PSSI Telan Pil Pahit, AFF Tak Temukan Kecurangan di Piala AFF U-19 Vietnam vs Thailand
FOOTBALL265.COM – Buntut dari laporan dugaan ‘main sabun’ yang dilakukan oleh Timnas Vietnam vs Thailand pada kualifikasi Grup A Piala AFF U-19, PSSI akhirnya harus menelan pil pahit.
Respons dari federasi sepak bola tertinggi Asia Tenggara (AFF) akhirnya disampaikan menyusul surat yang dilayangkan PSSI terkait dugaan kecurangan pada pertandingan yang diadakan di Stadion Madya, Jakarta, Minggu (10/07/22).
Dalam surat tersebut, AFF menyampaikan bahwa mereka tidak menemukan indikasi adanya kecurangan yang dilakukan oleh kedua kesebelasan.
Hal ini disampaikan setelah AFF melakukan penyelidikan dengan menghadirkan ahli analisa teknis untuk mengamati jalannya pertandingan tersebut, khususnya di atas menit ke-80.
Bukan hanya itu, AFF juga menghadirkan Sports Radar untuk mengamati dan menganalisa indikasi kecurangan yang dilakukan baik oleh Timnas Vietnam maupun Thailand.
Ketua Hukum Komite AFF yang juga merupakan Ketua Komite Disiplin (Komdis) AFC juga turut serta memberikan saran dan masukan terkait pertandingan itu.
Menanggapi respons dari AFF, Manager Tim Nasional, Endri Erawan, menyatakan bahwa pihak PSSI telah menerima keputusan tersebut.
Endri juga mengungkapkan bahwa tujuan surat tersebut sejatinya hanya untuk mempertanyakan apakah pertandingan yang mempertemukan Vietnam vs Thailand tersebut berjalan fairplay atau tidak.
“Kami berterima kasih kepada AFF karena sudah merespons surat resmi dari PSSI. Setelah adanya surat resmi dari AFF itu, kami (PSSI) menerima keputusan itu,” ucap Manajer Timnas, Endri Erawan, dikutip dari laman resmi PSSI.
“Pada dasarnya surat itu hanya ingin mempertanyakan apakah laga itu berjalan fairplay atau tidak. Kini semua sudah jelas dan tidak ada masalah lagi.” lanjutnya.
1. âMain Sabunâ Demi Lolos Semifinal Piala AFF U-19
Kemenangan 5-1 Timnas Indonesia U-19 saat menjamu Myanmar dalam lanjutan kualifikasi Grup A Piala AFF U-19, Minggu (10/07/22), tidak berarti apa-apa.
Hal ini menyusul hasil imbang yang diraih oleh Timnas Thailand dan Vietnam saat keduanya bertanding di hari yang sama.
Hasil ini membuat Timnas Thailand dan Vietnam berhak menuju ke semifinal, sedangkan Indonesia harus menelan kenyataan pahit usai kalah secara head-to-head.
Namun, kontroversi pun mencuat usai adanya dugaan ‘main sabun’ yang dilakukan oleh timnas Vietnam dan Thailand yang hanya membutuhkan hasil imbang guna lolos ke semifinal.
Tampak pada sepuluh menit terakhir pertandingan plus injury time para pemain kedua kubu tidak menunjukkan gelagat semestinya.
Penggawa The Golden Star Warriors sibuk mengalirkan bola di area sendiri dengan tempo lambat dan tidak ada usaha pressing serius dari The War Elephants.
Banyak juga para pemain yang tiba-tiba terduduk hingga berbaring di lapangan agar menerima perawatan dari tim medis yang pastinya mengulur banyak waktu.
Kedua tim disinyalir mengincar hasil imbang agar sama-sama lolos dari Grup A Piala AFF U-19 2022 menuju semifinal. Dengan demikian Timnas Indonesia bisa tersingkir lebih cepat.
Baik Salvador Garcia selaku pelatih Thailand maupun nakhoda Vietnam, Dinh The Nam, membantah jika mereka memberi instruksi untuk 'main mata' pada anak-anak asuhnya.
Garcia bahkan menyebut jika minimnya tekanan di ujung laga dari pemain Thailand hanya karena kelelahan saja
2. âMedia Vietnamâ Kebakaran Jenggot Dengar Kabar Indonesia yang Ingin Hijrah ke EAFF
Berita keinginan mundurnya Timnas Indonesia dari Asosiasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) ke EAFF tampaknya membuat salah satu media Vietnam ‘kebakaran jenggot’.
Media Vietnam, Soha, bahkan turut menanggapi artikel dari INDOSPORT yang mengatakan bahwa Jepang dan Korea kemungkinan mau mendukung Timnas Indonesia untuk bergabung ke Federasi Sepak Bola Asia Timur (EAFF).
Soha, bahkan memuat kutipan terkait kemungkinan dukungan Jepang dan Korea Selatan agar Indonesia mau berpindah ke EAFF.
Meski sempat terkejut menanggapi isu kepindahan Timnas Indonesia atau PSSI dari AFF ke EAFF. Soha juga mengatakan bahwa pemberitaan tersebut sepenuhnya masih bersifat spekulatif.
Dasar mereka mengatakan demikian karena belum adanya pernyataan resmi dari pimpinan federasi sepak bola di tiga negara yang diberitakan, yakni Jepang, Korea Selatan, dan China.
Penulis: Triyoga Sandi Pamungkas