Stop Mengeluh dan Mulai Bercermin Diri Fabio Quartararo!
FOOTBALL265.COM - Fabio Quartararo menjalani MotoGP 2020 dengan hasil 'gado-gado'. Ia pun diminta untuk tidak banyak mengeluh dan mulai tampil konsisten.
Seluruh mata pencinta MotoGP dunia tertuju pada Fabio Quartararo ketika dirinya dengan apik mampu menjuarai seri pertama MotoGP 2020 di Sirkuit Jerez, Spanyol, mengasapi Vinales dan Dovizioso.
Namun, tak cukup disitu, Quartararo kembali membuat kagum dengan menjadi juara di seri kedua pada GP Andalusia. Ia sanggup finis pertama unggul dari Maverick VInales dan Valentino Rossi.
Quartararo yang mendapat gelar rookie 2019 mendadak di atas angin lantaran rival terberatnya, yakni Marc Marquez dipastikan absen panjang setelah mengalami kecelakaan di Sirkuit Jerez yang mengakibatkan cedera bahu.
Namun, perlahan tapi pasti, pencapaian Quartararo di MotoGP 2020 menurun. Sejak menjuarai GP Andalusia, Quarataro selalu gagal menembus enam besar.
Secara berturut-turut ia finis di posisi ke-7 (GP Ceko), 8 (GP Austria), 13 (GP Styria), dan yang terburuk saat ia gagal finis di GP San Marino. Di saat penampilannya terus menurun, kejutan demi kejutan terjadi di podium MotoGP di mana hadir pemenang yang berbeda-beda hampir tiap serinya.
Hal ini secara tak langsung menolong Quartararo di klasemen pembalap karena pesaing dirinya seperti Dovizioso dan Vinales juga gagal tampil konsisten.
Melihat kondisi ini, Quartararo pun mengeluh. Ia bukan mengeluh karena kemampuannya, tetapi dengan motor tunggangannya, Yamaha YZR-M1.
Beberapa kali dalam sesi wawancara di media ia mengeluhkan persoalan akselerasi dan kecepatan motor milik tim Petronas Yamaha SRT itu.
Meski begitu, Quartararo mulai memperbaiki penampilannya pada GP Emilia Romagna pertengahan September silam. Saat itu ia mampu finis di posisi keempat. Penampilan gemilang berlanjut ketika ia menjuarai GP Catalan sepekan setelahnya.
Itu artinya, total ia telah naik tiga kali podium di mana ketiganya ia menjadi juara pertama. Namun, masalah kembali terjadi.setelah GP di Italia, ia malah gagal di GP Prancis yang notabene negaranya sendiri dengan hanya menempati posisi kesembilan.
Dan parahnya, pada GP Aragon, ia harus gagal finis walau meraih pole position. Teranyar, di GP Teruel ia cuma bisa finis di posisi kedelapan.
Rentetan hasil ini membuat posisi Quartararo di klasemen pembalap disalip oleh Joan Mir dari tim Suzuki yang tampil lebih konsisten. Joan Mir memimpin dengan 137 angka mengungguli Quartararo yang mengumpulkan 123 poin.
1. Stop Mengeluh soal Motor, Perbaiki Konsistensi
Dalam menjalani musim keduanya di MotoGP, Fabio Quartararo rupanya banyak memiliki keluhan. Mulai dari masalah ban, kecepatan motor, persiapan tim, dan lainnya.
"Motornya enak, tapi kemampuan ban menurun sangat cepat, kita semua merasakannya, hanya Franco (Morbidelli) yang tidak terlalu terasa. Rasa berkendara penting, tapi manajemen ban lain lagi," ujarnya mengutip GP One dalam mengomentari balapan di GP Ceko.
Sebetulnya, motor YZR-M1 yang dikendarainya adalah salah satu yang terbaik di MotoGP. Terbukti dari catatan pole position terbanyak yang diraihnya musim ini.
Tak cuma itu, ia juga tiga kali menjuarai balapan musim ini. Itu menjadi bukti bahwa ia dan tim Petronas Yamaha SRT memiliki kapasitas untuk bisa tampil menjadi juara di tengah ketiadaan Marc Marquez.
Justru, masalah sesungguhnya adalah pada konsistensi seorang Fabio Quartararo. Sebagai seorang pembalap muda yang baru menjalani musim kedua di MotoGP, ia masih harus memperbaiki keseimbangan mental dan emosi.
Terbukti bahwa untuk menjadi konsisten seperti Marc Marquez bukanlah perkara mudah. Jika Marquez tak cedera, mungkin klasemen MotoGP sudah jauh dimpimpin olehnya.
Untuk itu, ketimbang mengeluh soal motor dan mengomentari motor milik pembalap lain seperti Ducati, lebih baik bagi dirinya untuk memperbaiki mental tiap balapan.
Apa yang terjadi di GP Aragon perlu jadi pelajaran bagi Fabio Quartararo. Sebuah hal yang sangat disayangkan ketika ia harus gagal finis walau mengawali balapan dari pole position.
Quartararo juga dituntut untuk bisa menjaga performanya, minimal dirinya harus terus berada di posisi enam besar demi bisa mengamankan gelar juara dari kejaran pesaingnya seperti Joan Mir dan Maverick Vinales di MotoGP 2020.