Polisi Minta Maaf setelah 33 Tahun Tragedi Hillsborough, Awal Sebuah Reformasi
FOOTBALL265.COM - Hampir 34 tahun sudah, Tragedi Hillsborough pada 15 April 1989 membawa luka mendalam bagi sejarah sepak bola Inggris dan dunia.
Tragedi kelam tersebut merenggut 97 nyawa termasuk sepupu Steven Gerrard, Jon-Paul Gilhooley yang saat itu masih berusia 10 tahun.
Jon-Paul pun menjadi korban termuda Tragedi Hillsborough, yang berangkat untuk menonton laga Liverpool vs Nottingham Forest namun tidak pernah kembali.
Sementara itu, korban tertua dalam insiden kelam itu adalah Gerard Baron (67 tahun), saudara laki-laki eks pemain Liverpool, Kevin Baron.
Selama bertahun-tahun, keluarga korban terus menyuarakan keadilan untuk orang-orang terkasih mereka yang kehilangan nyawa di Sheffield sore itu.
Banyak penonton yang tergencet hingga terinjak-injak, sesak napas, hingga akhirnya harus kehilangan nyawa.
Membayangkan situasi tersebut, tentu menjadi luka batin dan rasa sakit keluarga yang tidak akan ada habisnya.
Luka tersebut pun makin diperparah dengan fakta di lapangan, bahwa Tragedi Hillsborough awalnya dianggap sebagai ‘kecelakaan’ dan terjadi akibat kesalahan penonton.
Tuduhan itu jelas dibantah oleh para penyintas, kerabat korban, dan komunitas dari Liverpool yang tidak pernah lelah mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Pada 2012, kampanye yang dilakukan para relawan pun berhasil membatalkan vonis yang merugikan para korban.
1. Polisi Minta Maaf
Pada 2016, pemeriksaan menyimpulkan adanya kegagalan polisi, layanan ambulans, serta perangkat yang bertugas di pertandingan kala itu.
Walau Kepala Polisi Yorkshire Selatan, David Crompton, sudah diskors, begitu pula sejumlah petugas yang mendapat dakwaan, tidak ada yang benar-benar ‘dihukum’ sepadan atas apa yang terjadi.
Namun pada 2023, alias 33 menuju 34 tahun setelah Tragedi Hillsborough terjadi, pihak yang berwajib meminta maaf secara terbuka di hadapan publik.
Permintaan maaf ini pun diharapkan menjadi awal reformasi yang baik bagi dunia sepak bola Inggris dan pihak kepolisian.
“Sebagai petugas, kami bekerja untuk menjaga keamanan dan sebagai pelayan publik, tapi kami gagal melakukannya di Hillsborough,” ucap pimpinan Dewan Kepala Kepolisian Nasional (NPCC), Martin Hewitt.
“Saya sangat menyesal atas hilangnya nyawa-nyawa [penonton] secara tragis, dan rasa sakit serta penderitaan yang dialami keluarga dari 97 korban pada hari itu dan pada tahun-tahun berikutnya.”
Masih dari laman resmi NPCC, permintaan maaf juga disampaikan Kepala Polisi, Andy Marsh, yang juga menjabat CEO Sekolah Tinggi Kepolisian.
“Polisi telah sangat mengecewakan mereka yang berduka akibat Hillsborough selama bertahun-tahun dan kami mohon maaf karena memberi layanan yang tidak bagus,
“Kegagalan polisi adalah penyebab utama tragedi tersebut, yang terus merusak kehidupan anggota keluarga sejak saat itu,” ujarnya lagi.
Setelah permintaan maaf ini, pihak kepolisian pun melakukan sejumlah reformasi agar ke depannya kejadian serupa tidak lagi terulang.
2. Sebuah Awal Reformasi yang Baik
Seluruh petugas polisi di Inggris dan Wales pun harus menandatangani dokumen yang memastikan mereka mau mengaku jika melakukan kesalahan.
Selain itu, NPCC dan Sekolah Tinggi Kepolisian telah menyepakati Kode Praktik baru terkait dokumen-dokumen yang berisikan informasi penting agar tidak hilang atau musnah.
Pedoman bagi pendamping keluarga korban pun akan ditinjau kembali setelah belajar dari apa yang terjadi pada Tragedi Hillsborough, kebakaran Grenfell Tower, dan serangan teroris pada tahun 2017.
Ya, meski sudah hampir 34 tahun, polisi pada akhirnya mau membuka hati dan berlapang dada untuk meminta maaf kepada mereka yang terdampak Tragedi Hillsborugh.
Permintaan maaf tersebut merupakan respons dari Hillsborough Families Report yang dikirim mantan uskup Liverpool, Rt Revd James Jones KBE, pada tahun 2017.
Dalam pernyataannya, NPCC juga menjelaskan langkah mereka untuk go public ini baru bisa diambil setelah melalui sejumlah prosedur hukum dan hal-hal lainnya.
Publik tentu berharap reformasi di tubuh kepolisian ini bisa terwujud dengan sebaik-baiknya, terlebih soal crowd management dan kejujuran dalam bekerja.
Andy Marsh pun memastikan, Hillsborough Families Report yang sudah sampai ke tangan mereka ini nantinya akan masuk ke dalam materi pelatihan untuk rekrutan baru yang memasuki kepolisian.
Ia juga menitikberatkan betapa pentingnya transparansi dan bersikap jujur ketika terjadi kesalahan dalam bertugas.
Bahkan, ia berharap bisa menciptakan layanan polisi yang modern dan dinamis, yang bertindak tanpa rasa takut dan memihak, serta dengan integritas dan empati.
Sumber: news.npcc.police.uk