You'll Never Walk Alone, Lagu Kebangsaan Liverpool yang Berakar dari Hungaria
FOOTBALL265.COM - Perjalanan lagu kebangsaan klub Liga Inggris, Liverpool, yakni You’ll Never Walk Alone, yang juga diadaptasi oleh klub sepak bola Skotlandia, Celtic, ternyata berakar dari Budapest, Hungaria.
Seperti yang sudah diketahui, Gerry and The Pacemakers adalah salah satu musisi yang membawa lagu ini populer di kalangan penduduk Merseyside dan juga para suporter Liverpool. Namun sebelum itu, ada sejarah panjang yang sepertinya asyik untuk dibahas.
Semuanya berawal dari seorang seorang penulis asal Prancis bernama Ferenc Molnár yang membuat sebuah drama ironi berjudul Liliom pada tahun 1909. Kisah yang diangkat dalam karya tersebut adalah seorang pencuri asal Hungaria yang tewas karena perampokan.
Sayangnya, buah pikiran Molnár tersebut tidak sukses di pasaran dan tidak mendapat respons positif dari publik Hungaria saat itu. Kritik dan cibiran pun bertebaran dan membuat sang penulis harus pergi ke luar negeri untuk mempromosikan karyanya di tempat lain.
Ia berkeliling Eropa dan mampir ke beberapa kota seperti Praha, Vienna, dan Berlin. Usahanya pun membuahkan hasil dan Liliom mulai mendapat perhatian lebih.
Saat Perang Dunia I pecah, masyarakat Hungaria yang awalnya memandang sebelah mata karya Molnár pun tersadar. Kini mulai hidup dalam situasi serba sulit, orang-orang merasa cobaan hidup yang sedang menerpa mereka sangat relatable dengan jalan cerita Liliom.
Kisah Ferenc Molnár berlanjut hingga Perang Dunia II dan pada waktu ini banyak seniman yang biasanya memenuhi Budapest telah hijrah mencari rumput yang lebih hijau. Molnár pindah ke Amerika Serikat pada 1940 saat usianya menginjak 62 tahun.
Broadway
Awal kehidupan baru Molnár di Negeri Paman Sam bisa dibilang cukup kelam lantaran ia mengalami banyak cobaan dan kesedihan yang mendalam. Namun kemudian muncul dua sosok penyelamat bernama Richard Rodgers dan Oscar Hammerstein II.
Mereka saat itu sedang mencari ide untuk pertunjukan Broadway dan akhirnya tak sengaja menemukan Liliom. Setelah membujuk Molnár untuk memberi izin adaptasi, Rodgers dan Hammerstein pun mengubah nama Liliom menjadi Carousel.
Di pertunjukan Carousel inilah lantunan You’ll Never Walk Alone mulai dikenal publik, berkat kerja keras Rodgers sebagai penata musik dan Hammerstein sebagai penulis lirik.
Lagu tersebut dilantunkan ketika sang tokoh wanita merasa down lantaran ayahnya tewas dalam insiden perampokan. You’ll Never Walk Alone menjadi semangatnya untuk bangkit dan terus melanjutkan hidup.
1. Youâll Never Walk Alone Jadi Tradisi di Liverpool
You’ll Never Walk Alone kemudian mulai diadaptasi oleh banyak musisi dunia hingga akhirnya booming di kota Liverpool saat era 1960-an. Gerry and the Pacemakers-lah yang menjadikannya big hit pada tahun 1963.
Fenomena ini tidak lepas dari perkembangan budaya di Inggris yang membuat Liverpool layaknya Budapest beberapa tahun silam - dipenuhi musik dan para seniman.
Seperti dikisahkan pada laman Thesefootballtimes, Gerry and the Pacemakers yang meraih kesuksesan meski tidak memiliki nama sebesar The Beatles atau Elvis Presley, merambah pasar Amerika Serikat dan mendapat undangan tur di sana.
Kebetulan, mereka bertemu Bill Shankly, manajer klub sepak bola Liverpool FC saat itu, yang juga sedang mengadakan tur bersama timnya. Gerry Marsden dkk pun menampilkan You’ll Never Walk Alone di hadapan Shankly.
Sepertinya lagu dengan makna mendalam ini benar-benar masuk ke lubuk hati seorang Bill Shankly yang biasanya tidak peduli dengan hal selain sepak bola. Sangat susah memang membuat pria ini terkesan namun Gerry and the Pacemakers berhasil melakukannya.
You’ll Never Walk Alone kemudian berkumandang di final Piala FA 1965 antara Liverpool vs Leeds United berkat rekomendasi Shankly.
Seperti Shankly, publik The Kop juga menyambut baik kehadiran lagu tersebut. Tradisi menyanyikan You’ll Never Walk Alone pun terus berlanjut dari tahun ke tahun bahkan sampai sekarang.
Selain Liverpool, You’ll Never Walk Alone juga diadaptasi oleh sejumlah klub sepak bola dunia seperti Celtic, Borussia Dortmund, dan Feyenoord.
Meski sempat ada perdebatan tentang siapa duluan yang mengadaptasi lagu tersebut, orang-orang sepertinya tidak mau ambil pusing lantaran yang terpenting adalah kandungan lirik di dalamnya yang sangat menyentuh.
Lirik yang Penuh Kesan
Salah satu alasan yang membuat You’ll Never Walk Alone mudah diterima di telinga publik adalah lirik yang sangat relatable dengan roda kehidupan manusia. Liriknya mengajarkan para pendengar untuk senantiasa kuat dan tabah apa pun yang terjadi.
Apalagi, akar dari lagu ini adalah drama Carousel dan Liliom yang menggambarkan kesulitan hidup serta kerasnya lingkungan sosial pada zaman dua karya tersebut dibuat.
Selain itu, You’ll Never Walk Alone juga terbukti ampuh membantu para suporter Liverpool tetap setia mendukung timnya meski sempat harus berpuasa gelar Liga Inggris selama 30 tahun. Kesabaran mereka kini pun terbayar tuntas di tangan seorang Jurgen Klopp.