x

Selain Duo Timnas U-19, Ini 4 Pemain Liga Indonesia yang Pernah Disanksi Berat

Kamis, 24 Desember 2020 16:03 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Pemain Timnas Indonesia U-19, Serdy Ephy Fano Boky berusaha menghindari dari penjagaan tiga pemain Korea Utara U-19, Minggu (10/11/19).

FOOTBALL265.COM - Sanksi yang diterima penggawa Timnas Indonesia U-19, Serdy Ephy Fano dan Mochamad Yudha Febrian, ternyata terlihat tak seberapa dibanding sanksi para pemain Liga Indonesia ini. 

Kabar kurang mengenakan belum lama ini datang dari Timnas Indonesia U-19. Dua orang pemain terpanggil, yakni Serdy Ephy Fano (Bhayangkara FC) dan Mochamad Yudha Febrian (Barito Putera), harus didepak karena tindakan indispliner. 

Serdy dan Yudha memang harus dicoret dari Timnas Indonesia U-19. Keduanya melakukan tindakan indispliner karena diketahui baru kembali hotel pukul 03:00 WIB. Tak sampai di situ, kedunya tidak mengikuti timbang badan dan telat latihan pada pagi harinya.

Baru-baru ini juga beredar video keduanya tengah asik berjoget di sebuah klub malam. Bahkan keduanya ditemani seorang wanita. Tentu perilaku keduanya menjadi sorotan.

Baca Juga
Baca Juga

Selain didepak dari training center Timnas Indonesia U-19, Serdy Ephy Fano juga harus dipecat dari klubnya, Bhayangkara FC. Sanksi ini tegas ini diambil setelah klub melakukan pertemuan. 

Pemain 18 tahun itu dinilai tidak bisa menjaga nama baik klub, setelah dua kali dicoret dari pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19.

"Bhayangkara mewajibkan seluruh pemain untuk menjaga attitude dan kedisiplinan baik di dalam dan diluar lapangan," tegas Yogi Hermawan. Sementara Barito Putera memilih untuk mengirim Yudha Febrian ke pesantren di Jawa Barat. 

Ternyata, selain sanksi pencoretan dan pemecatan yang diterima pemain Timnas Indonesia U-19 tersebut, di Liga Indonesia juga pernah ada pemain-pemain yang menerima sanksi berat, bahkan jauh lebih berat dari Yudha dan Serdy. Siapa saja mereka? Berikut ulasannya. 

1. Agus Rohman 

Sanksi berat pernah diterima oleh Agus Rohman. Kiper PSAP Sigli itu dihukum larangan tampil bermain selama satu tahun oleh Komdis PSSI. 

Pada 2014, Agus Rohman melakukan kontak fisik ketika kakinya mengenai perut pemain Persiraja Banda Aceh, Akli Fairuz, yang menyebabkan pendarahan pada bagian usus. 

Akli Fairuz pun dinyatakan meninggal setelah sepekan menerima perawatan di rumah sakit. Aksi berbahaya yang dilakukan Agus Rohman ini memang terkadang dilakukan oleh kiper ketika hendak menghalau bola. Alih-alih menangkap bola, kaki sang kiper malah menendang pemain lawan. 

2. Stanley Mamuaya

DI era Divisi Utama Liga Indonesia pada 2008 lalu, Komdis PSSI pernah memberikan hukuman luar biasa berat, yakni larangan tampil seumur hidup kepada pemain PSIR Rembang, Stanley mamuaya. 

Stanley dihukum usai bersama rekannya melakukan pengeroyokan wasit Muzair Usman yang memimpin laga PSIR vs Persibom pada kala itu. 

Baca Juga
Baca Juga

Selain Stanley, ada lagi beberapa pemain yang ikut dihukum, salah satunya adalah kiper Geri Mandagi dan bek Michael Orah. Namun, hukuman untuk keduanya hanya berlaku dua tahun. 


1. 3. Pieter Rumaropen

Pemain PSMP Mojokerto, Krisna Adi Darma dihukum larangan bertanding seumur hidup.

Pada 2013 lalu Komdis PSSI pernah menjatuhi hukuman seumur hidup dan denda 100 juta rupiah kepada pemain Persiwa Wamena, Pieter Rumaropen. 

Pieter Rumaropen dihukum berat tersebut setelah memukul wasit yang memimpin pertandingan di laga Persiwa Wamena vs Pelita Bandung Raya di Stadion Siliwangi, Bandung. Akan tetapi, setelah melakukan banding, hukuman Pieter berkurang menjadi satu tahun. 

4. Krisna Adi Darma

Mungkin kasus ini menjadi kasus yang paling melekat di ingatan pencinta sepak bola nasional. Ya, pada 2018 lalu pemain PS Mojokerto Putra, Krisna Adi Darma, pernah menggegerkan jagat sepak bola nasional. 

Dirinya dijatuhi hukuman larangan beraktivitas di lingkungan PSSI seumur hidup. Krisna Adi diketahui terlibat dalam match fixing alias pengaturan skor saat klubnya berhadapan dengan Aceh United. 

Pada laga itu, Adi yang menjadi eksekutor penalti terlihat sengaja membelokkan arah bola. Dari sekian bukti yang ada, satgas kepolisian dan PSSI pun memberikan sanksi bagi Adi. 

Tak cuma itu, di tahun-tahun tersebut, PSSI dan kepolisian juga bekerja sama memberantas para otak di balik pengaturan skor yang selama bertahun-tahun terjadi di Liga Indonesia. 

PSSILiga IndonesiaTimnas Indonesia U-19Yudha FebrianSerdy Ephy

Berita Terkini