Respons Adem Petinggi PSS Atas Perdamaian Suporter Sleman dengan PSIM Yogyakarta
FOOTBALL265.COM - Klub Liga 1, PSS Sleman gembira ketika perdamaian suporter tercipta setelah Tragedi Kanjuruhan. Namun, momentum perdamaian suporter PSS Sleman, PSIM Yogyakarta dan Persis Solo diharapkan bukan euforia sesaat.
Perdamaian suporter Jawa Tengah dan DIY menjadi momentum indah sebagai hikmah atas Tragedi Kanjuruhan. Dalam setiap acara doa bersama, tiga kubu suporter selalu hadir bersama-sama.
Suporter PSS Sleman dan Persis Solo hadir saat acara doa bersama digelar suporter PSIM, Brajamusti, Selasa (04/10/22) di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta.
Begitu pula ketika suporter PSS, Brigata Curva Sud menggelar kegiatan doa bersama di Stadion Maguwoharjo, Kamis (06/10/22). Suporter Persis Solo dan PSIM juga hadir dengan jumlah besar.
Namun begitu, momentum perdamaian ini belum teruji. Pasalnya, sepak bola Indonesia sedang dalam suasana duka menyusul Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 129 suporter dan dua anggota Polri.
Makanya, Direktur Utama PSS, Andywardhana, berharap momentum perdamaian ini bukan sekadar muncul sebagai euforia sesaat, karena stakeholder sepak bola sedang berduka.
"Saya menilai acara doa bersama untuk tragedi Kanjuruhan dan sebagai aksi damai sangat baik serta apresiasi yang setinggi-tingginya bagi teman-teman suporter. Tidak hanya BCS, Slemania dan teman-teman Sleman fans, melainkan juga untuk teman-teman Brajamusti, Maident, Pasoepati, suporter PSIM dan Persis Solo," kata Andywardhana, Minggu (09/10/22).
"Saya berharap kebersamaan dan suasana damai ini tidak hanya euforia sesaat, tapi ini benar-benar menjadi momentum untuk perdamaian kedepannya, sehingga kita semua bisa menikmati pertandingan sepakbola dengan aman, nyaman tanpa rasa was-was," lanjut Andywardhana.
Tragedi Kanjuruhan menjadi salah satu bencana sepak bola terparah di dunia. Makanya, perhatian untuk sepak bola Indonesia mengalir dari berbagai belahan dunia.
Andywardhana berharap bahwa Tragedi Kanjuruhan menjadi yang pertama dan terakhir di sepak bola Indonesia. Perdamaian suporter menjadi salah satu cara untuk meminimalisir potensi kericuhan terjadi.
1. Ungkapan Pilu untuk Tragedi Kanjuruhan
"Semoga pelaksanaan pertandingan sepak bola di Indonesia bisa lebih tertib dan lebih baik. Kita ikut mendoakan para korban Tragedi Kanjuruhan dan simpati yang mendalam kepada seluruh keluarga korban," tutur Andywardhana.
Duka atas Tragedi Kanjuruhan bukan saja dirasakan para suporter. Para pemain yang menjadi pusat perhatian di lapangan pun turut prihatin dengan kejadian usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (01/10/22).
Ungkapan duka ini salah satunya diungkapkan kapten tim PSS Sleman, Dedy Gusmawan. Pemain yang pernah merumput di Liga Myanmar ini mengungkapkan pesan duka dihadapan para suporter.
"Kami mewakili tim PSS mengucapkan turut berbela sungkawa atas tragedi Kanjuruhan. Semoga amal ibadah Almarhum dan Almarhumah diterima Allah SWT dan semoga Husnul Khotimah," tutur Dedy Gusmawan.
Dedy ingin ke depannya sepak bola menjadi alat pemersatu bangsa, serta menjadi hiburan yang menggembirakan. Tragedi Kanjuruhan tak boleh terulang lagi.
"Kami berharap ini adalah tragedi yang terakhir kalinya, karena kita semua bersaudara. Harapannya semua suporter di Indonesia bisa saling merangkul satu sama lain agar semua nya berjalan dengan baik," tuturnya.
Forum perdamaian sudah dilakukan di Jogja dan Sleman. Acara itu dibalut dengan acara doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan.
Ke depan, acara ini juga akan dilakukan di Solo. Presiden Pasoepati, Maryadi "Gondrong" Suryadharma, menyebut perdamaian ini harus terus digaungkan hingga semua anggota suporter mengetahui dan memahami.
"Insya Allah akan kita agendakan, tapi kalau bisa nanti dalam tema lain, karena kemarin di Solo sudah ada acara doa bersama. Nanti kita kumpul dalam acara dengan tema lainnya," jelas Gondrong.
2. Agendakan Acara di Solo
Gondrong menganggap wajar ketika masih ada pihak yang meragukan perdamaian suporter Solo, Jogja dan Sleman. Perdamaian akan berjalan seiring dengan waktu, seperti halnya saat suporter Solo berdamai dengan Bonek.
"Kita dulu pernah berseteru dengan Bonek. Pada saat itu ada pro dan kontra, ada yang suka dan ada yang tidak suka, tapi dalam perjalanan waktu, akhirnya kita dengan Bonek juga bersatu," kata Gondrong.
"Mungkin saat ini (dianggap) belum 100 persen, tapi kedepannya kita ingin seterusnya dan selamanya bisa berdamai (dengan suporter PSIM)," lanjut Gondrong.