Muncul Lagi dengan Ide Mutakhir, European Super League Kini Bakal Diisi 80 Klub!
FOOTBALL265.COM – Real Madrid, Barcelona dan Juventus dilaporkan telah memimpin serangan untuk memanaskan kembali rencana kompetisi European Super League (ESL).
Para promotor European Super League atau Liga Super Eropa dilaporkan telah meluncurkan versi mutakhir dari proyek yang sempat terhenti dua tahun lalu.
Melansir Telegraph, Liga Super Eropa akan digelar dalam bentuk kompetisi multi-divisi yang terdiri dari 60 hingga 80 tim tanpa anggota tetap serta 14 pertandingan di setiap musim.
Keputusan untuk menggelar kompetisi tersebut dilakukan sebagai dorongan baru dari Real Madrid, Barcelona dan Juventus untuk menentang UEFA.
Proyek baru itu dilaporkan merupakan hasil dari percakapan dengan klub-klub di seluruh Eropa yang memiliki masalah keuangan.
Selama beberapa bulan terakhir, A22 dan ESL telah memfokuskan serangan mereka pada kekayaan Liga Inggris, karena mendominasi pasar transfer dan memengaruhi penyiaran menjadi kurang menguntungkan.
Hanya saja, masih belum diketahui secara rinci bagaimana 60 hingga 80 tim itu untuk keluar dari kompetisi dan bergabung dengan ESL.
Padahal pada April 2021 lalu, ESL telah gagal dijalankan karena menawarkan keanggotaan tetap kepada klub-klub seperti duo Manchester, Liverpool, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotspur.
Kendati demikian Madrid, Barcelona dan Juventus masih enggan untuk membocorkan format baru Liga Super Eropa meskipun banyak pertanyaan terkait sistem kerja kompetisi tersebut.
Oleh karena itu, sejumlah pihak seperti presiden LaLiga Javier Tebas turut memberikan komentar atas rencana baru kompetisi Liga Super Eropa.
1. European Super League Kembali Memanas
Beberapa waktu setelah proyek Liga Super Eropa kembali memanas, Javier Tebas menjadi salah satu orang pertama yang turut memberikan tanggapan.
Presiden LaLiga itu menyebutkan bahwa Liga Super Eropa seperti serigala yang sedang menyamar untuk menipu sepak bola Eropa.
Dia juga turut menyoroti kompetisi multi-divisi serta mengklaim bahwa divisi teratas hanya berlaku bagi mereka klub pendiri.
“Liga Super Eropa adalah serigala yang hari ini menyamar sebagai nenek untuk mencoba menipu sepak bola Eropa, tetapi hidung dan giginya terlalu besar,” kata Javier Tebas.
“Empat divisi di Eropa? Tentu saja (divisi teratas) hanya untuk mereka (klub pendiri), seperti pada rencana mereka pada 2019. Tata kelola klub? Tentu saja hanya dari mereka yang besar,” sambungnya.
Sementara itu, meskipun menerima sejumlah ejekan tetapi promotor Liga Super Eropa tetap percaya dengan proyek yang mereka lakukan kali ini.
Seperti yang disampaikan oleh Bernd Reichart, kepala eksekutif A22, mengklaim bahwa sepak bola Eropa sedang berada pada kondisi ‘kritis’.
Kendati demikian, dengan bergabung ke European Super League (ESL) bukan berarti klub akan meninggalkan liga domestik. Melainkan, proyek itu hanya untuk menggantikan kompetisi UEFA.
Sumber: Telegraph