4 Alasan Chelsea Mampu Hancurkan Mimpi Liverpool Raih Quadruple di Piala FA
FOOTBALL265.COM - Chelsea akan mnenghadapi Liverpool di final Piala FA musim ini. Pertandingan bisa jadi mimpi buruk untuk Liverpool yang berambisi menyapu semua gelar.
Duel seru tersaji di laga puncak Piala FA musim 2021-2022 ini antara dua tim papan atas Chelsea vs Liverpool di Stadion Wembley, Sabtu (14/05/22) malam WIB.
Chelsea lolos ke partai final usai menumbangkan lawannya Crystal Palace di babak semifinal Piala FA pada Minggu (17/04/22). Bermain di Stadion Wembley, The Blues menang dengan skor 2-0.
The Blues butuh waktu hampir satu jam untuk bisa menggetarkan jala gawang Crystal Palace, setelah di babak pertama kedua tim bermain imbang 0-0.
Baru di babak kedua kebuntuan bisa dipecah setelah Ruben Loftus Cheek mencetak gol di menit ke-65, untuk membawa Chelsea memimpin 1-0.
11 menit kemudian, Chelsea menggandakan skor melalui aksi Mason Mount di menit ke-76. Skor 2-0 bertahan hingga laga usai.
Ini jadi kali ketiga beruntun untuk Chelsea melaju ke partai puncak Piala FA.
Pada dua kesempatan sebelumnya, Chelsea selalu jadi runner-up karena kalah dari Arsenal dan Leicester City. Untuk yang ketiga ini, misi Chelsea jadi juara lebih berat karena harus bertemu Liverpool.
Sementara Liverpool, melaju ke final berkat kemenangan dramatis atas Manchester City di semifinal, pada Sabtu (16/04/22) lalu di Stadion Wembley.
The Reds menang dengan skor 3-2. Mereka unggul lebih dahulu melalui gol Ibrahima Konate menit ke-9. Lalu digandakan oleh Sadio Mane menit ke-17.
Pemain asal Senegal itu kemudian mencetask gol keduanya jelang babak pertama berakhir tepatnya menit ke-45, untuk membawa Liverpool unggu 3-0 di babak pertama.
Memasuki babak kedua, Manchester City coba bangkit. Mereka memperkecil keadaan melalui gol Jack Grealish menit ke-47, dan Bernardo Silva menit ke-90+1.
Sayang, dua gol itu tak bisa menyelamatkan The Citizens dari kekalahan 3-2.
Dikutip dari Squawka, partai final Piala FA yang sekaligus mempertemukan pelatih papan atas antara Klopp dan Tuchel ini menghadirkan sejarah.
Untuk kali pertama, dua pelatih berkebangsaan Jerman akan beradu taktik di final Piala FA.
Uniknya, laga ini juga merupakan ulangan dari partai puncak Piala Liga Inggris pada akhir Februari 2022 lalu. Chelsea memang tidak diunggulkan.
Namun mereka bisa membuat kejutan dengan mengalahkan Liverpool nanti di final Piala FA, berikut beberapa alasan yang mendukungnya:
1. Ajang Balas Dendam
Pertandingan final Piala FA antara Chelsea vs Liverpool akan jadi ajang balas dendam bagi para pemain The Blues. Pasalnya, laga ini merupakan partai ulangan final Piala Liga Inggris atau Carabao Cup musim ini.
Bermain di Stadion Wembely, Minggu (27/04/22) lalu, Chelsea kalah lewat drama adu penalti, setelah kedua tim bermain imbang 0-0 selama waktu normal dan perpanjangan.
Liverpool unggul 11-10. Satu penendang penalti Chelsea yang gagal adalah Kepa Arrizabalaga. Kendati demikian pelatih Thomas Tuchel enggan menyalahkan kipernya itu.
“Saya merasa tidak enak untuknya tetapi ia tak pantas disalahkan,” kata Thomas Tuchel dikutip dari Sky Sports.
"Jika Anda ingin menyalahkan seseorang, salahkan saya. Saya mengambil keputusan dan saya tidak memilih mereka untuk menjadi pahlawan."
“Kami mengambil keputusan seperti yang kami lakukan terakhir kali (di Piala Super) dalam adu penalti. Semua orang tahu betapa bagusnya dia. Sayangnya, dia tidak bisa menyelamatkan penalti, yang telah dilakukan dengan brilian."
Tak mau kembali mengalami kegagalan di final untuk kedua kalinya musim ini, para pemain Chelsea berambisi untuk tampil lebih baik.
Motivasi Raih Gelar Satu-satunya
Performa Chelsea musim ini bak roller coster yang turun tajam setelah menanjak dengan cepat. Musim lalu, mereka tampil baik dengan menjuarai gelar Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub.
Akan tetapi performa mereka merosot tajam musim ini. Chelsea kesulitan bersaing merebut gelar juara baik di kompetisi domestik maupun Eropa.
Di Liga Inggris, Chelsea sempat terseok-seok di papan tengah dan sulit untuk menembus zona Liga Champions. Namun perlahan tapi pasti, mereka kini bisa mengamankan satu tiket ke Eropa musim depan.
Akan tetapi kans untuk menjuarai Liga Inggris sudah tak bisa lagi diharapkan. Begitu juga di Liga Champions musim ini.
Sang juara bertahan disingkirkan oleh Real Madrid di babak perempatfinal. Padahal mereka sempat menyalakan asa ketika mampu membalikkan keadaan di leg kedua, setelah kalah 3-1 di leg pertama.
Pada saat itu Chelsea unggul 3-0, namun jelang pertandingan berakhir, Real Madrid mencetak 2 gol yang membuat El Real lolos ke semifinal dengan agregat 5-4.
Sementara di turnamen domestik, Chelsea juga kalah di final pertama musim ini Carabao Cup oleh Liverpool lewat adu penalti 11-10.
Piala FA menjadi satu-satunya kesempatan trofi yang bisa dimenangkan agar tak puasa gelar musim ini, meski harus menemui kesulitan karena lawannya Liverpool.
2. Tak Boleh Lakukan Kesalahan yang Sama
Ini jadi kali ketiga beruntun untuk Chelsea melaju ke partai puncak Piala FA.
Pada dua kesempatan sebelumnya, Chelsea selalu jadi runner-up karena kalah dari Arsenal dan Leicester City. Untuk yang ketiga ini, misi Chelsea jadi juara lebih berat karena harus bertemu Liverpool.
Sedangkan bagi Liverpool, ini adalah partai final pertama mereka di Piala FA setelah terakhir kali merasakannya pada tahun 2012 lalu.
Sepuluh tahun lalu, Liverpool juga bertemu Chelsea di Stadion Wembley namun kalah dengan skor 1-2.
Catatan itu jadi modal berharga bagi Chelsea untuk bisa membungkam Liverpool. Akan tetapi mereka patut waspadai mengingat Liverpool adalah salah satu tim yang kuat di Inggris saat ini.
Pelatih Thomas Tuchel diharapkan tak mengulangi kesalahan seperti final Piala FA tahun lalu melawan Leicester City.
Chelsea saat itu kalah dari Leicester di final, gara-gara gol dari Youri Tielemans.
Dalam pertandingan tersebut, Chelsea mendominasi pertandingan, dengan mencatatkan 64 persen penguasaan bola dan 13 percobaan ke gawang.
Namun mereka tidak mampu menjebol gawang the Foxes. Dalam kekalahan itu, beberapa kesalahan keputusan Tuchel pun diungkap.
Salah satunya adalah menempatkan Reece James sebagai bek tengah dibandingkan bek sayap.
James bermain lebih dalam dibandingkan posisi normalnya di sayap, untuk meredam ancaman Jamie Vardy. Ia sukses menjalankan tugas itu karena Vardy tidak mencetak gol.
Tuchel mengakui kalau dia membuat kesalahan dalam taktiknya dan pemilihan tim.
Pelatih asal Jerman itu pun menerima semua kesalahan dari kekalahan Chelsea setelah melihat Leicester mengangkat trofi.
"Saya membuat kesalahan dan tim tidak cukup tajam seperti normalnya. Ini tanggung jawab saya dan kami tiba dengan sedikit kemarahan di diri sendiri," kata Tuchel, usai pertandingan tahun lalu, dikutip dari BBC
Keroposnya pertahanan Liverpool
Kemenangan Liverpool atas Aston Villa tengah pekan ini sebenarnya masih meninggalkan lubang di lini pertahanan. Sebab, dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Villa Park itu gawang The Reds kebobolan satu gol.
Itu menjadi kali ketiga gawang Liverpool gagal cleansheet di tiga pertandingan terakhir di semua kompetis (1-1 vs Tottenham Hotspur, 3-2 vs Villarreal).
Keroposnya lini pertahanan si Merah bisa dimanfaatkan oleh Chelsea untuk menghancurkan gawang Alisson Becker. Apalagi, Chelsea punya sumber daya untuk melakukan itu dengan kekuatan yang dimiliki di lini serang.