Jejak Pemain Belanda di Bayern Munchen, Matthijs de Ligt Berpotensi Ikuti 3 Legenda Ini
FOOTBALL265.COM - Matthijs de Ligt berpotensi meraih kesuksesan bersama klub Liga Jerman (Bundesliga), Bayern Munchen seperti tiga senior terdahulunya ini yang akhirnya menjadi legenda.
Saga kepindahan Matthijs de Ligt akhirnya terjawab sudah. Dirinya resmi bergabung dengan Bayern Munchen pada bursa transfer musim panas ini dari Juventus.
Die Rotten harus merogoh kocek yang dalam untuk membawa Matthijs de Ligt ke Allianz Arena yakni sebesar 80 juta euro. Rinciannya 70 juta euro dibayar di muka, sedangkan 10 juta euro sisanya tambahan di belakang.
Bek berusia 22 tahun itu dikontrak lima tahun atau sampai tahun 2027, sebagai bentuk komitmen Bayern Munchen untuk memasukan namanya dalam proyek jangka panjang.
Matthijs de Ligt sendiri memang saat ini dikenal sebagai salah satu bek muda terbaik di Eropa. Buktinya, tahun 2018 silam saat usianya 19 tahun ia sudah memenangkan penghargaan Golden Boy.
"Matthijs De Ligt adalah transfer top bagi kami. Dengan rekrutan seperti ini, tujuan-tujuan besar kami bakal sangat mungkin tercapai," ujar Presiden Bayern Munchen Herbert Hainer.
"Masa depan kami tampak sangat menjanjikan. Transfer ini adalah bagian penting untuk melengkapi rencana yang kami susun," lanjutnya di laman resmi Bayern Munchen.
Sementara itu Matthijs de Ligt sendiri mengaku bahagia bisa bergabung dengan raksasa Bundesliga, yang disanjungnya sebagai salah satu klub terbaik di dunia.
"Saya sangat senang menjadi pemain bagi tim yang hebat ini. Munchen adalah klub paling sukses di Jerman, salah satu yang tersukses di Eropa dan dunia," katanya.
"Saya mendapat sambutan yang hangat dari manajemen klub, pelatih, dan dewan klub yang sejak awal meyakinkan saya bergabung ke sini. Intinya saya senang kini saya bisa menjadi bagian dari sejarah Munchen ke depannya."
Matthijs de Ligt sendiri langsung diturunkan oleh pelatih Bayern Munchen, Julian Nagelsmann di laga pramusim melawan DC United, Kamis (21/07/22) hari ini.
Bermain di Stadion Audi Field, Amerika Serikat, Bayern Munchen menang telak 6-2. Matthijs de Ligt menyumbang satu gol pada menit ke-47.
Bayern Munchen sendiri memang punya ikatan emosional dengan pemain-pemain asal Belanda, karena banyak yang telah memberikan kontribusi kesuksesan untuk klub.
Beberapa nama bahkan menjadi legenda, yang bisa diikuti jejaknya oleh Matthijs de Ligt meraih kesuksesan. Siapa saja mereka?
1. Arjen Robben
Arjen Robben membuat keputusan besar saat berani bergabung dengan klub Liga Inggris, Chelsea, yang sedang membangun kejayaan pada tahun 2004.
Dirinya meninggalkan PSV Eindhoven untuk meraih kesuksesan bersama Chelsea. Pelatih Jose Mourinho saat itu banyak memberikan kesempatan bermain untuknya.
Tiga musim di Chelsea, Robben mencatatkan 106 penampilan dan mencetak 19 gol serta 21 assist. Bakatnya coba diboyong oleh Real Madrid tahun 2007.
Saat itu El Real juga sedang membangun klub bintang Los Galacticos jilid II. Arjen Robben datang bersama beberapa talenta Belanda lain, seperti Wesley Sneijder dan Rafael van Der Vaart.
Sempat jadi andalan tapi posisi Arjen Robben sebagai winger perlahan tergusur menyusul kehadiran sejumlah bintang baru.
Talentanya benar-benar disia-siakan oleh El Real. Ia pun dijual ke Bayern Munchen tahun 2009 setelah hanya mencatatkan 65 penampilan dan mencetak 13 gol serta 15 assist untuk Real Madrid.
Bersama Bayern Munchen, Arjen Robben kembali menemukan performa terbaiknya. Meski sering berganti-ganti pelatih, tapi pemain berkaki kidal ini selalu jadi andalan.
Duetnya bersama Franck Ribery di sisi sayap, membuat Bayern Munchen cukup ditakuti. Keahliannya dalam menyisir lapangan juga membuat bek lawan kelimpungan menghentikannya.
10 tahun di Bayern Munchen, Arjen Robben meraih banyak prestasi seperti merebut 8 gelar Bundesliga, 1 trofi Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub.
Tahun 2019, Arjen Robben memutuskan untuk pensiun. Tapi pada 2020 lalu ia sempat kembali menjadi pemain profesional bersama klub lamanya, FC Groningen, dan kini benar-benar pensiun tahun 2021 lalu.
2. Mark van Bommel
Selanjutnya ada Mark van Bommel. Dirinya juga membuat keputusan untuk meninggalkan PSV Eindhoven pada tahun 2005 untuk bergabung dengan klub raksasa Liga Spanyol, Barcelona.
Sayang, dirinya kalah bersaing dengan nama-nama tenar di lini tengah Barcelona saat itu.
Mark van Bommel pun akhirnya dilepas oleh Blaugrana pada tahun 2006 ke Bayern Munchen.
Raksasa Bundesliga itu memberikan rasa aman bagi karier Mark van Bommel, karena sang gelandang bertahan mendapat satu tempat utama di lini tengah.
Mark van Bommel menjadi salah satu gelandang bertahan terbaik yang pernah dimiliki oleh Bayern Munchen. Total ia membuat 187 penampilan dengan torehan 16 gol dan 21 assist dalam kurun waktu 2006 hingga 2011.
Mark van Bommel yang sudah tidak lagi muda, memutuskan untuk pergi dari Bayern Munchen karena munculnya bakat-bakat muda Die Rotten.
Ia bergabung ke AC Milan tahun 2011, dan pulang kampung satu musim kemudian ke PSV Eindhoven sebelum akhirnya pensiun tahun 2013.
Di Bayern Munchen ia meraih empat trofi bergangsi dua Bundesliga Jerman dan 2 DFB Pokal.
Roy Makaay
Terakhir ada Roy Makaay. Namanya mulai dikenal banyak penggemar sepak bola Eropa berkat catatan rekor kilatnya bersama Bayern Munchen.
Roy Makaay menciptakan salah satu rekor gol tercepat di ajang Liga Champions. Ia bergabung dengan Die Bayern pada tahun 2003.
Tak ada yang mengira jika penyerang asal Belanda tersebut sanggup menaklukkan panggung Bundesliga sebagai pemain utama di lini depan.
Beberapa dari pemain Belanda tersebut mampu menjadi tumpuan utama tim dalam kurun waktu yang cukup lama. Mereka memiliki filosofi permainan yang saling melengkapi satu sama lain sehingga perannya akan sangat vital di dalam lapangan hijau.