Ramai Isu Mafia Skor, Ketua Pelaksana Piala AFF: Hukum Gantung!
FOOTBALL265.COM - Ramai isu mafia skor di Piala AFF 2020 Singapura, Ketua Pelaksana, Lim Kia Tong mengancam akan memberi hukuman 'gantung' jika terbukti benar.
Tuduhan mengenai mafia skor di Piala AFF 2020 berawal dari keputusan tidak adil panitia pelaksana yang memaksa pemain Indonesia, Elkan Baggott untuk karantina.
Konon, Elkan Baggott berada satu pesawat dengan orang yang terpapar Covid-19, dan ia harus karantina, tidak bisa membela Tim Nasional Indonesia vs Vietnam, Rabu (15/12).
Padahal, sebagaimana diketahui, Timnas Malaysia masih diperbolehkan bertanding di Piala AFF 2020, padahal terdapat empat pemain yang positif terpapar virus Corona.
Empat pemain Malaysia itu yakni Akhyar Rashid, Quentin Cheng, Faisal Halim, dan Khairulazhan Khalid. Safawi Rasid, rekan sekamar Akhyar tak tergantikan di line up.
Keputusan ini tentu saja tidak adil bagi Timnas Indonesia, seolah mereka digembosi agar tidak bisa tampik maksimal menghadapi Vietnam di penyisihan Grup B Piala AFF.
Warganet pun beramai-ramai menyerang kolom komentar akun Instagram AFF Suzuki Cup dan FA Singapore, federasi sepak bola Singapura yang jadi tuan rumah Piala AFF.
Banyak yang menyuarakan jika Piala AFF tahun ini diwarnai oleh mafia, agar Timnas Vietnam melaju ke semifinal dengan mulus. Namun, Ketua Pelaksana pun angkat suara.
Menurut Lim Kia Tong, jika benar Piala AFF 2020 yang digelar di Singapura itu terdapat indikasi pengaturan skor oleh mafia, maka ia mengancam agar pelaku dihukum 'gantung'.
"AFF tidak ada toleransi terhadap mafia dalam pertandingan sepak bola. Kami dan CPIB selalu waspada dan memantau ketat agar pengaturan skor tidak terjadi," ujarnya.
"Hukuman berat akan menanti orang yang melanggarnya, termasuk larangan aktivitas sepak bola kepada pemain atau siapapun pejabat yang terbukti (mengatur skor)."
1. Sanksi Seumur Hidup
Masih menurut Ketua Pelaksana Piala AFF 2020, Lim Kia Tong, ia sudah memberikan pengarahan pada setiap negara, tentang pengaturan skor dan sanksi yang berlaku.
"Sebelum turnamen dimulai, semua pemain dan ofisial tim telah diberi pengarahan oleh otoritas setempat tentang pengaturan skor dan konsekuensi berat yang menyertainya."
"Awas kalau tidak mau 'digantung' dari aktivitas sepak bola," tegas Lim Tia Kong.
Aksi ini sebelumnya pernah diterapkan oleh FIFA saat menjatuhkan sanksi pada pemain Indonesia, Mursyid Effendi di Piala AFF 1998. Ia dihukum larangan bermain seumur hidup.