Koneksi Ajax-Italia: dari Ruud Krol, Van Basten, sampai Ibrahimovic (Part 2)
FOOTBALL265.COM - Koneksi klub Ajax dengan sepak bola Italia begitu erat. Melanjutkan kisah pada bagian pertama, berikut ini kami ceritakan mengenai petualangan para pemain Ajax di Liga Italia pada era 2000-an sampai Ibrahimovic di AC Milan saat ini.
Salah satu kelebihan besar yang dimiliki oleh Ajax Amsterdam dibandingkan dengan klub Eropa lain adalah pembinaan akademi mereka yang sangat bagus.
Saat ini, mereka memiliki 13 tim muda yang terbentang dari usia 7-18 tahun. Komplek ini pun dilengkapi dengan bangunan berlantai dua yang terdiri dari ruangan gym, ruang tutor, ruang ganti, serta ruang pelatih dan staf-stafnya.
Megahnya fasilitas yang dimiliki oleh Ajax Amsterdam diimbangi dengan program latihan level atas dari para pelatih terbaik.
Mereka mengajarkan teknik dan juga teori permainan sepak bola nomor wahid kepada para pemain-pemain muda.
Bahkan, program yang mereka susun didasarkan pada penelitian secara ilmiah, Para pemain dilatih dengan perhitungan ilmiah untuk meningkatkan teknik seperti kecepatan, kemampuan dribbling, sundulan, dan menembak.
Para pemain juga dilatih untuk dapat mengembangkan kreativitas dalam bermain. Para pemain yang bergabung juga bukan sembarangan.
Berlanjutnya Invasi Ajax di Italia
Invasi mantan pemain-pemain Ajax di Italia berlanjut pada akhir 1990-an dan dekade 2000-an. Kala itu sejumlah bintang ternama seperti Edgar Davids (Juventus), Van der Sar (Juventus), Jaap Stam (Lazio, Milan), Christian Chivu (Roma, Inter), dan Andy Van Der Meyde (Inter) menancapkan kaki di Negeri Pizza.
Sebagian besar sanggup meninggalkan jejak emas di Liga Italia dan menjadi pioner masing-masing klub yang dibelanya. Jaap Stam misalnya, ia total membela Lazio dari 2001-2004 dengan catatan 94 penampilan dan 4 gol dan membantu Biancocelesti merebut Coppa Italia 2003/04.
Edgard Davids juga terbilang sukses di Juve. Davids membela Juventus dari 1997 sampai 2004. Pemain yang identik dengan kacamata itu merengkuh tiga gelar scudetto bersama Bianconeri.
Sedangkan Van der Sar bernasib kurang beruntung karena hanya dua musim di Delle Alpi sebelum akhirnya hijrah ke klub Fulham. Van der Sar yang sudah membela Ajax dari 1990-99 dan merasakan banyak gelar, tak mendapatkan apapun di Fulham.
Kesuksesan besar baru kembali ia dapatkan kala dibeli oleh Manchester United pada 2005. Di klub itu ia sukses mempersembahkan empat gelar Liga Inggris dan satu Liga Champions.
Klub-klub besar seperti Inter, Roma, Juventus, Lazio, dan Milan memang tak pernah putus merekrut pemain alumni Ajax tiap dekadenya.
Pada masa keemasannya, Inter Milan memiliki Wesley Sneijder dan Christian Chivu yang membantu mereka merebut treble winner. Juventus dan Inter juga pernah merasakan service dari seorang Zlatan Ibrahimovic pada medio 2000-an.
1. Fenomena Ibrahimovic
Ibrahimovic dibeli Ajax Amsterdam dari Malmo FF saat usianya 20 tahun. Di klub Ajax yang dilatih Ronald Koeman itu, ia mencetak 48 gol dan 15 assist dari 110 penampilan. Catatan tersebut membuat Juventus tertarik untuk meminangnya.
Ibrahimovic resmi bergabung dengan Juventus pada 2004 dan menjadi salah satu penyerang berbahaya di Italia saat itu. Di Juventus, total ia mencetak 26 gol dan 14 assist dari 92 laga.
Setelah Juventus terdegradasi karena Calciopoli, ia hengkang ke klub rival, Inter Milan. Di Inter, ia membuat 66 gol dan 29 assist dari 177 laga.
Dan setelah sempat berpetualang ke PSG serta Barcelona, Zlatan Ibrahimovic kembali ke Italia untuk membela tim raksasa lainnya, AC Milan. Bersama AC Milan, Ibra bermain dalam dua era, yakni tahun 2010-2012 dan 2020-sekarang.
Catatannya di Milan lebih baik ketimbang di Juve atau pun Inter MIlan. Ia sejauh ini sudah menyumbang 76 gol dan 31 assist untuk I Rossoneri pada usianya yang sudah 39 tahun.
Beruntunglah Milan berjodoh dengan striker senior alumni Ajax seperti Ibra. Sebab, sebelumnya Milan pernah kecewa dengan striker senior Belanda alumni Ajax lainnya, Klaas-Jan Huntelaar.
Ajax Amsterdam 'angkatan 2018-2019'
Sama seperti musim 1995, klub Ajax Amsterdam baru-baru ini membuat kejutan di Liga Champions musim 2018-2019. Pada musim tersebut, klub yang mayoritas diisi pemain muda ini mampu tembus semifinal Liga Champions.
Tim yang dimotori oleh nama-nama seperti Frenkie De Jong, Matthijs de Ligt, Hakim Ziyech, Donny van de Beek, dan lainnya ini tampil impresif di Eropa dengan menyingkirkan klub kuat seperti Juventus.
Sayang, berbeda dengan musim 1995 di mana mereka juara usai mengalahkan Milan di final, Ajax harus kalah dari Tottenham lewat gol-gol menit akhir lawan.
Meski begitu, Ajax angkatan musim 2018-2019 menjadi fenomena layaknya musim 1994-1995 yang lalu. Satu persatu pemain mereka dipreteli dan dibeli klub-klub Eropa, termasuk dari Italia.
Sebut saja Matthijs de Ligt yang ke Juventus, Frenkie De Jong ke Barcelona, Hakim Ziyech ke Chelsea, dan teranyar Donny van de Beek yang dibeli Manchester United.
Ajax Amsterdam untuk sekali lagi membuktikan bahwa, mereka sanggup terus menghadirkan pemain-pemain apik. Tak cuma menjadi pilihan di klub-klub Liga Italia, para pemain Ajax juga jadi incaran klub raksasa Eropa.