Bacary Sagna Ungkap Penyesalan Terbesarnya di Arsenal
FOOTBALL265.COM - Bacary Sagna mengungkapkan penyesalan terbesarnya saat berseragam Tim Meriam London Arsenal.
Nama Bacary Sagna pernah menjadi bagian tak terpisahkan dari The Gunners. Tercatat tujuh tahun lamanya ia selalu mengisi pos bek sayap Arsenal yang kala itu masih dibesut Arsene Wenger.
Sejak diboyong dari Auxerre medio tahun 2007, Sagna telah tampil selama 213 pertandingan dengan mengemas 4 gol. Untuk seukuran pemain belakang, statistik tersebut terbilang apik.
Petualangan Sagna di London Utara lantas berakhir setelah ia tak memperpanjang kontraknya dan menyebrang ke Manchester City pada musim 2014/15.
Bertahun-tahun berseragam The Gunners memberi kenangan tersendiri bagi Sagna. Selain kisah yang gemerlap, ia juga menceritakan momen penyesalan terbesarnya selama membela panji Arsenal.
Sagna menyampaikan jika musim perdananya di London Utara merupakan momen yang paling membekas yang ia sesali. Kala itu The Gunners harus duduk di peringkat ketiga klasemen akhir Liga Inggris.
Padahal kans Arsenal untuk mengunci gelar terbuka lebar, sayangnya di race akhir mereka tersendat dan hanya selisih 4 poin dari Manchester United yang keluar jadi kampiun.
1. Ungkap Penyesalan Terbesar
Bacary Sagna menyesalkan, seandainya di Liga Inggris musim 2007/08 Arsenal punya pemain berpengalaman, ia meyakini cerita akan berakhir berbeda. Apa yang dilontarkan Sagna memang ada benarnya.
Arsenal musim 2007/08 memang dipenuhi bintang masa depan. Sayangnya di musim tersebut Cesc Fabregas Cs. tak dibimbing sosok senior yang sarat pengalaman. Prakstis anak muda Meriam London belum punya kematangan dalam urusan meraih gelar.
“Mungkin jika kami memiliki pemain yang pernah berada di posisi ini dan menjadi juara sebelumnya, dia akan membuat semua orang diam dan akan membuat semua orang fokus pada satu pertandingan. Kami lebih fokus pada tim yang mengejar kami dan kami memberikan terlalu banyak poin. .
“Bahkan setelah pertandingan Birmingham di mana kami kebobolan hasil imbang di menit terakhir. Oke, itu bukan cara bermain terbaik, tapi kami masih punya waktu untuk menjadi juara. Ini seperti akhir dunia dan ada sesuatu yang berbeda setelah itu