Termasuk Aubameyang yang Cuma 8 Kali Sentuh Bola, Ini 3 Kambing Hitam Kekalahan Chelsea atas Arsenal
FOOTBALL265.COM - Laga Chelsea vs Arsenal di lanjutan Liga Inggris (Premier League) 2022/2023 pada Minggu (06/11/22) malam lalu menyajikan pertunjukkan menarik.
Tidak hanya karena bertajuk derby London, namun juga faktor Pierre-Emerick Aubameyang yang berhadapan dengan The Gunners selaku mantan klubnya juga menambah bumbu penyedap.
Meski bermain di hadapan pendukunganya sendiri yang memenuhi tribun Stamford Bridge, namun The Blues harus mengakui keunggulan sang rival.
Arsenal sukses membungkam Chelsea dengan skor tipis 0-1 berkat gol dari Gabriel Magalhaes.
Tambahan tiga angka membuat tim asuhan Mikel Arteta tersebut kembali bisa menguasai puncak klasemen sementara Liga Inggris menggusur Manchester City yang sempat menyundul karena main lebih dulu.
Sementara itu bagi kubu kandang, rekor buruk mereka di kancah domestik bersama manajer baru Graham Potter semakin bertambah panjang.
Dari empat laga Liga Inggris terakhir Chelsea sama sekali tidak pernah menang dengan rincian dua kali imbang dan dua kali kalah.
Kini mereka keluar dari empat besar dan terduduk di tangga ketujuh dengan raupuan 21 poin dari 13 pekan yang telah dilalui.
Kehebatan Arsenal yang tampil begitu konsisten di 2022/2023 tentunya patut diapresiasi namun bukan berarti kekalahan Chelsea tidak bisa dihindari.
Apabila ketiga pemain ini bisa tampil lebih baik, maka publik Stamford Bridge mungkin bisa pulang dengan senyuman lebar. Siapa sajakah mereka? Berikut ulasannya.
1. Sang Mantan Menyesal
1. Pierre-Emerick Aubameyang
Tidak bisa dipungkiri lagi jika lampu sorotan utama mengarah pada Aubameyang jelang Chelsea vs Arsenal akhir pekan lalu.
Sebelum bergabung dengan Si Biru pada bursa transfer musim panas lalu dari Barcelona, ia begitu identik dengan Meriam London.
Bagaimana tidak? di sejak Januari 2018 hingga Januari 2022 ia adalah bintang utama Arsenal dan bahkan sempat menjabat sebagai kapten tim selama kurang lebih dua tahun sampai di hari kepergiannya.
Suporter Arsenal mencintai Aubameyang dan begitu pula sebaliknya. Penyerang Gabon kelahiran Prancis itu bahkan punya tato dirinya mengenakan seragam Arsenal pada bagian lengan.
Sayang hubungan tersebut retak pada di 2021/2022 lalu. Karena tidak indisipliner, Aubameyang kemudian dicoret dari skuat oleh Mikel Arteta sekaligus dicopot dari status kapten.
Ujung dari pertikaian ini adalah pelepasan gratis sang pemain ke Barcelona sebelum akhirnya ia kembali ke Liga Inggris lagi untuk memperkuat klub ibu kota lain, Chelsea.
Di reuni perdana, Aubameyang gagal menunjukkan jika Arsenal sudah salah melepasnya karena ia sama sekali tidak berkutik di hadapan duet bek William Saliba dan Gabriel Magalhaes yang merupakan mantan rekannya.
Dicatat oleh Whoscored, eks Borussia Dortmund itu hanya kebagian menguasai bola delapan kali saja. Rinciannya adalah satu tendangan terblok, tiga umpan akurat, tiga umpan luput, dan dua sapuan.
Tidak heran jika kemudian di babak kedua Armando Broja masuk menggantikannya. Kini Pierre-Emerick Aubameyang mungkin menyesal kenapa ia sudah meninggalkan Arsenal yang kian berprogres di bawah manajer yang dilawannya.
2. Jorginho
Bila anda lupa jika Jorginho ikut bertanding di Stamford Bridge maka hal itu lumrah saja. Gelandang Italia kelahiran Brasil itu seolah tertutupi kebrilinian para pemain tengah Arsenal.
2. Mount Jeblok Lagi
Harusnya midfielder 30 tahun itu jadi jenderal pengatur ritme untuk Chelsea namun ia begitu kesulitan untuk mendapatkan ruang.
Whoscored mendata jika mantan bintang Napoli itu hanya punya 73% akurasi umpan tanpa sekalipun membuat operan kunci apalagi assist.
Jorginho bahkan tiga kali dilewati oleh dribel pemain lawan yang membuatnya jadi pemain paling sering dilewati. Dua tekel, sapuan, dan potongan yang juga dibuatnya jadi tidak terlalu berari
Tampaknya ia sangat merindukan tandem sejatinya yakni N'Golo Kante yang tengah cedera. Kombinasi Jorginho dan Ruben Loftus-Cheek sepertinya meman menjanjikan namun tidak cukup untuk Chelsea mengalahkan Arsenal.
3. Mason Mount
Ketika Graham Potter datang, Mason Mount adalah pemain yang paling terangkat performanya setelah kala diasuh Thomas Tuchel ia bak kerap dirundung inkonsistensi.
Buktinya adalah dua gol plus enam assist yang dibukukan hanya dalam 12 pertandingan saja bersama sang aristek anyar. Hanya saja magis Mount malah tidak nampak di Chelsea vs Arsenal.
Gelandang serang asal Inggris tersebut dipasang di belakang Pierre-Emerick Aubameyang bersama dengan Kai Havertz dan Raheem Sterling dengan harapan menghadirkan ketajaman dan kreativitas namun justru tampil bak macan ompong.
Selama 78 menit berlari di lapangan Mount hanya melepas 13 kali umpan akurat. Jumlah dirinya kehilangan bola jauh lebih banyak yakni 16 kali dan itu adalah masalah besar.
Highlight terbaiknya mungkin hanya saat sukses menembak di babak pertama kala timnya melakukan serangan balik dan usaha itupun masih bisa diblok. Sekali lagi Mount mendapati dirinya dalam sorotan negatif dan parahnya di laga sekelas big match Liga Inggris Chelsea vs Arsenal.