Latih Klub Italia, Kurniawan Dwi Yulianto Bongkar Perbedaan Como FC dengan Liga Indonesia
FOOTBALL265.COM – Legenda timnas sepakbola Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto berbicara soal perbedaan kultur sepakbola Indonesia dengan klub serie B Liga Italia Italia yakni Como 1970.
Seperti diketahui, eks PSM Makassar yang akrab disapa ‘kurus’ itu saat ini menghabiskan waktunya menjadi asisten pelatih sepakbola untuk Como 1970.
Menjadi pelatih sepakbola sejatinya bukan hal yang baru bagi Kurniawan Dwi Yulianto.
Sebelum mendarat di klub Como 1970, dirinya menjabat sebagai klub sepakbola asal Malaysia yakni Sabah FC.
Sayangnya nasib malang menimpa Kurniawan Dwi Yulianto, ia dipecat dari Sabah FC lantaran belum sukses membawa Saddil Ramdani cs ke puncak kemenangan di Liga Super Malaysia 2021.
Sampai pada akhirnya, klub serie B Italia yakni Como 1970 menjadi tempat dirinya berkarir sekarang.
Pada saat dijumpai awak media di selang acara peluncuran koleksi Trading Cards edisi Indonesian Football Legends oleh APPI dan FanGir, Selasa (30/08/22), mantan penyerang itu menceritakan pengalamannya selama menjadi bagian dari Como 1970.
1. Perbedaan Como FC dengan Liga Indonesia
“Kalau untuk tantangan yang dihadapkan, yang pasti saya mau belajar. Kemarin kan saya juga mengikuti pre-session mereka,” terang Kurniawan Dwi Yulianto, Selasa (30/08/22), di bilangan Jakarta Pusat.
“Dan memang banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan, terutama bagaimana mentality para pemainnya,” sambung pria yang juga akrab disapa Ade itu.
Disamping itu, Kurniawan juga sembari membocorkan sedikit soal perbedaan kultur sepakbola di tanah air dengan sepakbola Italia khususnya klub Como 1970.
Dengan gamblang, ia menilai bahwa pemain-pemain di Como 1970 terbilang ambisius setiap kali sedang berlatih.
“Mereka benar-benar menunjukkan bahwa gue punya value disini. Jadi mulai masuk di lapangan itu benar-benar yang sudah merasa lapar dalam latihan,” jelas Kurniawan.
“Ya mungkin itu yang membedakan budaya sepakbola di sana dengan di sini,” tutup Kurniawan Dwi Yulianto.
2. APPI dan FanGir Ciptakan Koleksi Kartu Legenda Sepak Bola Timnas Indonesia
Menggandeng Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI), FanGir resmi merilis koleksi Trading Cards terbaru dengan edisi Indonesian Football Legends pada hari ini, Selasa, (30/08/22).
Sebagai produsen kartu koleksi legenda sepak bola Timnas Indonesia, FanGir mengawali lintas generasi dengan merilis koleksi kartu dari Bambang Pamungkas, Kurniawan Dwi Yulianto, Firman Utina, Ponaryo Astaman, dan Cristian "El Loco" Gonzales.
Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa, mengharapkan dengan koleksi kartu legenda Timnas Indonesia merupakan langkah penghargaan terhadap para pemain pada masa kejayaannya.
"Kartu legenda ini bisa menjadi simbol positif para pendukung legenda yang dapat mengingat kembali memori di masa keemasan sang pemain," kata Andritany Ardhiyasa, Presiden APPI, di press conference hari ini, Selasa (30/08/22), di bilangan Jakarta Pusat.
Head of Sales and Partnership FanGir, Priska Narindra, yang juga hadir pada acara konferensi pers hari ini, menuturkan bahwa edisi legenda sepak bola Timnas Indonesia diharapkan dapat memberikan atensi penggemar untuk semua kalangan flashback moment terbaik para legenda Timnas Indonesia.
"Selain itu, tentunya dengan stock terbatas dapat memberikan value yang tinggi terhadap kolektor trading cards," ucap Priska Narindra.
Bayu Indiartoputra, Brand Manager dari FanGir menambahkan bahwa sejatinya reputasi dan popularitas legenda sepak bola Timnas Indonesia bukan hanya dinilai dari integritas di lapangan.
"Prestasi dan loyalitas terhadap kecintaannya bagi sepak bola dan bernegara menjadi hal yang wajib kita apresiasi," tutup Bayu.