Timo Scheunemann Ogah Kelola PSSI: Saya Hanya Mau Satu Syarat
FOOTBALL265.COM - Pelatih sepak bola keturunan Jerman, Timo Scheunemann mengaku enggan terlibat dalam sebuah kepengurusan sepak bola, termasuk PSSI.
Timo Scheunemann adalah mantan pemain Tampine Rovers, yang kemudian menjadi pelatih Persema Malang (2010-2011), lalu juga menjabat di Persiba Balikpapan (2017).
Terakhir kali, Timo Scheunemann menjadi asisten pelatih sekaligus penerjemah untuk skuat Garuda Select di Inggris dan Italia.
Namun belakangan, Timo Scheunemann mengaku enggan bekerja sama dalam hal sepak bola, kecuali dengan satu syarat.
"Kalau saya terlibat lagi di bola Indonesia, satu, saya hanya (mau) di akademi," ucap Timo Scheunemann saat menjadi bintang tamu dalam kanal Youtube GAN Channel.
"Dengan harapan, kalau saya bikin satu tempat, yang lain akan meniru, karena itu akan berjalan dengan luar biasa," tambah pelatih berusia 48 tahun tersebut.
Timo Scheunemann mengaku akan belajar langsung dari tim sepak bola Eropa, terkait bagaimana metode yang efektif dalam pembinaan pemain sepak bola usia muda.
"Dan itu saya bukan merasa saya hebat, enggak, saya meniru, saya melihat di Eropa, klub siapa sih yang paling efektif untuk pengembangan usia muda," jelasnya.
"Terus bisnis dalam program mereka seperti apa sih, recruiting system-nya seperti apa sih, itu saja saya pelajari, oh Indonesia cocok dengan yang ini," lanjut Timo.
1. Berdarah Jerman, Berjiwa Indonesia
Meski memiliki darah Jerman dan cukup banyak menghabiskan waktu di luar negeri, tapi Timo Scheunemann masih mencintai Indonesia, termasuk industri sepak bola.
Namun, Timo mengaku enggan menerima kerja sama jika tidak sesuai dengan syarat yang ia ajukan. Sebab, ia memiliki visi untuk berkontribusi maksimal pada Merah Putih.
"Saya malas diajak kerja sama kalau itu nggak betul-betul bagus, nggak benar benar mantap, bukan sesuatu yang inovatif," jelas Timo Scheunemann.
"Tapi kalau saya ngejar orang juga nggak ada gunanya. Belajar dari pengalaman, kita harus mengikuti alur, soalnya kalau kita melawan arus sungai, nggak kemana-mana."
"Itu yang saya sayangkan, selama ini saya belum bisa memberikan kontribusi yang lebih untuk Indonesia," tuntas sang pelatih.