Mengenang Hari Kedatangan Arsene Wenger ke Arsenal yang Mengubah Liga Inggris
FOOTBALL265.COM - Pada hari ini, 1 Oktober 2022, adalah peringatan 26 tahun penunjukan Arsene Wenger sebagai manajer Arsenal.
Pada awalnya langkah ini mengundang cibiran namun kenyatannya justru bisa mengubah Liga Inggris (Premier League) dan bahkan sepak bola secara keseluruhan.
Wenger datang ke Hihgbury, markas lama Arsenal, dengan CV yang bagi orang Inggris saat itu sangat tidak spesial. Apalagi untuk menjadi pelatih klub sekelas The Gunners.
Pria asal Prancis tersebut memiliki pengalaman menukangi AS Nancy dan AS Monaco di negaranya dan sukses memenangi masing-masing satu Liga Prancis dan Piala Prancis.
Ia juga sempat berkelana ke Jepang untuk menjadi nakhoda Nagoya Grampus yang dibawanya menjuarai Piala Kaisar plus Piala Super Jepang.
Begitu Wenger diperkenalkan oleh Arsenal, media Inggris menggorengnya habis-habisa. Dua koran ternama yakni Evening Standard dan The Independent bahkan membuat headline bertuliskan 'Arsene Who?'. Siapa Arsene?.
Saat itu Meriam London tengah mencari sosok yang bisa menggantikan George Graham, salah satu pelatih tersukses dalam sejarah mereka dengan koleksi tujuh titel mayor.
Sudah empat pelatih yang mendarat di Highbury sebelum Wenger namun hasilnya nihil sehingga publik merasa sangsi jika perjudian kala itu akan berhasil.
Keraguan bahkan juga datang dari internal klub. Bek senior Arsenal kali itu, Tony Adams, bahkan menganggap Arsene Wenger lebih mirip guru sekolah ketimbang pelatih dan terlihat tidak bisa bahasa Inggris.
Namun semua nada miring tersebut akan segera hilang. Bahkan julukan Le Prpfesseur, Sang Profesor, kemudian mulai tersemat pada sang manajer revolsioner.
1. Tanamkan Pola Makan Sehat
Hal pertama yang Arsener Wenger lakukan di Arsenal adalah mengubah diet para pemainnya.
Saat itu pemain bola profesional masih belum terbiasa menerapkan pola makan yang seimbang. Junk food serta alkohol masih dikonsumsi setiap hari.
Makanan serta minuman seperti coklat, pie apel, kentang goreng, burger, dan bir Wenger hapus dar daftar menu kantin Arsenal. Jika memungkinkan, maka akan diganti dengan versi yang lebih sehat.
Saat itu sebenarnya Liga Inggris sudah mengenal istilah diet atlet namun implementasinya tidak seekstrim apa yang dilakukan oleh Arsene Wenger.
Manchester United dan manajer legendaris mereka misalnya, Sir Alex Ferguson. Kala tiba di Old Trafford satu dekade sebelumnya ia pun sudah mulai mengurangi volume konsumsi minuman keras pemainnya demi performa.
Wenger memperkenalkan kombinasi pasta dan ayam rebus sebagai makanan pra-laga yang baik. Vitamin-vitamin seperti B6, B12, C, dan Omega-3 kini jadi asupan rutin bintang-bintang Arsenal.
Metode tersebut Wenger kuasai setelah melatih di Jepang. Budaya makan sehat di Negeri Sakura membuatnya sadar jika nutrisi sama pentingnya dengan latihan bagi pemain sepak bola.
Layaknya aturan ketat lain, pada awalnya skuat Gudang Peluru sempat melakukan pemberontakan. Beberapa bahkan berani menyelundupkan makanan yang dilarang ke kamar hotel.
Pada akhirnya disiplin bisa ditegakkan dan banyak pemain yang merasakan 'daya magis' Arsene Wenger terhadap karier mereka.
Banyak penggawa Arsenal yang pada akhirnya memiliki umur panjang di level pro seperti Tony Adams, Steve Bould, Lee Dixon, dan Nigel Winterburn yang semuanya merumput hingga di atas 35 tahun.
2. Tetap Figur Terpenting di Sejarah Arsenal
Tidak cuma urusan perut, revolusi Arsene Wenger di Arsenal juga tampak dalam bentuk penerapan taktik.
Di dekade 90-an formasi 4-4-2 adalah pakem semua tim Liga Inggris dan Wenger pun menyukainya namun tidak lantas ia begitu kaku sehingga enggan merubah apapun.
Pria kelahitan Strassburg itu adalah salah satu manajer pertama yang membawa 4-3-3 dengan sentuhan umpan-umpan pendek ke negeri Ratu Elizabeth.
Gaya kick-and-rush yang masih mendominasi kasta teratas Inggris membuat metode Wenger di Arsenal semakin terlihat mencolok.
Seolah Wenger ingin menunjukkan jika ia paham filosofi klubnya yang terkandung dalam slogan 'victoria concordia crescit' atau 'kemenangan datang dari keharmonisan'.
Hasilnya Arsenal meraih segunung sukses di bawah asuhannya. Total 17 trofi ia raih di ibu kota termasuk 3 Liga Inggris dan 7 Piala FA.
Yang paling memukau adalah gelar Liga Inggris dimusim 2003/2004 dimana The Gunners menjadi kampiun tanpa sekalipun kalah dan kemudian dijuluki sebagai 'The Invincible'.
Walau penghujung kariernya di Arsenal ada banyak sekali hambatan termasuk puasa gelar Liga Inggris selama nyaris 15 tahun namun figur Wenger tetaplah yang terpenting dalam sejarah klub dengan warna kebesaran merah dan putih tersebut.
Tanpanya, Arsenal mungkin tidak akan punya salah satu stadion modern nan megah pertama di dunia kala Emirates Stadium dibangun di 2006 lalu.
Saat tim semakin tidak seimbang setelah kepergiannya pada 2018, banyak fans yang akhirnya sadar jika mungkin krisis mereka bukan salah Arsene Wenger namun Sang Professor diyakini tidak menyimpan dendam untuk semua cacian yang ia terima sebelum mundur karena Arsenal adalah cinta sejatinya.