Kisah Kelam Bruno Silva: Tak Punya Ayah dan Rumah, Tak Direstui Main Bola
FOOTBALL265.COM - Ada kisah kelam dari Bruno Silva, pemain sepak bola asal Brasil yang kini menjadi andalan PSIS Semarang.
Datang pada kompetisi Liga 1 2018 lalu, Bruno Silva langsung menjadi predator yang paling ditakuti. Tampil dalam 30 laga, ia bisa membukukan 16 gol dan sembilan assist.
Faktanya, itu adalah kali pertama Bruno Silva merantau ke luar negeri. Sebelumnya, ia hanya bermain di Brasil dengan kondisi serba pas-pasan untuk menghidupi ibunya.
Ya, Bruno Silva hanya tinggal dengan sang ibu dan kakaknya. Ia sudah tidak memiliki ayah sejak kecil, bahkan ia mengaku tidak direstui menjadi pemain bola profesional.
"Ini sulit, karena saya tidak memiliki ayah, saya hanya memiliki ibu, kakak, dan kadang dia tidak percaya saya," ungkap Bruno Silva saat menjadi bintang tamu Tiento Indonesia.
"Saya berdoa, saya bilang, ya Tuhan, saya mau jadi pemain profesional karena saya mau membantu ibu saya dan keluarga."
Seiring waktu, sang ibu mulai melunak dan merestui pilihan Bruno Silva. Pesepak bola berkepala plontos itu pun merantau ke Indonesia dan bermain di PSIS Semarang.
Cukup satu musim saja, Bruno Silva sukses membuktikan jika pilihannya tidak salah. Ia bisa menorehkan prestasi di Liga 1 2018, dan kini dipertahankan di Liga 1 2021-22.
Di sela-sela jeda kompetisi Liga Indonesia, Bruno Silva juga sempat merantau ke Arab Saudi dan membela Al-Ain. Kala itu, ia bisa mencetak empat gol dari 17 penampilan.
1. Dulu Tak Punya Rumah, Kini Beli 2 Apartemen
Berkat tekad kuat Bruno Silva dan kerja kerasnya selama merantau di Indonesia, kini striker 30 tahun itu bisa memberikan hidup yang layak untuk sang ibu dan keluarganya.
"Sekarang saya bisa membantunya lebih dari cukup. Tahun lalu saya beli apartemen untuk ibu saya, dia menangis karena kita tidak punya rumah di Brasil," kenangnya.
"Di keluarga saya, hanya saya yang bisa membantu, karena kalau sudah jadi pemain bola, kamu bisa mendapatkan uang lebih banyak, bisa hidup lebih baik," lanjut Bruno.
Dibesarkan oleh orang tua tunggal, Bruno Silva mengaku kerap merindukan sang ibu yang kini terpisah jarak cukup jauh, Brasil dan Indonesia. Ia pun selalu berkomunikasi.
"Setiap saat, setiap hari (telepon), sekarang dia sangat senang karena memiliki tempat tinggal yang layak untuk hidup. Saya beli satu untuk saya, satu untuk Ibu," tuntasnya.