Belum Pernah Terjadi, Eks Ketum PSSI Sebut Satu Orang Asia yang Layak Jadi Presiden FIFA
FOOTBALL265.COM - Mantan Ketua Umum (Ketum) PSSI, Djohar Arifin Husin, menyebut sudah saatnya orang Asia menjadi orang nomor satu di induk organisasi tertinggi sepak bola dunia alias menjadi Presiden FIFA.
Kongres pemilihan FIFA akan dijadwalkan pada 16 Maret 2023 di Kigali, Rwanda (Afrika).
Di mana itu hanya berjarak satu bulan saja dengan Kongres Luar Biasa (KLB) atau kongres pemilihan PSSI pada 16 Februari 2023.
Sejak FIFA berdiri 21 Maret 1904 silam, kata Djohar, wakil Eropa telah 8 kali menjadi Presiden FIFA.
Sementara itu, Joao Havelange dari Brasil, Amerika Latin menjadi sosok terlama menjadi Presiden FIFA selama 24 tahun.
Sedangkan Isa Hayato dari Kamerun, Afrika juga pernah menjabat sebagai Presiden FIFA walaupun singkat hanya 5 bulan.
"Selama 118 tahun FIFA berdiri, tidak satupun presidennya berasal dari Asia. Ini rasanya hal yang sangat tidak adil di organisasi olahraga yang mengedepankan fair play terpopuler di jagat raya ini," kata Djohar, dalam keterangan rilisnya yang diterima Football265.com, Kamis (26/1/23).
Lanjut Djohar, ada sejumlah alasan orang Asia layak menjadi orang nomor satu di FIFA di periode 2023-2027 yakni seperti jumlah negara anggota FIFA terbanyak dari Asia dan jumlah klub yang terdaftar terbanyak di dunia berasal dari Asia.
"Selain Asia belum pernah menjadi presiden FIFA, tak bisa dipungkiri jumlah penonton terbanyak juga dari Asia,”
“Selain itu sama-sama kita ketahui bahwa Piala Dunia tersukses juga di Asia tepatnya di Qatar lalu," sebutnya.
"Dengan alasan-alasan di atas, sudah selayaknya orang Asia memimpin sepak bola dunia menjadi Presiden FIFA," sambung pria yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPR RI itu.
1. Tengku Abdullah Layak Jadi Presiden FIFA
Lebih lanjut, pria yang menyandang sebagai guru besar (profesor) di salah satu universitas di Kota Medan ini menuturkan sosok orang Asia yang tepat menjadi Presiden FIFA selanjutnya.
Sosok tersebut, kata Djohar, yakni Tengku Abdullah. Pria bergelar Yang Dipertuan Agong Malaysia ke-16 dan Sultan Pahang ke-6 ini bukan sosok baru di dunia sepak bola internasional.
Selain pernah menjabat sebagai Presiden sepak bola Malaysia, lanjut Djohar, ia pernah menjadi pengurus di AFF dan AFC serta pernah menjabat sebagai Exco Member of FIFA.
"Jabatan kenegaraan saat ini sebagai Yang Dipertuan Agong itu akan berakhir tahun depan 2024. Tentu akan lebih lapang waktunya mengurus sepak bola dunia," beber Djohar.
Lebih lanjut, Djohar menyebut perkiraan dukungan akan datang dari negara-negara Asia, negara-negara persemakmuran karena Malaysia bagian dari negara bekas koloni Inggris dan juga bisa minta dukungan dari anggota organisasi negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI.
"Diharapkan organisasi sepak bola Asia AFC dan organisasi sepakbola Asia Tenggara AFF berperan aktif memperjuangkan Tengku Abdullah menjadi Presiden FIFA 2023-2027,”
“Jika dukungan mayoritas suara ke Tengku Abdullah, inilah saatnya Asia pimpin FIFA," pungkasnya.