Liga Italia: Pemain Baru Juventus Dikabarkan Hilang Tanpa Jejak di Belanda

FOOTBALL265.COM - Kegemparan sedang terjadi di Italia maupun Belanda. Pasalnya pemain muda Juventus yang sedang dipinjamkan ke Sampdoria, Mohamed Ihattaren, tengah tidak diketahui keberadaannya setelah melapor untuk izin pulang ke negara asalnya pada 12 September lalu.

Ihattaren yang baru bergabung dengan Juventus pada bursa transfer musim panas 2021 itu sebelumnya berujar pada Sampdoria sedang ada urusan pribadi di Belanda. Akan tetapi, hingga kini remaja 19 tahun tersebut malah tidak bisa dihubungi atau ditemukan sama sekali.

Presiden Sampdoria, Massimo Ferrero, bahkan turun tangan untuk menelepon ponselnya secara langsung namun tidak ada jawaban. Disinyalir Ihattaren merasa tidak betah di kota Genoa atau Italia secara keseluruhan.

Laporan dari La Gazzetta dello Sport menunjukkan bahwa Ihattaren bahkan sedang berselisih dengan agennya yakni Mino Raiola. Eks PSV Eindhoven tersebut sepertinya menyesal mendengar petuah sang agen untuk menjajal Serie A.

Sejak tiba di Luigi Ferraris, markas Sampdoria, Ihattaren sendiri belum memainkan satu pun pertandingan resmi. Itu dikarenakan ia datang dengan kondisi tidak fit dan kelebihan berat badan.

Il Samp pun mati-matian menempa Ihattaren agar bisa kembali ke bentuk terbaiknya namun itu justru membuat sang wonderkid tidak senang. Kini kepergiannya membuat hubungan Juventus dengan Sampdoria bisa memburuk dan mengirim youngster lain dari Turin sedang diusahakan.

1. Bermasalah Sejak Dulu

Walau diprediksi bisa menjadi pemain kelas dunia di masa depan namun Ihattaren sejak masih berkostum PSV memang kerap membuat masalah. Salah satunya adalah mangkir dari latihan dengan membuat alasan palsu juga cekcok melawan manajer Roger Schmidt.

Akhirnya gelandang serang kidal berdarah Maroko itu dilepas murah ke Juventus dengan harga tidak sampai 2 juta Euro. Padahal, jika kelakuannya tidak bermasalah maka ia bisa jadi pahlawan di Phillips Stadium lebih lama dengan nomor 10 menghiasi punggungnya.

Salah satu sumber dari media Belanda, De Telegraaf, menyebut jika Ihattaren menderita tekanan batin dan sakit mental akibat ekspektasi besar padanya. Akhirnya ia pun kesulitan mengimbanginya dengan performa di dalam maupun luar lapangan.