Chaos Arema vs Persebaya Jadi Sorotan Internasional, PSSI Terancam Sanksi FIFA?
FOOTBALL265.COM – PSSI bisa terancam sanksi FIFA setelah kerusuhan pascapertandingan Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya yang menyebabkan ratusan korban meninggal dunia jadi perhatian dunia.
Insiden kerusuhan di pertandingan Arema FC vs Persebaya membuat dunia sepak bola berduka. Tidak hanya di Indonesia namun juga di kalangan internasional.
Dalam lanjutan Liga 1 2022-2023 di Stadion Kanjuruhan Malang itu, tim berjulukan Singo Edan menelan pil pahit setelah kalah dengan skor 2-3. Kekalahan ini lah yang memicu kerusuhan selepas laga.
Usai pertandingan, terjadi keributan massal yang melibatkan oknum suporter Arema FC. Bahkan, beberapa fasilitas yang ada di dalam stadion mengalami kerusakan parah.
Insiden pun berubah tak terkendali sehingga memancing petugas polisi terpaksa menembakkan gas air mata. yang merupakan salah satu penyebab banyak kematian.
Seiring makin banyaknya kabar simpang siur di media sosial, pihak kepolisian akhirnya merilis data resmi yang terkumpul sejak Sabtu malam, hingga Minggu (2/10/22) pukul 04:30 WIB.
Dalam sesi konferensi pres pada Minggu (02/10/22) pagi WIB, pihak Kepolisian Daerah Jawa Timur, melalui Kapolda Irjen Pol Nico Afinta, mengonfirmasi sebanyak 127 orang meninggal dunia.
Rinciannya, 125 orang meniggal dunia berasal dari suporter yang tak tertoling karena menghirup gas air mata, sedangkan dua lainnya merupakan anggota kepolisian.
Tentunya, kejadian iini menimbulkan duka yang mendalam bagi Indonesia, khususnya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Hal ini diungkapkan PSSI melalui cuitan di Twitter:
“Turut berduka cita atas kejadian yang menimpa pecinta sepak bola Tanah Air di Stadion Kanjuruhan, Malang,” tulis PSSI.
“Semoga almarhum dan alamarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggal dapat diberi ketabahan.”
1. 'Chaos' Arema vs Persebaya Curi Atensi Internasional
Bukan hanya itu, kejadian ini juga menjadi atensi internasional. Sejumlah media luar negeri memberitakan chaos usai laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan.
Salah satunya media asal Thailand, Siam Sports, yang menyoroti banyaknya korban meninggal dikarenakan gas air mata yang ditembakkan petugas kepolisian.
“Petugas polisi terpaksa menembakkan gas air mata. yang merupakan salah satu penyebab banyak kematian Hingga dikabarkan totalnya sudah melebihi 100,” tulis media ini.
Atensi lain datang dari dua media ternama asal Inggris, yakni Mirror dan The Guardian. Kedua media ini mengunggah headline news insiden Kanjurhan di akun Twitter masing-masing.
“Lebih dari 120 suporter sepak bola dilaporkan meninggal setelah insiden kerusuhan di sebuah pertandingan di Jawa Timur (Arema vs Persebaya), Indonesia,” tulis The Guardian.
Media ini juga menekankan bahwa banyaknya korban berjatuhan disebabkan setelah polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Situasi ini menyebabkan kepanikan di antara pendukung di Kanjuruhan.
“Liga Indonesia dihentikan sementara selama seminggu akibat insiden maut tersebut,” tulis media tersebut.
Sementara Mirror memberitakan bahwa ‘chaos’ usai laga Arema vs Persebaya Surabaya menjadi kejadian paling menyedihkan tahun ini.
“Laporan menyedihkan dari Indonesia malam ini mengklaim puluhan penggemar sepak bola telah meninggal setelah kerusuhan pecah usai pertandingan Liga 1 Arema FC melawan Persebaya Surabaya,” tulis Mirror.
Lain dengan The Guardian, Mirror memberitakan bahwa kejadian ini membuat kubu tuan rumah, yakni Arema FC, dikenai sanksi oleh PSSI berupa “larangan laga tandang hingga akhir musim.”
Dengan internasional saat ini semakin menaruh atensi, tak pelak FIFA pun bakal turun tangan menangani kejadian tersebut.
Terlebih, adanya laporan penggunaan gas air mata bakal membuat Liga 1, PSSI, Arema FC dan Persebaya jadi sasaran FIFA menjatuhkan sanksi.
Merujuk pada peraturan FIFA, penggunaan gas air mata di stadion dilarang keras. Hal itu mengacu pada pasal 19 b soal pengaman pinggir lapangan dari regulasi Keamanan dan Keselamatan Stadion.
Disebutkan, “Senjata atau gas pengendali massa tidak boleh dibawa atau digunakan,” demikian bunyi dari pasal di aturan FIFA tersebut.
Namun demikian, alangkah lebih baiknya menungggu bagaimana reaksi FIFA dalam menyikapi kejadian kerusuhan berujung kematian ratusan orang usai laga Liga 1 antara Arema vs Persebaya tersebut.
2. Buntut Insiden di Kanjuruhan, PT LIB Hentikan Kompetisi Liga 1 Sepekan
Buntut kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, PT Liga Indonesia Baru (LIB) akhirnya resmi menghentikan Liga 1 Indonesia selama sepekan.
Laga pekan ke-11 Liga 1 lagi-lagi harus ternodai dengan kerusuhan yang terjadi pasca laga, usai Arema FC takluk dari rival abadinya, Persebaya Surabaya.
Usai pertandingan, terjadi keributan massal yang melibatkan oknum suporter Arema FC. Bahkan, beberapa fasilitas yang ada di dalam stadion mengalami kerusakan parah.
Melansir dari laman resmi PT Liga Indonesia Baru (LIB), dalam kejadian tersebut dilaporkan juga terdapat sejumlah korban yang terluka bahkan meninggal dunia.
Terkait insiden berdarah tersebut, PT LIB selaku pihak penyelenggara Liga 1 akhirnya memberikan sikap tegas. Baca Juga Kecewa Kalah, Derby Jatim Arema FC Lawan Persebaya Berakhir Kerusuhan.
Dalam rilis persnya, PT LIB dengan lantang akhirnya menghentikan sementara seluruh pertandingan Liga 1 selama sepekan ke depan. Keputusan tersebut diambil setelah PT LIB mendapat arahan dari Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
Baca selengkapnya: Buntut Insiden di Kanjuruhan, PT LIB Hentikan Kompetisi BRI Liga 1 2022/2023 Selama Sepekan