'Mataram is Love' Belum Berakhir, Pasoepati Bakal Undang Brajamusti ke Solo
FOOTBALL265.COM - Gaung perdamaian "Mataram is Love" buntut Tragedi Kanjuruhan belum berhenti. Setelah suporter PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman jadi tuan rumah, giliran suporter Persis Solo akan menggelar kegiatan di Kota Bengawan.
Perdamaian suporter ini merupakan salah satu hikmah dari Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu. Tewasnya 131 orang usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya membuka mata para suporter untuk berbenah.
Salah satu wujud pembenahan itu adalah perdamaian. Suporter Persis Solo sudah berdamai dengan suporter PSIM Yogyakarta. Selain itu, suporter PSIM juga sudah berdamai dengan suporter PSS.
Maka, lengkap sudah perdamaian dari "Trah Mataram" ini. Suporter dengan basis massa yang besar ini sudah saling berdamai satu sama lain.
Terciptanya "Mataram is Love" ditandai dengan kehadiran tiga kelompok dalam dua kegiatan doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan. Kegiatan pertama dilakukan di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Selasa (4/10/22) malam. Brajamusti selaku suporter PSIM menjadi tuan rumah dari gelaran itu.
Lalu, kegiatan kedua dilakukan di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Kamis (6/10/22). Kini, suporter PSS, Brigata Curva Sud (BCS) Sleman menjadi tuan rumahnya.
Setelah dua kegiatan itu, suporter Persis Solo punya rencana menggelar kegiatan yang mengundang suporter PSIM dan PSS. Namun, kegiatan itu bukan dalam bentuk doa bersama.
"Insya Allah akan kita agendakan, tapi kalau bisa nanti dalam tema lain, karena kemarin di Solo sudah ada acara doa bersama. Nanti kita kumpul dalam acara dengan tema lainnya," kata Presiden Pasoepati, Maryadi "gondrong" Suryadharma, Jumat (7/10/22) malam.
Namun, acara ini bukan hanya mengundang suporter PSIM dan PSS saja. Nantinya, ini menjadi momen perdamaian suporter Indonesia, khususnya di Jawa Tengah dan DIY.
"Nanti kita akan mengundang beberapa elemen suporter yang ada di Jawa Tengah dan DIY. Ini sedang kita matangkan," tutur Gondrong.
1. Berjalan Sukses
Pasoepati gembira ketika dua agenda bersama suporter PSIM dan PSS berjalan sukses. Ini merupakan bentuk kesadaran setelah kejadian di Stadion Kanjuruhan.
Gondrong menyebut agenda kedua di Stadion Maguwoharjo, Kamis (6/10/22) malam, berjalan sukses. Ada ratusan anggota suporter Persis Solo yang ikut datang.
"Tentunya harapan kita sebagai suporter Pasoepati, dengan adanya kegiatan doa bersama kedua ini, jadi salah satu bentuk jabat tangan yang sudah dimulai saat ini dan seterusnya," papar Gondrong.
Sementara itu, setelah melakukan doa bersama, suporter Persis Solo juga menggalang persaudaraan dengan suporter seluruh Indonesia di Malang, Jumat (7/10/22) malam.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari acara tujuh harian Tragedi Kanjuruhan.Gondrong datang bersama para perwakilan pendukung Persis Solo.
"Suasana di sekitar stadion sangat damai," ujarnya.
"Secara keseluruhan ada banyak suporter yang datang. Kita datang bersama teman-teman sebagai wakil dari Solo," jelas Gondrong.
Dalam perjalanannya, suporter Persis Solo, khususnya Pasoepati, punya hutang budi pada Aremania. Mereka merupakan inspirasi dari terbentuknya Pasoepati pada 9 Februari 2000 lalu.
Pasoepati bahkan menyebut Aremania sebagai guru besar suporter. Kala itu, warga Solo takjub dengan kekompakan suporter Arema Malang hingga kemudian ingin menyatukan banyak wadah suporter Pelita Solo.
Musim ini akan menjadi momen pertemuan pertama Aremania dengan suporter Solo setelah bertahun-tahun terpisah kasta. Arema FC konsisten ada di Liga 1, sementara Persis Solo baru naik tahun ini.
2. Respons Positif Pelatih Bali United Setelah Perdamaian Suporter Persis Solo dan PSIM
Pelatih klub Liga 1, Bali United, Stefano Cugurra Teco, ikut menyambut kabar baik tentang perdamaian suporter Persis Solo dan PSIM Yogyakarta. Rivalitas ekstrim harus diakhiri untuk sepak bola Indonesia lebih baik.
Hikmah dirasakan masyarakat Solo dan Yogyakarta setelah Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang. Gong perdamaian sudah ditabuh suporter Solo dan Yogyakarta.
Perdamaian dua suporter ini bukan hanya menjadi kabar baik bagi pecinta sepak bola di Jawa Tengah dan DIY. Masyarakat yang tak tahu tentang sepak bola juga diuntungkan.
Pasalnya, rivalitas antara suporter Persis Solo dan PSIM kerap kali mengganggu kegiatan masyarakat. Bahkan, tak sedikit warga Solo atau Yogyakarta yang tak tahu tentang sepak bola ikut jadi korban.
Gong ini ditabuh ketika suporter Persis Solo menghadiri kegiatan doa bersama yang digelar suporter PSIM, Brajamusti. Yang datang bukan sekadar perwakilan suporter, seperti sebelum-sebelumnya.
Baca selengkapnya: Respons Positif Pelatih Bali United Setelah Perdamaian Suporter Persis Solo dan PSIM