Jose Mourinho Ungkap Kisah Pilunya Berpisah dengan Inter Milan
FOOTBALL265.COM – Jose Mourinho akhirnya membuka rahasia mengapa ia memilih tidak kembali ke Inter Milan usai pertandingan final Liga Champions 2009/10 yang digelar di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid.
Mourinho mengungkapkan, ia enggan kembali ke kota Milan karena takut tak bisa menahan sisi emosionalnya ketika bertemu dengan para pemain Inter Milan. Pasalnya, saat itu ia sudah menerima pinangan Real Madrid sebagai pelatih.
“Saya harus mengatakan sesuatu yang tidak pernah saya ungkapkan sebelumnya. Alasan saya tidak kembali ke Milan setelah pertandingan (final) adalah, karena saya pikir jika saya kembali ke Milan, saya tidak akan pernah pergi ke Real Madrid,” ungkap Mourinho, dikutip dari Football Italia.
Pria kelahiran Setubal itu menyebut, ia ingin berlari dari perasaan emosional yang bisa saja muncul ketika berjumpa dengan Javier Zanetti dkk di ruang ganti Inter Milan.
“Saya ingin pergi dari perasaan emosional saya. Saya bahkan tidak masuk ke ruang ganti karena saya sadar saya tidak akan bisa mengontrol emosi saya,” imbuh Mourinho.
Keputusan untuk langsung meninggalkan Inter Milan usai laga final Liga Champions 2009/10 memang harus dibuat Mourinho, lantaran ia sudah membuat kesepakatan dengan Real Madrid.
“Saya telah memutuskan untuk pergi ke Real Madrid. Saya memang belum menandatangani kontrak, tapi saya telah membuat keputusan. Saya sudah dua kali berkata tidak kepada mereka, dan untuk mengatakan yang ketiga adalah hal yang tidak mungkin,
“Saya khawatir jika kembali ke Milan untuk merayakan gelar Liga Champions maka itu akan mengubah keputusan saya. Itu adalah kesalahan saya,” tegasnya.
Musim 2009/10 memang menjadi puncak kejayaan Jose Mourinho sebagai pelatih Inter Milan. Pada musim terakhirnya, Mourinho berhasil mengantar Nerazzuri merengkuh gelar treble winners.
Usai mengamankan Scudetto Serie A Italia dan menjuarai Coppa Italia, Mourinho menyempurnakan catatan emasnya di Negeri Pizza dengan membawa Inter Milan meraih trofi Liga Champions, dengan mengalahkan Bayern Munchen di partai puncak.