Kasus All England, BWF Disebut Diskriminatif dan Sengaja Singkirkan Indonesia
FOOTBALL265.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali secara tegas menyatakan federasi bulutangkis dunia (BWF) tidak profesional. Hal itu terkait polemik dicoretnya tim Indonesia dari kejuaraan All England 2021.
Menpora mengatakan mendapat kabar dari dubes Indonesia di Inggris dan juga para atlet, jika Indonesia menerima perlakuan tak adil. Tak hanya disingkirkan dari turnamen, Kevin Sanjaya dkk. juga terpaksa jalan kaki ke penginapan.
"Informasi dari sana, habis pertandingan sana dikeluarkan dari arena, mereka jalan kaki, gak bisa naik bus. Ini penyampaiannya langsung dari yang disana," buka Menpora dalam preskon hari ini.
"Ini perlakuan diskriminatif, nanti NOC (komite olimpiade Indonesia) juga ambil langkah. BWF kalau ditanya penilaian saya, mereka tak profesional, tak transparan dan diskriminatif, boleh ditulis itu karena cukup bukti saya katakan itu," imbuh Zainudin Amali.
Menpora menegaskan BWF tak boleh cuci tangan dan berlindung di balik aturan pemerintah Inggris. Seharusnya, BWF sudah tahu sejak awal mengenai protokol kesehatan di Inggris dan menyiapkan semua dengan teliti, bukan mendiskualifikasi tim Indonesia di tengah pertandingan.
1. Bentuk Kesengajaan
BWF dinilai seperti melakukan kesengajaan untuk menyingkirkan Indonesia dari turnamen akbar bulan ini. Terbukti, atlet Turki masih sempat bertanding meski berada satu pesawat dengan Indonesia (salah satu penumpang diinfokan positif Covid-19 sehingga tim Indonesia dikeluarkan dari turnamen All England dan wajib karantina sesuai aturan di Inggris).
"Saya kami kecewa atas perlakuan ini. BWF tak boleh buang badan atau brlindung pada aturan di Inggris. Ini hal yang seperti disengaja, mau nyinfkirkan indo dalam kejuaraan ini," ujar Menpora.
"Kalau kita tak tegas sekarang, akan bisa berulang. Panitia All England semuanya dari BWF, tapi seolah dikelola asal-asalan, padahal tahu ini pandemi dan treatmentnya buat kita tak adil".
"Ada dari negara lain yang swab positif, lalu swab sendiri beberapa jam sudah negatif, kanan keliatan diskriminatif. Sementara atler kita terkurung, ini unsur kesengajaan BWF, boleh tulis ini," tegas Zainudin Amali.