4 Pemain yang Jadi Biang Kerok Kekalahan Manchester United dari RB Leipzig
FOOTBALL265.COM – Manchester United di luar dugaan harus menerima kekalahan mengejutkan dari RB Leipzig dalam laga terakhir fase grup Liga Champions pada dini hari tadi, siapa yang harus jadi biang keroknya?
Manchester United sejatinya hanya butuh hasil imbang saja untuk memastikan diri lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Namun ternyata Manchester United malah tidak dikasih poin sama sekali oleh RB Leipzig yang tampil spartan.
Tiga gol dari Angelino, Amadou Haidara dan Justin Kluivert hanya mampu dibalas Bruno Fernandes dan gol bunuh diri dari Ibrahima Konata. Hasil itu pun membuat Manchester United harus kalah 2-3 dari RB Leipzig.
Kekalahan itu pun berimbas pada tersingkirnya Manchester United dari pentas Liga Champions setelah poinnya kalah dari RB Leipzig dan kalah head to head dengan PSG. Tak pelak, posisi Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih pun berada di ujung tanduk.
Ancaman pemecatan pun mulai mengarah padanya kali ini atas hasil buruk di Liga Champions. Solskjaer memang sungguh sial, ia tidak menyangka permainan anak asuhnya berada di bawah standar.
Setidaknya ada 4 anak buahnya yang tampil di bawah perform sehingga menjadi biang kerok kekalahan Manchester United dari RB Leipzig. Siapa saja 4 pemain yang jadi biang kerok kekalahan Manchester United dari RB Leipzig?
Luke Shaw
Menurut Sportskeeda, Luke Shaw hanya diberikan rating 5 dari 10 saja atas kekacauan yang dilakukannya pada sepanjang laga. Memang ia baru sembuh dari cedera, sehingga itu mengakibatkannya dirinya kerap miss communication dengan Alex Telles.
Jadi dalam formasi 3-5-2, Luke Shaw yang ditempatkan sebagai bek tengah sisi kiri, kerap berebutan dengan Telles tentang siapa yang harus melakukan intersep. Sementara itu, Squawka bahkan lebih kejam dengan memberi rating hanya 3 dari 10 saja.
Memang Shaw sangat bersalah pada gol pertama RB Leipzig, di mana ia malah menutup ruang yang sudah ada Nemanja Matic, sehingga membuat celah di sisi lainnya jadi titik lemah. Pada gol kedua, Shaw juga telat menutup Haidara di sisi kiri pertahanan Manchester United.
1. David De Gea
Sang penjaga gawang, David De Gea juga mendapat rating sama buruknya dengan Shaw. Memang gol pertama dan kedua RB Leipzig adalah di luar kuasanya, akan tetap media luar menyoroti kesalahan pada gol ketiga lawan.
Pasalnya, David De Gea terlihat sangat lamban bergerak ketika bola disundul mengenai tiang gawang. Seharusnya De Gea melakukan usaha lebih untuk menghalau bola menuju ke gawangnya.
Bola rebound yang disantap oleh Justin Kluivert pun menjadi sasaran tembak cemooh untuk De Gea. Soalnya reaksi lambatnya membuat dia hanya bias menyaksikan Kluivert mencetak gol kemenangan RB Leipzig.
Aaron Wan-Bissaka
Aaron Wan-Bissaka pun tak luput dari kemarahan suporter Manchester United yang sangat kecewa. Dengan rating 3 dan 5 yang diberikan, Aaron Wan-Bissaka dinilai gagal menjaga rapat garis pertahanan tim saat diserang.
Seperti yang terjadi pada gol pertama, di mana posisinya malah terlalu dekat dengan Victor Lindelof. Sehingga itu mengakitbatkan ada ruang yang bisa dimanfaatkan Angelino untuk menembak kencang ke gawang De Gea.
Pada gol kedua pun, umpan silang berasal dari sisi pertahanannya di mana ia terlambat dalam antisipasi umpan lambung. Dari sini kita bisa melihat bahwa koordinasi lini pertahanan tampak sangat kacau balau sehingga tercipta banyak celah.
Harry Maguire
Jika bicara soal koordinasi lini pertahanan, tentu itu seharusnya sudah menjadi tanggung jawab sang kapten, Harry Maguire. Namun dengan rating 3 dan 4 saja sudah jadi bukti kalau ia sendiri pun kesulitan untuk menjaga keseimbangan di lini pertahanan.
Pada gol ketiga RB Leipzig, andai Maguire sadar lebih cepat jika dirinya tak bisa mengantisipasi umpan silang. Ada baiknya ia langsung meminta De Gea untuk keluar dari sarangnya agar bisa menjemput bola lebih cepat.
Namun, komunikasi itu tak dilakukan, malah Maguire hanya menontonnya saja bagaikan itu sebuah pertunjukan sirkus. Pada akhirnya lini pertananan Manchester United memang kacau balau dan pelatih Solskjaer wajib bertanggung jawab atas hal itu sebagai pemimpin.