Sebelum Milan, Zlatan Ibrahimovic Sudah Terbukti Pemimpin Sejati
FOOTBALL265.COM - Tak berlebihan menyebut Zlatan Ibrahimovic sebagai salah satu kunci penting di balik kebangkitan klub Liga Italia, AC Milan, di 2020/21.
AC Milan sempat tak terkalahkan dalam 11 pertandingan di semua kompetisi 2020/21 sebelum kalah telak 0-3 dari Lille di Liga Europa, Jumat (06/11/20) dini hari WIB.
Artinya, di Liga Italia musim ini, AC Milan nyaris masih sempurna. Hingga pekan keenam, Rossoneri memenangkan lima pertandingan dan seri sekali.
Satu-satunya hasil imbang itu pun terjadi saat melawan tim kuat AS Roma dengan skor 3-3 pada 27 Oktober lalu.
Sungguh awal musim yang bagus bagi AC Milan dibandingkan beberapa musim terakhir. Contohnya pada 2019/20 di mana mereka cuma menang dua kali dan kalah empat kali hingga pekan keenam Liga Italia.
Bila harus menunjuk satu orang yang layak mendapatkan pujian dari awal musim positif AC Milan, maka Zlatan Ibrahimovic-lah sosok tersebut.
Telah berusia 39 tahun, Zlatan Ibrahimovic saat ini memuncaki daftar pencetak gol terbanyak Liga Italia 2020/21 dengan tujuh gol, unggul satu gol dari Andrea Belotti (Torino).
Sebagai catatan, total gol AC Milan di Liga Italia musim ini adalah 14 gol. Artinya, setengah dari total gol pasukan Stefano Pioli berasal dari Zlatan Ibrahimovic, pemain yang sempat absen di pekan kedua dan ketiga akibat positif corona.
Peran Zlatan Ibrahimovic lebih dari sekadar urusan gol. Awak termasuk pelatih Stefano Pioli mengakui bahwa kepemimpinan penyerang asal Swedia itu lah yang paling krusial.
"Ibra seorang pejuang, pemimpin, pemain kharismatik yang punya rasa tanggung jawab dan keinginan besar untuk menang. Dia menstimulasi seluruh tim. Kontribusinya penting," kata Stefano Pioli pada akhir Desember 2019.
Pada akhir September lalu, Stefano Pioli bahkan menegaskan kepemimpinan Zlatan Ibrahimovic yang tetap terasa di tim meski sang pemain absen bela AC Milan akibat Covid-19.
1. Bukti Kepemimpinan Ibrahimovic Dimulai di PSG
AC Milan bukan satu-satunya tim yang merasakan kepemimpinan sejati Zlatan Ibrahimovic. Karakter tersebut nyata terpampang ketika ia membela Paris Saint-Germain pada 2012-2016.
Bergabung pada usia 32 tahun, keberadaan Ibra langsung terasa di PSG di mana ia memang vokal di ruang ganti. Tak heran, Les Parisiens akhirnya mengakhiri puasa gelar Ligue 1 pada 2012/13, awal dominasi mereka di Prancis.
Zlatan Ibrahimovic mampu memotivasi rekan-rekannya. Sehingga, ketika ia hengkang demi Manchester United pada 2016, para pemain PSG telah dibekali kematangan mental juara.
"Zlatan Ibrahimovic mengajarkan kami menjadi pemimpin. Dia seorang pemain yang dapat meningkatkan kualitas setiap orang yang bermain dengannya. Di PSG, sungguh hebat melihat dia masih berlatih seperti anak usia 18 tahun. Dia contoh yang patut diikuti di ruang ganti. Dia memang seorang pemimpin yang membawa mentalitas juara ke PSG," kata gelandang PSG, Marco Verratti, di Goal.com pada 2017.
Kepemimpinan Ibra kemudian dirasakan Manchester United sejak awal diboyong Jose Mourinho pada musim panas 2016. Ruang ganti cukup solid sehingga mampu menghadirkan trofi Liga Europa, gelar terbaik Iblis Merah pasca era Sir Alex Ferguson.
"Zlatan seorang kakak. Dia membuat lelucon untuk membuat semua orang nyaman. Dia seorang juara dan benar-benar membantu tim," kata Paul Pogba pada 2016.
Banyak sebutan yang melekat pada Zlatan Ibrahimovic, termasuk kata 'sombong' karena kepercayaan dirinya yang amat tinggi. Namun, ia terbukti mampu menularkan kepercayaan diri tersebut ke rekan-rekan setim di mana pun berada.
AC Milan jelas beruntung memiliki Zlatan Ibrahimovic saat ini. Apakah akan berakhir dengan gelar Liga Italia di akhir 2020/21? Kita lihat saja.