Resmikan Edson Tavares, Borneo FC Jadi Klub Penampung Pelatih ‘Terbuang'
FOOTBALL265.COM – Usai meresmikan eks Pelatih Persija Jakarta, Edson Tavares sebagai nakhoda klub di Liga 1 2020, Borneo FC seperti menjadi klub penampung pelatih yang ‘terbuang’.
Borneo FC akhirnya meresmikan eks Pelatih Persija Jakarta, Edson Tavares sebagai nahkoda klub untuk mengarungi Liga 1 2020, Sabtu (04/01/20) kemarin.
Tak lama setelah dipastikan tak lagi menukangi Persija Jakarta, pelatih asal Brasil Edson Tavares secara resmi akhirnya ditunjuk oleh klub asal Kalimantan, Borneo FC untuk menjalani Liga 1 2020.
Pengumuman yang terkesan cukup mengejutkan itu dilakukan Borneo FC lewat halaman media sosialnnya, Sabtu malam (04/01/20).
"Banyak yang Sudah Menunggu Ya? Perkenalkan Head Coach Borneo FC Untuk Musim Kompetisi 2020, Edson Tavares!," tulis Borneo FC lewat akun Instagram.
Ditunjuknya Edson Tavares secara langsung juga mengakhiri rumor siapa pelatih yang akan menukangi Borneo FC, selepas kepergian Roberto Carlos Mario Gomez.
Hingga kabar peresmian ini mendadak ramai dibicarakan, belum diketahui berapa lama durasi kontrak yang diberikan manajemen Borneo FC kepada Edson Tavares. Tapi tentu saja, Tavares diharapkan bisa membawa Borneo FC menempati posisi lebih baik dari Liga 1 2019.
Tapi terlepas dari durasi dan besaran kontrak baru Tavares di Borneo FC, kedatangan eks pelatih Persija itu seakan menguatkan Pesut Etam sebagai klub penampung para pelatih yang ‘terbuang’, khususnya dalam 2 musim terakhir.
Borneo FC, Suka Pelatih ‘Terbuang’ di Liga 1
Seperti dialami oleh Roberto Carlos Mario Gomez yang sebenarnya mampu mengangkat performa Persib Bandung di Liga 1 2018 tapi dipecat dan gabung Borneo FC musim berikutnya.
Maksud kata ‘terbuang’ di sini bukanlah soal kualitas buruk pelatih yang akhirnya berlabuh ke Borneo FC. Tapi pelatih kualitas top dalam melatih dan mengangkat prestasi klub yang dilatih.
Namun sangat disayangkan, pelatih kualitas top itu harus hengkang dari klub sebelumnya dengan kasus kontroversial. Seperti dialami oleh Roberto Carlos Mario Gomez yang sebenarnya mampu mengangkat performa Persib Bandung di Liga 1 2018.
Tapi kasus kontroversial yang berujung pemutusan kontrak dengan Persib Bandung harus membuat Mario Gomez mengalami pemecatan setelah musim pertamanya melatih di sepak bola Indonesia.
Pemutusan kontrak Persib dan Mario Gomez disinyalir karena sang pelatih meminta kenaikan gaji di pertengahan musim. Bahkan hal tersebut sempat membuat heboh jagat sepak bola Indonesia.
Gomez pada awal bulan Agustus lalu pernah berharap agar manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) mau untuk menaikan gajinya. Pasalnya, bonus yang dijanjikan manajemen tidak sesuai dengan ekspektasi.
Manajer Persib, Umuh Muchtar juga buka suara terkait kasus pelik antara manajemen dan Mario Gomez, yang tentu jadi perbincangan hangat para pecinta sepak bola Tanah Air.
“Kalau untuk dedikasi mereka bagus, saya suka tapi mentalnya tidak bagus. Belum setengah musim sudah minta gaji double, sudah dikasih setengah dan penerjemah juga minta dinaikkan yang sama, gila kan?” beber Umuh kepada INDOSPORT (17/02/19).
Sementara Mario Gomez juga membuka tentang hubungan tidak baik antara dirinya dengan manajemen Persib Bandung. Di mana harapannya naik gaji tak juga direspons oleh pihak PT PBB.
"Kami berbicara sekitar tiga bulan lalu ketika masih di posisi sembilan di Liga Super dan kami berdiskusi soal bonus tapi berjalan di jalur yang berbeda," ucap Gomez di Stadion Gelora Bandung Lautan api (GBLA), Kota Bandung, Senin (06/08/18).
Hal tersebut sangat membingungkan khususnya untuk para pendukung setia Persib Bandung, Bobotoh. Mereka sudah sempat jatuh cinta dengan gaya melatih Mario Gomez yang banyak memberi efek positif pada permainan Maung Bandung.
Bagaimana tidak, selama masa kepelatihan Mario Gomez, Persib Bandung berhasil menempati puncak klasemen sementara Liga 1 2018 cukup lama, yakni dari pekan ke-16 hingga pekan ke-25.
Tapi sayang, mungkin karena konflik internal Mario Gomez dan manajemen klub, Persib harus turun dan mengakhiri musim di urutan ke-4 klasemen akhir Liga 1.
Mario Gomez Cukup Sukses di Borneo FC
Mario Gomez Cukup Sukses melatih Borneo FC di Liga 1 2019
Setelah mengalami kejadian tak mengenakkan di musim pertamanya di sepak bola Indonesia sebagai pelatih, Mario Gomez tak kenal kapok. Jelang Liga 1 2019 kemarin, dia menerima pinangan Borneo FC.
Sama seperti saat latih Persib Bandung, Mario Gomez juga terbilang sukses di Borneo FC dengan membuat publik sepak bola Indonesia terkesima dengan penampilan impresif anak-anak asuhnya.
Secara perlahan, Borneo FC menapaki tangga klasemen Liga 1 2019 dengan peringkat tertinggi ada di urutan runner-up menjelang akhir musim, yakni pekan ke-31. Bahkan Borneo berhasil dibawanya mengukir sejarah dengan 18 laga tak terkalahkan secara beruntun di Liga 1.
Tapi dua kekalahan, dua hasil imbang dan dua kali menang di 6 laga terakhir Liga 1 2019 membuat Borneo FC harus puas mengakhiri musim di urutan ke-7 klasemen akhir kompetisi.
Terbilang punya pengaruh besar dalam perjalanan impresif Borneo FC di Liga 1 2019, Mario Gomez pun langsung jadi incaran klub-klub besar mulai dari Arema FC sampai PSM Makassar.
Hingga Arema FC menjadi klub yang beruntung mendapatkan tanda tangan pelatih asal Argentina itu. Kini Borneo FC pun memiliki pelatih anyar, yakni Edson Tavares, yang juga mengalami nasib serupa dengan Gomez di klub sebelumnya sebelum menerima pinangan Pesut Etam.
Edson Tavares ‘Dibuang’ Persija Jakarta Lalu Gabung Borneo FC
Ya, Edson Tavares di Persija mengalami nasib yang kurang lebih serupa dengan Mario Gomez di Persib Bandung. Keduanya sama-sama punya pengalaman pahit di musim debutnya sebagai pelatih di sepak bola Indonesia.
Bahkan Edson Tavares langsung mengungkapkan kekecewaannya secara ekslusif kepada INDOSPORT usai mengetahui dirinya dipecat dan tak lagi melatih Persija Jakarta.
"Saya merasa kecewa, sangat kecewa. Karena situasinya saat saya datang sebagai pelatih, Persija posisinya sangat buruk. Yakni hanya dua poin dari dasar klasemen," ucap Edson secara eksklusif kepada INDOSPORT.
Dengan keadaan seperti itu, Edson menilai sangat sulit kala itu mendongkrak Persija. Namun dia merasa bersyukur akhirnya dia mampu menyelamatkan Persija dan finish di posisi 10 besar Liga 1 2019.
"Persija ketika di paling bawah dan saya rasa saat itu sangat susah untuk seorang pelatih mengangkat tim yang sedang terpuruk. Tapi buktinya kami berhasil melakukan hal tersebut. Saya berhasil mendongkrak posisi Persija yang tadinya di klasemen akhir.”
Tavares memang wajar merasa kecewa pasalnya dia mampu menyelamatkan Persija Jakarta dari jeratan degradasi. Di mana saat dia datang, Persija berada di luar 10 besar di klasemen sementara.
Hingga kedatangan Tavares, sempat terseok-seok, akhirnya Persija Jakarta mampu lolos dari zona degradasi dan mengakhiri Liga 1 2019 dengan berada di urutan ke-10 klasemen akhir.
Dengan segala pencapaian dan keberhasilan Edson Tavares mengangkat posisi Persija tersebut, sangat ironis jika mengetahui bahwa dia dipecat hanya melalui pesan singkat aplikasi WhatsApp dari Presiden Persija, Ferry Paulus.
“Persija sebagai organisasi sangat complicated. Klub tidak menghargai orang dan saat mereka tak menghargai orang, mereka juga secara tak langsung tidak menghargai The Jakmania sebagai supporter,” ucap Tavares secara ekslusif kepada INDOSPORT.
Punya pengalaman seperti ‘dibuang’ dari klub sebelumnya, Persija Jakarta, menarik untuk dinantikan kiprah Edson Tavares sebagai pelatih Borneo FC di Liga 1 2020. Apakah mampu membawa Borneo FC tampil impresif seperti yang dilakukan Mario Gomez musim lalu?