Semen Padang Terpuruk di Dasar Klasemen Liga 1 2019, Apa Penyebabnya?
FOOTBALL265.COM- Hingga pekan ke-10 Shopee Liga 1 2019, Semen Padang tak kunjung meraih hasil positif sedikit pun. Tercatat klub berjuluk Kabau Sirah ini hanya mampu meraih empat hasil seri, dan berada di dasar klasemen sementara dengan empat poin.
Sebenarnya, catatan buruk Semen Padang pada musim 2019 ini sudah terjadi sejak gelaran Piala Presiden 2019. Kala itu, klub kebanggaan Urang Awak ini hanya mampu meraih satu kemenangan dan dua kekalahan.
Sempat meraih kemenangan saat melawan Mitra Kukar di laga terakhir Piala Presiden, catatan minor Semen Padang ini nyatanya masih berlanjut hingga Shopee Liga 1 2019 bergulir.
Berawal dari kekalahan kontra PSM Makassar di laga pembuka. Lalu, berlanjut hasil imbang kontra PSS Sleman dan Persib Bandung. Dan, harus kembali kalah saat berjumpa Perseru Badak Lampung, Tira-Persikabo, dan yang terbaru saat berhadapan dengan Kalteng Putera.
Tentu saja catatan ini menjadi sorotan besar bagi pencinta sepak bola Indonesia, khususnya penggemar Semen Padang. Bagaimana tidak? Penampilan Kabau Sirah jauh dari kata cukup. Bahkan jauh dari 'penampilan tim yang mengusung target lima besar pada awal musim'.
Sempat menyajikan penampilan yang lebih baik saat kursi kepelatihan berganti dari Syafrianto Rusli ke Weliansyah. Semen Padang pada akhirnya gagal memutus catatan buruk tersebut.
Dari empat laga bersama coach Weli (sapaan akrabnya), Kabau Sirah mengalami tiga kekalahan dan satu hasil imbang. Semakin terperosok ke dasar klasemen.
1. Pemain, Aktor Utama Dibalik Kegagalan Ini
Bila berbicara apa yang menyebabkan buruknya penampilan Semen Padang di musim ini, pastinya tidak bisa jauh dari buruknya penampilan para pemainnya.
Tak bisa dipungkiri, permainan para punggawa Kabau Sirah memang masih jauh dari kata memuaskan. Khususnya untuk para penyerang dan pemain asingnya.
Untuk penyerang, Karl Max Barthelemy yang didapuk sebagai ujung tombak justru gagal menjalankan tugasnya. Begitupula dengan Riski Novriansyah. Tercatat keduanya hanya mampu mencetak satu gol saja dari 9 pertandingan. Tentu angka tersebut tidak sesuai dengan posisi mereka sebagai penyerang, bukan?
Sedangkan untuk pemain asing. Sepertinya sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa pemain asing Semen Padang memang berada jauh di bawah para pemain asing kontestan Liga 1 2019 lainnya.
Mungkin hanya Shukurali Pulatov dan Jose Sardon saja yang mampu tampil memuaskan, namun tidak begitu memuaskan. Untuk Karl Max dan Mario Barcia, keduanya sudah sepantasnya didepak dari Semen Padang di bursa transfer nanti.
Minimnya kontribusi keduanya menjadi alasan utama alasan kenapa mereka harus didepak. Khususnya untuk Barcia yang justru lebih banyak berkutat dengan cedera.
Walau begitu, tidak sepenuhnya pemain Semen Padang tampil buruk. Setidaknya ada beberapa pemain yang konsisten tampil apik. Mulai dari Teja Paku Alam, Dedi Gusmawan, Dedi Hartono hingga Irsyad Maulana.
Hilangnya Sosok Pengatur Serangan, Nildo Victor Juffo
Secara keseluruhan, Semen Padang memiliki komposisi yang bagus di lini belakang dan tengahnya. Untuk lini pertahanan, sosok Teja Paku Alam, serta duet Agung Prasetyo dan Dedi Gusmawan bisa menjadi tembok kokoh untuk Kabau Sirah.
Begitupula dengan penampilan para pemain tengah mereka. Mulai dari Fridolin Yoku, Manda Cingi, Dedi Hartono hingga Irsyad Maulana.
Namun, untuk lini tengah, terdapat satu catatan kecil yang merusak penampilan apik mereka, yaitu minimnya aliran bola untuk para penyerang.
Bisa dikatakan, Semen Padang kehilangan sosok pengatur serangan yang sejatinya telah didapuk oleh Nildo Victor Juffo yang terpaksa dicoret karena mengalami cedera. Jose Sardon yang dipercayai menggantikan sosok Juffo, nyatanya tak mampu tampil sama baiknya.
Tentu dengan catatan tersebut, Semen Padang mau tak mau wajib merombak komposisi pemainnya. Terlebih untuk pemain asing. Hal ini sejatinya telah menjadi sorotan CEO terbaru mereka, Hasfi Rafiq.
"Ini kita evaluasi sambil jalan Putaran 1 selesai," ucapnya kepada INDOSPORT.