x

Tim Gabungan Aremania Beberkan 8 Poin Sikapi Tragedi Kanjuruhan

Selasa, 11 Oktober 2022 15:45 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Prio Hari Kristanto
Aremania selaku suporter Arema yang sekaligus menjadi korban dalam insiden Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (01/10/22) lalu, berupaya terus mengejar keadilan. Foto: Arema FC

FOOTBALL265.COM - Aremania selaku suporter klub Liga 1, Arema FC, yang sekaligus menjadi korban dalam insiden Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (01/10/22) lalu, berupaya terus mengejar keadilan.

Mereka kemudian membentuk koalisi bernama Tim Gabungan Aremania (TGA). Tim ini sudah melakukan sejumlah koordinasi di Kota Malang sejak tragedi memilukan itu terjadi.

Baca Juga

Setelah puasa berbicara kepada publik, tim ini akhirnya merilis 8 poin dalam menyikapi Tragedi Kanjuruhan. Berikut ini 8 poin penting yang dirilis TGA perihal Tragedi Kanjuruhan pada Senin (10/10/22) kemarin.

1. Mendesak dan menuntut semua pihak yang terlibat pada laga Liga 1 Arema FC vs Persebaya tanggal 01 Oktober 2022 baik dari Institusi penyelenggara pertandingan, keamanan dan pemerintahan, untuk bertanggung jawab dan usut tuntas atas jatuhnya korban jiwa, luka, psikis dan segala kerugian yang disebabkan oleh tindakan kekerasan dan pelanggaran HAM yang terjadi dalam pertandingan tersebut.

2. Mendesak dan menuntut Tim Gabungan Independen Pencari Fakta yang dipimpin Prof. Mahfud MD untuk bersikap terbuka, transparan dan bekerja sama dengan TGA.

Baca Juga

3. Wujudkan perlindungan hukum, jaminan keamanan dan pemulihan bagi para korban, serta hentikan segala bentuk intimidasi dan intervensi kepada korban.

4. Wujudkan perlindungan hukum dan pemulihan bagi saksi, korban dan keluarga korban secara maksimal.

5. Hentikan upaya mendeskreditkan Aremania sebagai pelaku kerusuhan di Stadion Kanjuruhan dan memulihkan nama baik Aremania.

6. Menyerukan kepada Aremania dan suporter klub di seluruh dunia untuk terus menyuarakan #usuttuntas penegakan hukum dan keadilan bagi korban peristiwa.

Baca Juga

7. Menyerukan kepada seluruh korban dan keluarga korban untuk melaporkan segala bentuk informasi yang berkaitan dengan tindak kekerasan dan pelanggaran HAM.

8. Aremania menuntut jadikan Tragedi Kanjuruhan sebagai momentum Revolusi Total Sepak Bola Indonesia yang selambat-lambatnya dilakukan PSSI di kompetisi resmi mendatang.


1. Tragedi Kanjuruhan, Sesepuh Aremania Harap Investigasi Transpara

Salah satu tokoh Aremania, Anto Baret.

Sebelumnya, tokoh sekaligus sesepuh Aremania (suporter Arema), Anto Baret, mendesak tim investigasi maupun pihak penegak hukum agar bersikap transparan dalam Tragedi Kanjuruhan. 

Hal itu dia sampaikan di hadapan ribuan aremania saat melakukan doa bersama Selasa malam, (04/10/22).

Baca Juga

Anto juga meminta Aremania untuk sabar mengawal secara masif agar kasus ini bisa tuntas.

Tragedi  yang telah menelan korban jiwa dan lula-luka lebih dari 200 korban tersebut harus diungkap kasusnya agar terang menderang sehingga keadilan dapat ditegakkan.

“Pak Jokowi sudah memberikan instruksi keras kepada Kapolri, Pak Mahfud Md, Panglima. Baik kita tunggu. Tetap kita kawal. Kita nanti bentuk tim secara masif terus menerus kita mengawal ini,” ujar Anto.

Baca Juga

“Kalau ada satu fakta yang disembunyikan, kalau ada fakta yang terselebung, saya secara pribadi, sampai matipun akan saya kawal,” tegasnya.

Anto meminta juga Aremania agar bertindak hati-hati dan waspada. Menurutnya bisa saja sewaktu-waktu ada pihak lain yang menunggangi kasus ini sehingga tidak diusut sampai tuntas. 

“Kita harus tetap hati-hati dan waspada. Jangan sampai ada pihak-pihak lain yang menunggangi kita. Marilah gelombang ini tiap hari kita aduk, kita masukan dalam satu gelas supaya energinya kentel, supaya frekuensinya sama,” terang Anto.

Baca Juga

Di samping ajakan mengawal proses investigas, Anto pun mengajak para Aremania tetap menghormati hukum. Karena, kata Anto, hukum adalah panglima tertinggi. 

“Negara panglima kita ini, negara hukum. Semua punya panglima dan panglimanya adalah hukum kita harus taat dan menjunjung tinggi hukum itu. Kita kawal sampai titik darah pengahabisan,” tegasnya.


2. Presiden Jokowi Konfirmasi FIFA Tak Akan Jatuhkan Sanksi

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Presiden Jokowi mengkonfirmasi secara resmi bahwa FIFA tak akan menjatuhkan sanksi kepada Indonesia terkait Tragedi Kanjuruhan.

Kabar mengenai tindakan yang akan didapat Indonesia terkait Tragedi Kanjuruhan tampaknya telah memasuki babak baru.

Terbaru, melansir dari akun media sosial Instagram milik Presiden Jokowi, Jumat (07/10/22) malam WIB, Jokowi menyatakan bahwa Indonesia tidak akan mendapat sanksi dari Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).

Presiden Jokowi melaporkan keputusan tersebut dirinya melakukan kontak telepin dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino.

"Saya telah menerima surat dari FIFA. Ini adalah tindak lanjut dari pembicaraan saya lewat telfon dengan Gianni Infantino pada 3 Oktober lalu," kata Jokowi.

"Berdasarkan surat tersebut, Alhamdulillah, sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA," lanjut Jokowi.

"FIFA bersama dengan pemerintah akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia," tambah Jokowi.

Tak hanya itu, Jokowi juga menambahkan bahwa selanjutnya akan diadakan langkah-langkah kolaborasi antara FIFA, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), dan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan sepak bola di Tanah Air.

Dalam pemaparannya, Jokowi juga mengatakan bahwa FIFA akan berkantor di Indonesia untuk mencapai tujuan tersebut sebagai tindak lanjut dari Tragedi Kanjuruhan yang menimpa Aremania dan duka sepak bola Indonesia.

AremaniaPiala Dunia 2022Arema FCLiga 1Berita Liga 1

Berita Terkini