Gimnasia La Plata, Timnas U-19 dan Singgasana Raja Diego Maradona
FOOTBALL265.COM - Timnas Indonesia U-19 dikabarkan mendapatkan tawaran menarik dari pelatih asal Argentina, Carlos Alberto Gomez. Eks Perseman Manokwari itu dikabarkan mengajak anak asuh Shin Tae-yong untuk uji coba melawan Gimnasia La Plata, klub asuhan Diego Maradona.
Sebelumnya, pencapaian Timnas Indonesia U-19 arahan Shin Tae-yong saat menjalani tujuh laga uji coba di Kroasia menuai beragam sanjungan. Terlebih saat mereka mampu mengalahkan klub raksasa Kroasia, Dinamo Zagreb, dengan skor 1-0 pada Senin (28/09/20) lalu.
Dan kini, Timnas U-19 akan kembali menjalani rangkaian uji coba melawan tim-tim di Kroasia, setelah sebelumnya batal pergi ke Turki karena beberapa faktor. Lawan pertama skuat Garuda Nusantara pada Kamis (08/10/20) malam nanti adalah NK Dugopolje.
Menanggapi hal tersebut, Carlos Alberto Gomez mengatakan bahwa uji coba yang dilakukan oleh skuat Timnas U-19 di Kroasia bersifat positif. Namun, dirinya juga mengatakan bahwa skuat Garuda Nusantara harus meningkatkan levelnya untuk persiapan Piala Dunia U-20.
"Saya rasa sebagai sebuah bagian dari awal aktivitas Shin Tae-yong, tur ke Kroasia untuk para pemain Timnas U-19 adalah hal yang positif," ucapnya kepada INDOSPORT.
"Namun, sebaiknya harus meningkatkan lebih yang lebih untuk persiapan di Piala Dunia U-20," tambahnya.
Carlos Alberto Gomez pun menambahkan, sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, Timnas Indonesia U-19 setidaknya harus bertanding melawan tim-tim dari negara yang berpengalaman di Piala Dunia.
"Argentina telah memenangkan Piala Dunia U-20 sebanyak enam kali. Saya memiliki rangkaian pertandingan di Argentina dan dapat membantu Timnas Indonesia U-19 untuk datang dan melakukan uji coba," tuturnya.
Lebih lanjut, Carlos Alberto Gomez juga menawarkan tim-tim besar di Argentina, termasuk tim yang dilatih langsung oleh Diego Maradona, untuk bisa bertanding melawan Timnas Indonesia U-19.
"Di sini, di Argentina, Timnas Indonesia bisa bertanding melawan klub-klub dari Argentina. Boca Junior, River Plate, juga Gimnasia La Plata yang dilatih oleh Diego Maradona," jelasnya.
"Melawan mereka akan mendapatkan pengalaman dasar tentang sepak bola secara internasional. Mereka adalah klub-klub berkelas dan diakui di seluruh dunia," tutupnya.
Lantas, seperti apakah klub Gimnasia La Plata yang dinakhodai Diego Maradona itu? Berikut INDOSPORT rangkum profil serta pengaruh Diego Maradona untuk Gimnasia La Plata.
1. Panggung Diego Maradona dan Penyelamatan Degradasi Gimnasia La Plata
Gimnasia La Plata adalah klub yang bermarkas di kota La Plata, Provinsi Buenos Aires, Ibu Kota Argentina. Didirikan sejak tahun 1887, Gimnasia La Plata sendiri saat ini bermain di divisi utama Liga Argentina.
Nama klub Gimnasia La Plata sendiri awalnya sangat jarang didengar, hingga akhirnya legenda hidup sepak bola dunia, Diego Maradona, memutuskan untuk menjadi pelatihnya.
Diego Maradona resmi melatih Gimnasia La Plata pada tanggal 6 September 2019 silam. Semenjak saat itu, terjadi banyak drama yang dialami oleh Maradona dan juga klub tertua di benua Amerika tersebut.
Salah satu drama yang masih diingat adalah saat Maradona memutuskan untuk berhenti melatih klub berjuluk Lobo itu, beberapa bulan usai resmi diumumkan sebagai pelatihnya. Alasannya adalah dirinya muak dengan konflik internal yang terjadi di jajaran manajemen klub.
Namun uniknya, dia kembali menjadi pelatih Gimnasia dan menuai banyak reaksi positif untuk klub. Salah satu buktinya adalah meningkatnya jumlah fans Gimnasia La Plata sebanyak 5.000 orang.
Tak hanya itu, setiap pertandingan kandang Gimnasia juga terdapat sebuah penyambutan dari para fans kepada Maradona sebelum pertandingan dimulai.
Bahkan, pihak klub pun memberikan sebuah kursi bak singgasana raja kepada Diego Maradona. Alasannya? Dilansir The Sun, selain karena Maradona adalah sosok legenda di Argentina, tapi juga mereka menganggap bahwa eks Napoli itu membawa sebuah keberuntungan.
Keberuntungan tersebut berupa Gimnas La Plata yang tidak akan mengalami penurunan kasta atau degradasi di Liga Utama Argentina di tahun 2020 dan 2021. Padahal, hal ini tak lepas dari keputusan promotor Liga Argentina untuk meniadakan sistem degradasi hingga tahun 2021 karena pandemi virus corona.