Ancaman PSSI pada Shin Tae-yong yang Tidak Proporsional
FOOTBALL265.COM - Kisruh PSSI dengan Shin Tae-yong semakin memanas. Setelah curhat Shin Tae-yong kepada media Korea Selatan soal kelemahan PSSI, kini gantian PSSI yang menekan balik pelatih 51 tahun itu.
Dalam sebuah wawancara dengan media Korea Selatan, Naver Sport, Shin Tae-yong mengutarakan sejumlah kekecewaannya kepada PSSI. Tae-yong secara terang-terangan mengadu soal PSSI yang kerap mengubah sikap hingga menyinggung masalah transparansi.
Setengah tahun memegang timnas, Tae-yong mulai merasa gerah karena PSSI tidak konsisten dalam memegang janjinya, termasuk dalam menyusun kebijakan untuk Timnas Garuda.
Shin Tae-yong juga secara khusus mengutarakan kekecewaannya terhadap Indra Sjafri sekaligus sikap PSSI terhadap pelatih asal Sumatera Barat tersebut.
Pernyataan Shin Tae-yong ini pun sampai juga ke kuping PSSI. Seperti dugaan, PSSI pun merasa tidak terima dan menantang sekaligus mengancam Shin Tae-yong.
Melalui Ketua Satuan Tugas Timnas Indonesia, Syarif Bastaman, Shin Tae-yong diminta untuk kembali ke Indonesia pada pekan depan. Jika tidak bisa memenuhi panggilan, maka Tae-yong dipecat.
"Kalau tak datang harus kami evaluasi, mungkin dipecat. Sejago siapa pun dia, kalau dia tidak datang, tak mau melatih bisa saja," kata Syarif Bastaman.
"Kami minta minggu depan, kami lihat minggu depan datang atau tidak dia," imbuhnya.
Syarif Bastaman menjelaskan, PSSI hanya ingin bertemu empat mata dengan Shin Tae-yong untuk membahas kelanjutan program Timnas Indonesia.
1. Tidak Proporsional
Pernyataan tegas dari ketua Satgas Timnas Indonesia ini pun memberikan kesan PSSI yang tengah kebakaran jenggot dengan sikap Shin Tae-yong. Bisa dibilang, ancaman dari ketua Satgas Timnas justru tidak proporsional alias tidak seimbang.
Sangat tidak adil bagi PSSI untuk memberikan ancaman pemecatan kepada Shin Tae-yong yang belum sama sekali menunjukkan kinerjanya dalam pertandingan. Bisa dibilang, Shin Tae-yong bisa gugur sebelum berperang.
Pernyataan dari Syarif Bastaman justru berpotensi menambah keruh situasi persepakbolaan Indonesia yang sebelumnya tengah terpuruk. Mulai dari masalah pandemi, pengunduran Ratu Tisha, sampai kisruh di PT LIB.
Padahal, jika menengok lebih obyektif, sesungguhnya ada alasan masuk akal terhadap sikap dan keputusan Shin Tae-yong.
Seperti diketahui, saat ini angka penularan COVID-19 di Indonesia masih sangat tinggi, walaupun pemerintah menerapkan 'new normal' demi menyelamatkan ekonomi. Sebelumnya, salah satu asisten pelatih Shin Tae-yong, Gong Oh-kyun, adalah korban virus corona.
Toh, Shin Tae-yong sendiri diketahui selalu memantau perkembangan anak buahnya mulai dari latihan mandiri sampai pola makanan yang sangat disiplin.
PSSI dan Shin Tae-yong memang belum menemukan kesepakatan untuk lokasi pemusatan latihan. Hal-hal seperti ini mestinya bisa terselesaikan jika komunikasi dari petinggi PSSI dan Shin Tae-yong berjalan dengan baik sehingga tidak ada saling sindir.
Shin Tae-yong dan tim jajaran pelatih lainnya sebelumnya juga kooperatif alias tidak menunjukkan protes saat gaji mereka dipangkas PSSI sampai 50 persen.
Satgas Timnas yang dibentuk PSSI sudah sepatutnya mesti evaluasi dan berhati-hati dalam menyikapi persoalan Shin Tae-yong. Reputasi federasi bisa dipertanyakan apabila terlalu mudah memecat pelatih, apalagi yang belum pernah bertanding resmi seperti Shin Tae-yong.
Ditambah lagi, bukan kali ini saja PSSI berpolemik dengan pelatih asing. Setidaknya dua pelatih sebelumnya, yakni Luis Milla dan Simon McMenemy, juga berpisah dengan meninggalkan kesan buruk.
Baik PSSI maupun Shin Tae-yong mesti sama-sama menghormati kontrak yang ada dan meredam ego. Apalagi agenda Timnas Indonesia cukup padat akhir tahun ini sampai pada Piala Dunia U-21 tahun 2021 mendatang.