayan (Stadion Gelora Bung Karno).

Gagal juara tak membuat Persipura luput dari gelar, berkat tangan dingin Tumpak Sihite dan permainan menawan tim Mutiara Hitam. Mereka bahkan sukses menempatkan salah satu pemainnya yakni Ronny Wabia sebagai pemain terbaik di musim itu.


1. Dijuluki sebagai Guus Hiddink

Pelatih Timnas Vietnam, Park Hang-seo, kala menjadi asisten Guus Hiddink di Timnas Korea Selatan.

Nama Tumpak Sihite sudah selayaknya disejajarkan dengan dua pelatih lokal Indonesia, HB Samsi dan Rahmad Darmawan yang pernah menjadikan Persipura sebagai salah satu klub paling disegani di persepakbolaan Tanah Air.

Jika HB Samsi dikenal sebagai peletak dasar karakter sepak bola pemain-pemain Papua dan Rahmad Darmawan sebagai pelatih yang berjasa mengantarkan gelar juara Liga Indonesia pertama kali bagi Persipura, begitupun sebaliknya dengan nama Tumpak Sihite.

Tumpak memang gagal membawa Persipura menggapai trofi juara, namun berkat kejeniusannya, karakter bermain Persipura menjadi lebih agresif dan ia termasuk pelatih yang paham betul dengan tipikal pemain-pemain Papua.

"Beliau bukan hanya sebagai pelatih, tapi juga seperti orang tua dan teman bagi kita. Beliau mengajarkan kami tentang kedisiplinan dan fanatisme juga bermain dengan kebanggaan sebagai pemain asli Papua," kenang Carolino.

Terbukti, hanya dimodali dengan skuat yang berisikan pemain-pemain lokal, Tumpak sanggup membawa Persipura ke semifinal Liga Indonesia II musim 1995/96, dan sanggup bersaing dengan tim-tim besar dari daerah lain yang sudah diperkuat oleh pemain-pemain asing.

"Coach Tumpak sanggup membentuk karakter anak-anak Papua menjadi tim yang kuat secara mental untuk bersaing dengan tim lain walaupun Persipura baru muncul saja ke liga pasca degradasi ke Divisi 1. Tumpak di Persipura ibaratkan Guus Hiddink di Timnas Korsel dengan prestasi yang super," ujar legenda Persipura, Nando Fairyo.

Bahkan, nama Tumpak Sihite pun kini masih dihormati oleh elemen tim Persipura saat ini. Seperti yang diungkapkan oleh Asisten Manajer Bento Madubun, Tumpak merupakan salah satu pelatih terbaik yang pernah ada dalam sejarah Persipura.

"Beliau punya catatan manis sebagai pelatih yang pernah mengantarkan Persipura hingga semifinal Ligina 1995/96. Prestasi itu masih dikenang hingga saat ini," ujar Bento.

Tak lupa, para mantan pemain Persipura di era Ligina II beserta manajemen Persipura musim ini turut mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya untuk mengiringi kepergian sang legenda. Selamat jalan coach.

Persipura JayapuraGuus HiddinkStadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK)PelatihIn Depth SportsLiga Indonesia

Berita Terkini