Bedah Kualitas Ricardo Pepi, Bomber Sensasional MLS Buruan AC Milan
FOOTBALL265.COM – Bedah kualitas dari bomber sensasional incaran AC Milan, Ricardo Pepi yang kini tercatat membela FC Dallas di Major League Soccer (MLS).
AC Milan dikabarkan siap saling sikut dengan rivalnya di Liga Italia, Juventus, demi mendapatkan jasa pencetak hattrick termuda MLS, Ricardo Pepi, di bursa transfer.
Laporan dari Calciomercato menyebutkan jika AC Milan siap bersaing dengan Juventus untuk mendapatkan jasa wonderkid FC Dallas tersebut.
Performa impresif Pepi bersama FC Dallas di MLS membuat AC Milan serta Juventus sama-sama kepincut dan berkeinginan untuk mendatangkan dirinya di bursa transfer periode mendatang.
Penyerang kelahiran El Paso, Texas, 18 tahun silam ini berhasil mencetak 13 gol dalam 26 pertandingan yang ia lakoni bersama FC Dallas di MLS 2021.
Nama Pepi mencuat tatkala dirinya berhasil mencetak hattrick dalam kurun waktu 23 menit kala FC Dallas berhadapan dengan Los Angeles (LA) Galaxy.
Catatan hattrick tersebut membuat nama Pepi terukir dalam buku rekor MLS sebagai pemain termuda sepanjang masa yang berhasil mencetak tiga gol di gelaran sepak bola kasta tertinggi di Amerika Serikat itu.
Hal tersebut membuat nama Pepi kian meroket sehingga menarik atensi klub-klub besar Eropa, termasuk AC Milan. Tentu ketertarikan ini menjadi langkah maju bagi MLS sendiri.
Lantas, bagaimana kualitas yang dimiliki Ricardo Pepi sehingga AC Milan tertarik memboyongnya?
1. Ricardo Pepi: Penyerang Tengah dengan Catatan Sempurna
Sebagai penyerang yang memiliki catatan gol 0,5 gol per laga, Pepi memiliki kualitas di atas rata-rata para penyerang seusianya yang bermain di MLS dan Eropa.
Berkaca dari statistiknya yang dirangkum dari laman FBRef, selama kurun waktu 365 hari terakhir Pepi memiliki catatan unik untuk sekelas penyerang tengah.
Keunggulan Pepi sebagai penyerang tentu dilihat dari rataan golnya. Untuk kategori gol yang tak dibuat dari tendangan penalti atau Non-Penalty Goals, ia memiliki rata-rata 0,57 gol per 90 menit.
Catatan tersebut tak berbeda dengan nilai Non-Penalty Expected Goals (NPxG) yang ia miliki yakni sekitar 0,43 per 90 menit. Hal tersebut menandakan bahwa Pepi tak pernah menyia-nyiakan peluang yang ia dapat di muka gawang.
Sebagai penyerang, dibutuhkan ‘keegoisan’ untuk melahap peluang yang diyakini berbuah gol. Hal tersebut juga tercermin dari sosok Pepi yang hanya memiliki catatan minim dalam assist dengan 0,09 assist per 90 menit dan nilai 0,09 Expected Assist (xA) per 90 menit.
Pun sebagai bomber murni, Pepi nampak seperti penyerang bertipe Poacher di mana ia tak banyak berkontribusi dalam perihal Build Up permainan seperti statistik operannya yang hanya 22,22 operan per 90 menit dengan rasio 79 persen operan sukses.
Namun, ada satu hal yang membuat Pepi tak terbilang seperti Poacher pada umumnya. Ia tergolong aktif bergerak dalam memberikan tekanan di area Final Third atau area pertahanan lawan.
Dari data yang didapat, Pepi melancarkan 22,09 tekanan per 90 menit yang berarti, ia membantu pekerjaan rekan-rekannya dalam merusak alur permainan lawan dan penguasaan bola lawan.
Catatan tekanan yang ia miliki itu merupakan hal wajib untuk tim yang bermain mengandalkan High Pressing seperti skema bertahan klub-klub sepak bola modern saat ini.
Akankah Pepi cocok dengan AC Milan? Jawabannya tentu cocok. Dengan catatan, Stefano Pioli harus bersabar untuk menggunakannya mengingat perlu adanya adaptasi menyusul bedanya intensitas permainan di MLS maupun Serie A.