Mural Solidaritas Kanjuruhan di Koridor Gatsu, Suporter Persis Solo Rangkul PSIM dan Arema FC
FOOTBALL265.COM - Sebuah mural tentang suporter mewarnai koridor Gatsu yang selama ini jadi icon kreativitas di Kota Solo. Mural solidaritas Tragedi Kanjuruhan itu menunjukkan suporter Persis Solo merangkul suporter PSIM Yogyakarta dan Arema FC.
Mural ini dibuat komunitas SoloIsSolo, Rabu (05/10/22) malam. Komunitas ini berisikan para muralis yang selama ini memberikan suasana penuh seni di koridor Gatsu, tak jauh dari Pura Mangkunegaran.
Proses pembuatan mural ini dimulai pada pukul 20.00 WIB. Selama kurang lebih dua jam, para muralis membuat gambar para suporter yang sedang berangkulan.
Ada delapan kelompok suporter yang digambarkan sedang berdoa untuk Tragedi di Kanjuruhan. Kelompok ini terdiri dari perwakilan suporter PSIS Semarang, PSS Sleman, Persis Solo, PSIM Yogyakarta, Arema FC, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta dan Persib Bandung.
Selama proses seni para muralis SoloIsSolo, perwakilan suporter turut hadir. Ada perwakilan suporter PSIM yang sengaja datang dari Kota Gudeg untuk menyaksikan pembuatan mural ini.
Ada pula kelompok lain yang logo klubnya ada dalam mural ini, termasuk juga dari suporter Persis Solo. Setiap kelompok diminta menyemprotkan cat untuk pembuatan logo klubnya masing-masing. Pewarnaan logo Persis Solo diwakili mantan presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan.
Sepanjang pembuatan mural ini, puluhan lilin terus dinyalakan, dengan syal Arema FC ada di atasnya. SoloIsSolo juga membunyikan lagu "Indonesia Pusaka" menggunakan pengeras suara.
Setelah mural jadi sekitar pukul 22.00 WIB, perwakilan suporter diminta meninggalkan pesan di tembok tersebut. Mereka menulis menggunakan spidol berwarna emas.
Tulisan itu berupa harapan setelah Tragedi Kanjuruhan yang merenggut nyawa sekitar 125 orang. SoloIsSolo juga memperbolehkan jika tulisan itu berupa nama dari setiap kelompok suporter.
"Beberapa teman muralis ini berasal dari berbagai kota dan latar belakang. Ada Jakmania, Bonek dan lain-lain. Kita bikin bersama-sama untuk memperingati sekaligus menyuarakan pesan damai untuk sepak bola Indonesia," kata Koordinator Program SoloIsSolo, Irul Hidayat usai acara.
1. Mural Lambang Perdamaian
Koridor Gatsu merupakan salah satu jalan dengan lalu lintas terpadat di kota Solo. Ada ribuan kendaraan yang lewat setiap hari. Irul berharap kehadiran mural ini bisa menjadi cara efektif untuk sosialisasi ke warga.
"Mural itu seni publik yang efektif, karena ribuan orang melintasi jalan ini, otomatis juga melihat. Dengan adanya mural ini pesannya bisa efektif tersampaikan ke publik dan nantinya bisa berimbas positif," tutur Irul.
SoloIsSolo berharap ke depannya sepak bola Indonesia bisa berjalan dengan damai. Tak ada lagi tragedi maut seperti halnya terjadi di Stadionn Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022 lalu.
"Sudah saatnya teman-teman suporter mengakhiri rivalitas yang kebablasan ini. Rivalitas boleh tapi hanya 90 menit di lapangan, selebihnya kita sudara," harapnya.
Aktivitas yang ada di dinding mural ini tak hanya akan berhenti pada Rabu malam saja. SoloIsSolo berharap para suporter bisa beraktivitas bersama melalui dinding ini.
Di mural ini, digambarkan ada delapan suporter yang saling berangkulan. Ke depan, diharapkan suporter yang logo klubnya belum ada di dinding ini bisa ikut memasang menggunakan sticker.
"Silakan kalau mau menuliskan pesan, atau menempelkan stiker klub kebanggaanya di sekitar mural ini," lanjut Irul.
Sebelum mural ini dibuat, Pemkot Solo sudah mengizinkan pemasangan baliho besar "Mataram Is Love" di depan pintu selatan Stadion Manahan Solo.
Baliho ini terdapat logo tiga klub yang suporternya sudah deklarasi damai pada 4 Oktober 2022 lalu. Logo tiga klub tersebut adalah PSIM Yogyakarta, PSS Sleman dan Persis Solo.
Perdamaian ini merupakan salah satu hikmah yang dirasakan atas Tragedi Kanjuruhan. Rivalitas tiga klub ini sudah terjadi bertahun-tahun dan banyak korban berjatuhan. Kini, ketiga kubu sepakat untuk berdamai.
2. Anthem Persis Solo Menggema di Markas PSIM Yogyakarta
Selasa, 4 Oktober 2022 akan dikenang sebagai peristiwa bersejarah bagi suporter dua klub tertua di Indonesia yakni Persis Solo dan PSIM Yogyakarta.
Setelah puluhan tahun bermusuhan, suporter dari dua klub pendiri PSSI ini bersatu dalam satu lokasi. Peristiwa bersejarah ini terjadi di halaman markas PSIM Yogyakarta yakni Stadion Mandala Krida.
Acara ini sejatinya merupakan doa bersama untuk Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang pasca duel Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Namun, di tengah situasi duka, ada sedikit kegembiraan yang dirasakan. Ya, suporter yang berulang kali terlibat bentrok ini pada akhirnya setuju untuk saling memaafkan dan berdamai.
Ribuan suporter Persis Solo yang hadir dalam acara doa bersama Tragedi Kanjuruhan itu bisa tersenyum dan saling berjabat tangan dengan ribuan suporter PSIM Yogyakarta.
Baca selengkapnya: Pertama dalam Sejarah! Anthem Persis Solo Menggema di Markas PSIM Yogyakarta