Mengenal Philip Roller, 'Joker' Jerman Milik Thailand di Piala AFF 2020
FOOTBALL265.COM - Chanathip Songkrasin boleh mencetak dua gol dan Supachok Sarachat bisa saja menjadi man of the match pada leg pertama final Piala AFF 2020, namun peran Philip Roller untuk Thailand tidaklah kecil. Tanpanya, mungkin timnas Indonesia tidak harus terbantai 0-4.
Roller sejatinya bukanlah pemain inti untuk Thailand pada Piala AFF edisi tahun ini. Posisi naturalnya sebagai bek kanan mengharuskan pemain berdarah Jerman itu rela jadi 'ban serep' untuk Narubadin Weerawatnodom dan juga Tristan Do.
Selama fase grup, pria berusia 27 tahun itu hanya sekali bermain sebagai pengganti saat Thailand menghadapi Singapura di partai yang sudah tidak terlalu menentukan. Kala negaranya jumpa Vietnam di semi-final, Roller malah duduk di bench selama 180 menit penuh.
Jadi saat ia justru menjadi starter melawan timnas Indonesia pada Rabu (29/12/21) lalu cukup banyak yang bingung. Padahal Narubadin juga tidak cedera maupun dijatuhi suspensi kartu. Namun, Alexandre Polking selaku pelatih Thailand rupanya menyimpan taktik jitu di balik keputusan itu.
Roller tampil beringas dan rajin melakukan overlap dengan dribel mautnya ke lini depan untuk membantu penyerangan. Hasilnya belum genap dua menit laga berjalan, satu assist sudah ia bagikan untuk Chanatip.
Teror Roller untuk Edo Febriansyah yang jadi bek kiri timnas Indonesia kala itu berlanjut di babak kedua. Di menit ke-67 assist kedua sanggup ia kantongi usai menjadi kreator untuk gol Supachok.
Menurut data dari Lapangbola, Roller berperan besar dalam kedigdayaan Thailand menjaga 70 persen aliran bola. Fullback Port FC tersebut rupanya menjadi pemain The War Elepahants dengan jumlah operan akurat kedua (49) sepanjang leg pertama dan hanya kalah dari Weerathep Pomphan (59).
1. Kartu Joker Thailand
Penampilan Roller yang langsung memukau meski jam terbang yang minim di Piala AFF 2020 seakan membuatnya terlihat sebagai kartu Joker bagi Thailand. Semakin menarik mengingat walau sudah dinaturalisasi sejak 2017, ia baru mengoleksi 12 caps.
Padahal, kualitasnya sebagai atlet lapangan hijau tidak perlu diragukan lagi. Sebelum merumput di Thai League dalam empat tahun terakhir, Roller berkelana di Jerman, negara asalnya, bersama TSV Grunbach, SVN Zweibrucken, SC Pfullendorf, dan FV Illertissen di divisi bawah.
Bisa disimpulkan jika standar di sangara Thailand sangatlah tinggi sehingga pemain naturalisasi sekelas Roller saja harus rela jadi pelapis. Tidak heran timnas Indonesia babak belur di final keenam mereka di Piala AFF meski dinilai sudah menunjukkan perkembangan drastis.