x

Tak Siap Musim Baru, Liverpool Terlena Status Juara Eropa?

Selasa, 30 Juli 2019 16:17 WIB
Editor: Juni Adi
Jurgen Klop tampak lesu bersama anak asuhnya.

INDOSPROT.COM - Performa Liverpool di pramusim sangat mengecewakan. Padahal, performa mereka musim lalu cukup mengesankan hingga juara mampu menjuarai Liga Champions. Kenapa?

Pramusim merupakan sebuah kesempatan setiap klub sepak bola di dunia ini untuk melakukan evaluasi, dan persiapan menyambut musim baru.

Hal tersebut juga berlaku kepada klub-klub Eropa khususnya tim-tim ternama, yang mempunyai target juara. Maka dari itu, mereka melakukannya dengan serius guna meraih hasil maksimal.

Sayangnya, tidak semua bisa berjalan sesuai harapan, seperti yang dialami oleh Liverpool. Tim berjuluk The Reds itu secara mengejutkan tampil buruk selama pramusim.

Baca Juga

Dari enam laga uji coba yang telah dimainkan, Liverpool hanya mampu meraih dua kemenangan. Itu pun mereka dapat saat bertemu dua klub Inggris yang bermain di kasta rendah yakni Tranmere Rovers dan Bradford City.

Selebihnya, tiga kekalahan mereka alami kala melawan Borussia Dortmund (2-3), Sevilla (1-2) dan yang terkini, mereka dihajar Napoli 3-0, pada Minggu (28/07/19). Sedangkan satu laga lainnya berakhir imbang 2-2 melawan Sporting Lisbon.

Padahal selama dua musim terakhir, Liverpool mampu tampil konsisten baik di pramusim maupun ketika kompetisi dimulai. Bahkan, grafik penampilan mereka cendrung menanjak.

Puncaknya ketika sukses menjuarai Liga Champions musim 2018/19 kemarin, setelah mampu mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-0 pada 1 Juni 2019 lalu.

Kemenangan tersebut disambut meriah oleh seluruh pendukung, legenda dan juga pemain Liverpool. Sebab, mereka menahbiskan diri sebagai raja Eropa di Inggris dengan total 6 trofi Liga Champions.

Terlena Karena Jadi Raja Eropa?

Sayangnya, euforia itu justru membuat mereka terlena dengan status jawara Eropa hingga mendatangkan petaka di persiapan musim baru, karena tampil buruk di pramusim.

Selain itu, merasa puas dengan skuat yang sudah ada saat ini juga jadi biang keladi. Hal itu dibuktikan dari pasifnya aktifitas transfer mereka. 

Baca Juga

Sejauh ini, Liverpool baru mendatang satu pemain muda berusia 16 tahun yakni Harvey Elliott dari Fulham. Belum ada tanda-tanda The Reds ingin membeli pemain lagi, atau mengincar pemain bintang.

Padahal, menambah satu atau dua pemain untuk musim baru adalah hal wajib setiap klub, demi menambah kekuatan mereka di musim depan dan merebut target juara yang sudah dicanangkan.

Mirisnya, Liverpool bahkan kalah dari tim promosi Aston Villa dalam belanja pemain. Menurut data yang dihimpun Transfermarkt, The Villans sudah menghabiskan dana sebanyak Rp1,98 triliun untuk mendatangkan beberapa pemain.

Banyak Pemain Andalan Absen

Sementara Liverpool baru menghabiskan dana Rp29,56 miliar untuk dua pemain muda. Kurangnya penambahan pemain baru, membuat Jurgen Klopp terbatas dalam memainkan kekuatan terbaiknya di tur pramusim.

Apalagi ada sekitar enam pemain andalan mereka yang tidak bisa ikut persiapan sejak awal. Mohamed Salah, Alisson Becker, Sadio Mane, dan Roberto Firmino tampil di Copa America dan Piala Afrika. Dua nama lainnya Xherdan Shaqiri serta Naby Keita mengalami cedera.

Situasi itu jelas fatal, karena Klopp tidak bisa mengembangkan taktik dan program barunya untuk musim depan, bersama the winning team-nya. 

"Kehilangan enam pemain itu cukup aneh. Kami bisa menghadapi pramusim tanpa beberapa pemain dari waktu ke waktu. Tapi tahun ini sangat sulit, karena kehilangan pemain utama sejak awal dan sampai beberapa hari sebelum atau kami memulai musim baru, itu tidak bagus," kata Klopp dikutip dari Express.

"Kami coba melakukan persiapan sebaik mungkin. Kami harus berjuang 100 persen pada awal musim, dengan segala yang kami miliki dan jika lawan-lawan menganalisa maka mereka akan berpikir menghadapi kami akan mudah sekarang ini," tutur juru taktik asal Jerman itu.

Baca Juga

Berpotensi Konflik Internal

Rentetan hasil buruk Liverpool selama pramusim wajib segera dibenahi oleh Jurgen Klopp. Karena kekalahan demi kekalahan bisa membuat mental anak asuhnya menuruh, dan menimbulkan konflik saling menyalahkan di dalam tim.

Seperti yang terjadi ketika mereka dikalahkan 0-3 oleh Napoli beberapa waktu lalu di Murrayfield Stadium. Virgil van Dijk terlibat adu mulut dengan Klopp di lorong ruang ganti.

Serta ocehan James Milner dan Jordan Henderson di lapangan yang memarahi rekan setimnya dengan kata-kata kasar. Hal itu diungkap oleh salah satu bek Liverpool, Andrew Robertson.

"Mereka berdua menarik kami untuk berkumpul di lapangan dan apa yang dikatakan tidak dapat diulang sampai setelah pukul 9 malam," bebernya seperti dilansir Mirror.

"Ini bukan pertemuan krisis, ini pra-musim. Tapi kami tidak bisa terbiasa kalah atau seri. Kami harus meningkatkan performa kami secara besar-besaran," tegasnya.

Kopites -sebutan suporter Liverpool- sangat berharap Jurgen Klopp mampu menangani masalah-masalah di atas, sebelum bergulirnya musim baru, andai mereka tidak ingin kembali puasa gelar Liga Primer Inggris yang sudah didambakan sejak tahun 1990 silam.

Terdekat, mereka sudah ditunggu oleh Manchester City, di ajang Community Shield di Stadion Wembley pada Minggu (04/08/19) nanti.

Akan tetapi sebelum bertemu The Citizens, Klopp punya satu kesempatan uji coba untuk mematangkan skuatnya melawan Lyon pada Kamis (01/08/19) di Stade de Geneve, Swiss.

LiverpoolJurgen KloppLiga Primer InggrisLiga InggrisBola InternasionalSepak Bola

Berita Terkini