Juara Euro 2020, Italia Mengajarkan Postur dan Usia Bukan Masalah di Sepak Bola
FOOTBALL265.COM – Melihat makna penting usai Italia jadi juara Euro 2020, dimana usia serta postur tubuh pemain bukanlah masalah utama dalam sepak bola. Mau pendek bahkan tua sekalipun tetap bisa raih gelar juara.
Italia sendiri pada gelaran Euro 2020, memang tampil sangat spartan dan sempurna. Mulai dari babak kualifikasi, penyisihan grup serta fase knock out mampu mereka lewati dengan kemenangan.
Di babak kualifikasi misalnya, Italia yang tergabung di Grup J berhasil menyapu bersih 10 laga dengan kemenangan. Hebatnya lagi, Italia mampu cetak 37 go dan hanya kemasukan 4 kali.
Sementara di laga penyisihan grup, Italia juga tak terlihat alami kesulitan saat menghadapi Wales, Swiss hingga Turki pada Grup A.
Bahkan pada laga pembuka, Gli Azzurri sudah mengamuk dengan hancurkan kuda hitam yang digadang-gadang bakal bersuara di Euro 2020, Turki dengan menang besar dengan skor 3-0.
Begitu pun pada laga kedua dan ketiga, di mana Italia kembali lanjutkan performa impresif dengan mengalahkan Swiss juga lewat skor 3-0 serta menang tipis 1-0 atas Wales.
Pada babak gugur, Italia terbilang jalani laga lebih berat ketimbang Inggris dengan hadapi raksasa-raksasa Eropa seperti Belgia hingga Spanyol.
Hebatnya, Italia melenggang mulus ke final meski di semifinal harus lewati babak adu penalti untuk mengalahkan Spanyol.
Puncaknya di laga final Euro 2020 dini hari tadi, para punggawa Italia tunjukkan semangat layaknya Legiun Romawi.
Meski tertinggal lebih dulu lewat gol cepat Luke Shaw menit ke-2’, namun Gli Azzurri mampu bangkit dan menyamakan kedudukan di babak kedua lewat aksi Leonardo Bonucci (67’).
Hingga wasit meniupkan peluit akhir babak kedua, skor 1-1 tetap bertahan. Laga akhirnya harus dilanjutkan lewat babak perpanjangan waktu.
Pada babak perpanjangan waktu, skor tetap tidak berubah yang membuat pemenang harus ditentukan lewat drama adu penalti.
Italia pun akhirnya keluar sebagai juara, setelah di adu tos-tosan tiga dari lima penendang Inggris gagal menjalankan tugas, sementara Italia mampu memasukan tiga gol dari lima penendang.
Di gelaran Euro 2020, Italia seolah jadi kiblat baru sepak bola dunia. Selain juara, Gli Azzurri juga mengajarkan bahwa untuk menjadi juara tidak hanya membutuhkan pemain haus gol sekelas Harry Kane, bintang-bintang di usia emas layaknya Golden Generation Belgia, atau pemain-pemain berpostur tinggi kekar khas sepak bola Eropa.
1. Italia di Euro 2020, Tempat Kurcaci dan âLansiaâ Serie A yang Saling Kompak
Jika melihat dari daftar pemain yang dibawa Roberto Mancini pada gelaran Euro 2020, sejatinya Italia memang cukup banyak lakukan kejutan.
Pada sektor penjaga gawang misalnya, Mancini sangat mempercayakan Gianluigi Donnarumma yang baru berusia 22 tahun.
Sementara di center back, duet Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci yang sudah sepuh tetap jadi andalan walau usianya telah lewati angka 30 tahun.
Secara diatas kertas, memang sangat riskan buat dua pemain ini saat harus menjaga pemain-pemain depan muda Eropa sekelas Harry Kane, Romelu Lukaku ataupun Ferran Torres yang punya kecepatan.
Namun kejutan yang paling menarik adalah di sektor gelandang, di mana duo Marco Verratti dan Lorenzo Insigne yang sama-sama berpostur 160-an cm dipasang sebagai jangkar permainan.
Walau berpostur tubuh mungil, namun dua pemain tersebut sukses bersinar bahkan bisa hasilkan gol dan memberikan assist buat Italia di Euro 2020.
Jika berkaca pada penampilan Italia hingga final dini hari tadi, keberhasilan anak asuh Mancini hingga jadi Euro 2020 adalah buah dari kolektivitas tim.
Para pemain Italia mungkin tidak terlalu peduli dengan gelar individu, tak heran jika di tiga besar daftar top skor tidak ada satupun nama pemain Italia. Fokus mereka sebelum laga dimulai, adalah kemenangan dan hadirkan trofi juara.
Bahkan salah satu reporter Euro 2020, Paolo Menicucci menyebut jika kekuatan Italia di gelaran ini bukanlah dari kualitas pemain melainkan kekompakan antar individu.
Hal senada juga dilontarkan para pemain Italia. “Kami tidak memiliki pemain seperti Ronaldo atau Lukaku, bintang kami adalah seluruh tim,” kata Bonucci dilansir laman resmi UEFA.
“Kami tidak pernah takut membuat kesalahan karena kami selalu bisa mengandalkan rekan satu tim kami untuk memberikan 100% dan menyelamatkan kami,” tambah bek Federico Acerbi.
Dengan meratanya kekuatan dan kompaknya skuad Italia, tak heran meski mereka kehilangan Leonardo Spinazzola yang sempat raih dua kali Man of The Match, Gli Azzurri tetap bisa raih hasil positif bahkan sampai juara.
Lantas, usai kemenangan di Euro 2020 mampukah Italia mempertahankan hegemoni kekuatan sepak bola mereka di kancah dunia?
Atau bakal ada negara lain yang bisa menyaingi kekuatan kolektivitas Gli Azzurri dan jadi raja baru di Euro hingga Piala Dunia mendatang. Menarik dinantikan.