Bedah Kualitas Layvin Kurzawa, Eks Anak Asuh Tuchel yang Diincar Chelsea
FOOTBALL265.COM – Nama Layvin Kurzawa menggema di bursa transfer Januari 2022 usai dilirik oleh Chelsea. Lantas, bagaimana kualitas mantan anak asuh Thomas Tuchel itu?
Perburuan Chelsea akan sosok bek kiri belum berakhir. Teranyar, The Blues dikaitkan dengan bek kiri Paris Saint-Germain, Layvin Kurzawa.
Pemain berusia 29 tahun itu tengah dalam posisi sulit di PSG menyusul namanya jarang dimainkan oleh sang pelatih Mauricio Pochettino.
Karena minimnya kesempatan bermain dan kalah bersaing dengan Nuno Mendes, Kurzawa pun berniat hengkang dari PSG di Januari 2022 ini.
Dilaporkan oleh RMC Sports, situasi yang dialami Layvin Kurzawa bersama PSG membuat Chelsea tergerak untuk memboyongnya ke Stamford Bridge.
Chelsea membutuhkan jasa Kurzawa dikarenakan saat ini The Blues hanya memiliki satu bek kiri tersisa pada sosok Marcos Alonso.
Selain itu, Kurzawa menjadi alternatif menyusul kesulitan yang dihadapi Chelsea untuk memulangkan Emerson Palmieri.
Apalagi, pemain berkebangsaan Prancis ini disebut tak akan kesulitan beradaptasi karena pernah bekerjasama dengan Thomas Tuchel.
Lantas pertanyaannya, apakah Layvin Kurzawa mampu menjadi solusi dari krisisnya bek kiri Chelsea? Apakah Thomas Tuchel akan diuntungkan dari kedatangannya?
1. Layvin Kurzawa: Bek Kiri Pas-pasan untuk Chelsea
Sejak awal musim 2021-2022, Layvin Kurzawa tak pernah diturunkan oleh Mauricio Pochettino saat PSG bertanding. Ia tak pernah dipilih kendati Nuno Mendes sempat absen.
Entah apa yang jadi alasan Pochettino tak memainkan Kurzawa. Apakah ini akibat kualitasnya yang buruk ataukah ada perihal lain yang tak diketahui penikmat sepak bola.
Alhasil, untuk menerka kualitas Kurzawa, Sobat INDOSPORT.com harus meihat ke belakang catatannya sepanjang tahun 2021 atau musim 2020/21.
Sepanjang musim 2020/21 lalu, mantan bek AS Monaco ini tampil sebanyak 27 kali dengan sumbangsih satu gol dan dua assist.
Jika dilihat dari catatan gol dan assist, sumbangsih Layvin Kurzawa masih lebih buruk dari Ben Chilwell dan Marcos Alonso yang masing-masing mampu melesakkan 4 gol dan 7 assist serta 2 gol.
Namun, untuk kualitas bek kiri atau Wing Back kiri tak hanya dilihat dari sumbangsih gol dan assist saja, melainkan sumbangsih dalam permainan tim, termasuk Build Up, menyerang, dan bertahan.
Dalam poin ini, INDOSPORT.com merujuk pada laman statistik FBRef. Untuk urusan Build Up permainan, Kurzawa memiliki catatan yang tak cukup baik, namun juga tak cukup buruk.
Perihal operan dan jumlah operan per laga, Kurzawa punya catatan melepaskan operan sebanyak 58,51 kali per 90 menit dengan persentase kesuksesan sebesar 84,1 persen.
Sayangnya, untuk permainan Chelsea yang bertumpu pada Wing Back-nya, jumlah operan dan tingkat akurasi setinggi itu tak berarti apa-apa. Sebab, operan yang dilepaskan Kurzawa hanyalah operan di area sendiri.
Hal ini terlihat dari Progressive Passes-nya (operan ke area lawan) yang terbilang rendah, yakni 3,64 operan ke area lawan per 90 menit. Catatan ini kian buruk karena Kurzawa memiliki Progressive Carries (dribel ke area lawan) yang rendah pula, yakni 4,23 kali per 90 menit.
Namun Kurzawa memiliki satu kelebihan sebagai Wing Back, yakni masuk ke area lawan dengan rataan 2,47 tusukan per 90 menit dan menerima operan di area lawan sebanyak 4,11 per 90 menit.
Dengan kata lain, Kurzawa memiliki kemiripan dengan Marcos Alonso yang cenderung pasif dalam membangun permainan bersama Chelsea, namun aktif saat menyerang.
Sebagai bek kiri, salah satu tugas yang wajib dimiliki adalah soal bertahan. Untuk sektor ini, Kurzawa boleh saja membusungkan dadanya.
Soal bertahan, Kurzawa unggul dari Ben Chilwell dan Marcos Alonso baik dari segi rataan tekel, intersep, dan blok.
Rataan tekel yang dilepaskan Kurzawa mencapai 2,82 tekel per 90 menit, dengan rataan intersep 2,47 kali per 90 menit dan rataan blok sebanyak 2,47 kali per 90 menit.
Hanya saja, Kurzawa bertipe bek yang hanya menunggu lawan masuk ke areanya. Hal in terlihat dari rendahnya Pressures (tekanan) yang ia berikan, yakni hanya 11,87 kali per 90 menit.
Dari catatan-catatan ini, dapat disimpulkan bahwa keinginan Chelsea memboyong Kurzawa adalah kesia-siaan belaka. Pasalnya, catatan-catatan yang ia miliki bukanlah penambahan untuk apa yang dimiliki bek kiri The Blues saat ini.
Meski begitu, jika Chelsea terlalu tersiksa dengan krisis bek kiri yang mereka miliki, maka bukanlah sebuah kemustahilan andai Layvin Kurzawa tetap diboyong kendati secara statistik performanya terbilang pas-pasan.