Carlo Ancelotti: Bapak dari Laga-laga Derby
FOOTBALL265.COM – Carlo Ancelotti seperti menahbiskan dirinya bapak dari laga-laga bertajuk Derby usai membawa Everton menumbangkan Liverpool di Anfield dalam lanjutan Liga Inggris 2020/21, Minggu (21/02/21) dini hari WIB.
Liga Inggris pekan ke-25 menghadirkan laga panas bertajuk Derby Merseyside saat Liverpool menjamu Everton di Anfield Stadium. Di laga itu, The Toffees berhasil menumbangkan The Reds dengan skor 2-0.
Kemenangan Everton sendiri sejatinya sudah dapat ditebak jelang laga bergulir. Pasalnya, Liverpool tengah dalam tren menurun terutama saat bermain di kandang.
Bahkan kemenangan ini pun telah terlihat di menit-menit awal kala Richarlison berhasil menaklukan Alisson Becker dan membuat Everton unggul di menit ke-3.
Skor 1-0 untuk keunggulan Everton ini bertahan hingga babak pertama usai. Bahkan di babak kedua, Liverpool terus membombardir pertahanan The Toffees guna menyamakan kedudukan.
Namun menjelang bubaran, Liverpool harus menelan pil pahit setelah Gylfi Sigurdsson menambah keunggulan Everton lewat titik putih pada menit ke-83.
Penalti ini sendiri buah dari kesalahan Trent Alexander-Arnold yang melanggar Dominic Calvert-Lewin. Sigurdsson yang menjadi eksekutor pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini.
Kemenangan 2-0 ini pun cukup untuk membuat Everton naik dan menempel ketat Liverpool di tangga klasemen sementara.
Bahkan kemenangan ini menjadi sejarah bagi Everton yang untuk pertama kalinya mampu mengalahkan Liverpool di Anfield sejak tahun 1999 atau 21 tahun yang lalu.
Tentu keberhasilan Everton ini tak lepas dari tangan dingin Ancelotti. Sejak kedatangannya, The Toffees mengalami perubahan drastis.
Tak pelak, berkat kemenangan Everton atas Liverpool ini pula Carlo Ancelotti menahbiskan dirinya sebagai bapak dari segala laga bertajuk Derby.
1. Ancelotti Si Bapak Laga-laga Derby
Apa yang dicapai Everton sungguh sebuah prestasi luar biasa meskipun permainan yang ditampilkan tak begitu menarik. Namun, hasil akhir cukup untuk menorehkan sejarah.
Carlo Ancelotti dengan baik menyiapkan strategi guna menghadapi Liverpool. Sebagai pelatih berpengalaman, ia paham bahwa The Reds memiliki celah yang lebar di belakang saat menghadapi serangan balik.
Untuk itu, Ancelotti membuat skema menarik dan tak biasa di mana ia memainkan lima bek dalam formasi 5-3-2 yang dapat berubah menjadi 3-5-2 dalam serangan balik.
Hal ini ia lakukan untuk meredam permainan agresif Liverpool yang berpusat di sisi sayap yang kemudian akan dibalikkan dengan serangan balik cepat.
Permainan bertahan dengan skema serangan balik pun membuahkan hasil di dua gol yang dicetak Everton sehingga membuat The Toffees meraih kemenangan perdananya di Anfield di Anfield sejak 1999.
Tentu Ancelotti memainkan skema tak biasa ini karena ia paham betul bagaimana panasnya laga bertajuk Derby. Dan kemenangan ini menjadi bukti bahwa dirinya memang bapak dari laga-laga Derby.
Sejak melatih hingga saat ini, Ancelotti pasti meraih setidaknya satu kemenangan di laga Derby. Saat melatih Juventus, ia dengan mudah memenangkan Derby Turin atau Derby della Mole.
Pun saat melatih AC Milan, Ancelotti juga pernah memenangkan Derby Milan atau Derby della Madonnina melawan Inter Milan.
Sebelum memenangi Derby Merseyside di Inggris, Ancelotti terlebih dahulu berkali-kali memenangi Derby London kala menukangi Chelsea.
Usai hijrah ke Spanyol, ia pun memenangi Derby Madrid kala membesut Real Madrid saat menghadapi tim-tim ibukota Spanyol seperti Atletico Madrid dan Getafe.
Terakhir, Everton ia bawa memenangkan laga bertajuk Derby. Mungkin, bersama The Toffees lah pencapaian meraih kemenangan di laga Derby terasa spesial.
Sebab bila dibandingkan tim-tim yang pernah ia bawa menang di laga Derby, hanya Everton saja yang terbilang tim gurem.
Lebih spesial lagi, kemenangan Derby yang diraih Everton menjadi kemenangan pertama kalinya di kandang lawan sejak 21 tahun silam.
Menarik dinantikan apa yang akan ditorehkan Carlo Ancelotti bersama Everton ke depannya. Namun, satu hal yang pasti, Merseyside kini tak hanya dimonopoli Liverpool berkat kemenangan bersejarah The Toffees tersebut.