Ditagih Utang Rp672 Miliar oleh Perusahaan Belgia, PSSI: Kenapa Pihak LPIS Tak Pernah Disinggung?
FOOTBALL265.COM - PSSI akan menindaklanjuti kasus dengan perusahaan asal Belgia, Target Eleven, yang akan mengajukan gugatan ke pengadilan arbitrase untuk olahraga (CAS).
Gugatan itu meminta agar PSSI segera membayar utang yang mencapai 47 juta Dollar AS atau sekitar Rp672 miliar.
Target Eleven menandatangani kerja sama dengan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) pada 2013 ketika PSSI dipimpin Djohar Arifin Husin. Kerja sama itu berkaitan dengan pengelolaan kompetisi.
Namun, PSSI saat itu tidak bisa memenuhi komitmen keuangannya akibat kekisruhan di tubuh organisasi.
Ada dualisme kompetisi, yakni Indonesia Super League (ISL) yang diakui oleh FIFA dan Liga Primer Indonesia (LPI) yang dianggap FIFA sebagai Breakway League.
Warisan utang itu tidak pernah disinggung selama tiga kali pergantian kepemimpinan Ketua Umum PSSI.
Mulai dari Djohar Arifin Husin, La Nyalla Matalitti dan Edy Rahmayadi hingga kepengurusan saat ini di bawah pimpinan Mochamad Iriawan. Tidak ada laporan apapun saat Kongres yang dihadiri perwakilan FIFA, AFC, dan AFF.
1. Tidak Menerima Pembayaran dari PSSI
Di lain sisi, Target Eleven tetap melanjutkan proyek mereka berdasarkan kerja sama yang dilakukan pada Juni 2013. Namun, mereka tidak pernah menerima pembayaran dari PSSI.
Target Eleven rencananya akan mengajukan gugatan ke CAS di Lausanne pada 9 Juni 2021. Gugatan itu dilayangkan karena tercantum dalam kesepakatan kerja sama.
Situasi ini membuat PSSI (saat ini) sedikit bingung dan mempertanyakan perihal utang. Pasalnya, Target Eleven tidak menyinggung PT LPIS yang ketika 2013 jadi pihak yang sepakat bekerja sama.
"PSSI berniat baik untuk menyelesaikan kasus ini. Namun, Target Eleven bersikeras untuk menyeret administrasi sekarang yang tidak tahu menahu mengenai perjanjian yang terjadi hampir satu dekade yang lalu," kata Sekjen PSSI, Yunus Nusi.
2. LPIS Tidak Pernah Disinggung
"Sementara itu, pihak LPIS tidak pernah disinggung dan dilibatkan oleh oleh Target Eleven dalam kasus ini," imbuhnya.
Masalah tersebut kini sedang dipelajari tim hukum PSSI. Ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan menegaskan siap berkomunikasi dengan pihak terkait.
"Saya baru dengar itu zaman 2013, kepemimpinan Pak Djohar. Tapi saya dalami ya, itu kita serahkan ke tim legal PSSI dan kita akan mendalami," kata Mochamad Iriawan di Verona Palace Hotel, Kota Bandung, Kamis malam (17/03/22).
"Tim legal kami akan mendalami, kita lihat siapa yang menggugat ada masalah apa, tentunya harus di follow up, mungkin ada dari masalah zaman dulu, kita dalami dan apa langkah kita," ucap Iwan Bule sapaan akrabnya menambahkan.