Bedah Formasi Manchester United di Bawah Ralf Rangnick, Pakai Skema Tak Lazim?
FOOTBALL265.COM - Bakal seperti apa formasi Manchester United seandainya ditangani pelatih asal Jerman, Ralf Rangnick?
Karena belakangan ini, nama Ole Gunnar Solskjaer cukup menggaung di dunia ‘pergosipan’ para juru taktik yang berpotensi lengser dari jabatannya. Akan tetapi, tentu tidak ada asap jika tidak ada api.
Pasalnya, Manchester United saat ini tengah berada di situasi yang lumayan mengecewakan, yakni peringkat enam di klasemen sementara Liga Inggris 2021-2022.
Mereka bahkan kalah saing dari Arsenal yang beberapa waktu lalu tampil bak kerupuk ‘melempem’ dan banyak menuai kritik publik, namun The Gunners kini menduduki peringkat lima dan unggul tiga poin dari The Red Devils.
Sejatinya, ini bukan kali pertama seorang Ole Gunnar Solskjaer dikait-kaitkan dengan pintu keluar Old Trafford. Namun pada kenyataannya posisinya masih cukup kuat dan belum tergantikan sampai detik ini.
Hanya saja, kalah di tangan Manchester City usai dibantai Liverpool lima gol tanpa balas nampaknya bukan portofolio positif yang bisa dipamerkan Solskjaer di CV-nya musim ini.
Tidak ayal, isu terkait masa depannya di klub pun kembali jadi tanda tanya. Publik kemudian menerka-nerka apakah juru taktik asal Norwegia tersebut akan segera pergi? Jika iya, siapa manajer yang layak menggantikannya?
Sebelumnya, nama Antonio Conte memang sempat mencuat sebagai calon suksesor Solskjaer di Manchester United.
Akan tetapi, berhubung ia saat ini sudah merapat ke Tottenham Hotspur, mau tidak mau publik harus memikirkan sosok lain. Salah satu nama yang muncul ke permukaan adalah eks pelatih RB Leipzig, Ralf Rangnick.
1. Manchester United ala Ralf Rangnick
Ralf Rangnick bukan nama sembarangan di kancah sepak bola Jerman. Ia pernah membesut sejumlah tim Bundesliga sebelum bekerja sebagai Head of Sports and Development di Lokomotiv Moscow, Rusia.
Belum lama, ia baru saja ditunjuk pada bulan Juli lalu, dengan kesepakatan kontrak berdurasi tiga tahun. Lantas, apakah sosok berusia 63 tahun tersebut akan kembali menangani tim sepak bola sebagai manajer?
Dikenal sebagai “the godfather of Gegenpressing”, di mata Rangnick gaya ini menampilkan permainan yang proaktif, mirip dengan cara Borussia Dortmund dan Liverpool bermain di bawah arahan Jurgen Klopp.
Namun jika bicara soal formasi, Rangnick termasuk pelatih yang adaptif, termasuk saat menangani Hoffenheim dengan 4-3-3 dan kemudian berubah menjadi 4-4-2.
Sementara itu di RB Leipzig, ia meraih kesukesan dengan skema 4-2-2-2, sebuah ide segar yang menurutnya belum pernah diterapkan di tim manapun baik di Jerman maupun Austria.
Harry Maguire akan tetap jadi andalan menjaga lini belakang Manchester United, berpasangan dengan Raphael Varane atau Victor Lindelof. Aaron Wan-Bissaka dan Luke Shaw bisa menemani di sisi kanan dan kiri.
Di pos gelandang, Rangnick jelas punya pilihan lumayan banyak. Ada Nemanja Matic, Paul Pogba, dan Scott McTominay, ditambah Bruno Fernandes dan Jesse Lingard, atau mungkin tiba saatnya bagi Donny van de Beek untuk bersinar?
Di sisi lain, jangan lupakan juga kalau Manchester United masih punya Marcus Rashford dan Jadon Sancho.
Jadi, Rangnick bisa mengutak-atik lini tengahnya ini, entah menggunakan 4-4-2 dengan dua gelandang ‘rajin’ dan dapat diandalkan ditambah dua pemain sayap dengan kualitas apik, maupun skema tidak lazim yang saat ini sudah jarang dipakai, 4-2-2-2.
Kemudian, Cristiano Ronaldo dan Edinson Cavani bisa bermain bersama di depan dengan kualitas goalscorer yang mereka miliki.
Tentu akan lebih baik jika Manchester United memiliki lebih banyak stok penyerang seperti era Sir Alex Ferguson; dua untuk dipasang, dua atau tiga diletakkan di bangku cadangan dan masuk jika diperlukan.
Lalu, salah satu poin penting terkait gaya Manchester United apabila nantinya ditangani Rangnick adalah tuntutan terhadap seluruh pemain untuk tampil lebih proaktif di lapangan.
Selain itu, dengan gaya Rangnick, ia akan memastikan jangan sampai David de Gea terlalu banyak menyentuh bola karena backpass.
Pelatih kelahiran 29 Juni 1958 tersebut akan menuntut sepak bola yang cepat, proaktif, menyerang, menyerang balik, menekan, menarik, dan tentunya menghibur. Akankah terwujud di Manchester United?